Gridhot.ID - DE yang merupakan karyawan BUMN PT KAI telah ditangkap Densus 88 akibat dugaan terlibat terorisme.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Densus 88 menangkap DE di Jalan Raya Bulak Sentul, RT 007/RW 027, Harapan Jaya, Bekasi Utara.
DE disebut aktif sebagai anggota ISIS dan melakukan propaganda jihad di sosial media.
DE juga pernah membuat unggahan dalam media sosial Facebook berupa poster digital berbahasa Arab dan Indonesia kepada pimpinan ISIS yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
Tersangka bahkan ditangkap dengan barang bukti sejumlah peluru dan senjata api di rumahnya.
Dia juga tergabung dalam grup media sosial Telegram bernama BEL4J4R PEDUL1 MUH4J1R. Grup itu adalah grup khusus penggalangan dana.
Bahkan, DE disebut menjadi admin dan pembuat beberapa channel atau saluran Telegram 'Arsip Film Dokumenter dan Breaking News' yang adalah channel perkembangan teror global yang di terjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Yang paling mengejutkan, DE ternyata memiliki rekening yang berisi uang hingga miliaran Rupiah.
Dikutip Gridhot dari Surya, DE, karyawan PT KAI yang menjadi tersangka teroris ternyata menyimpan uang miliaran rupiah di dalam rekening bank.
Hal ini terungkap setelah Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mendalami beberapa rekening atas nama DE setelah karyawan PT KAI ini ditangkap di rumahnya daerah Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (14/8/2023).
Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana saat dihubungi, Kamis (17/8/2023) memastikan telah memblokir rekening-rekening DE di beberapa bank.
Baca Juga: Bank Soal BUMN 2023, Ini Contoh Soal TKB PT KAI, Lengkap dengan Kunci Jawaban
"Kami melaksanakan kewenangan kami (untuk pemblokiran) sesuai UU Nomor 8/2010," ujar Ivan Yustiavandana.
Ivan pun mengatakan PPATK bakal berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror Polri terkait pemblokiran itu.
"Kami koordinasikan dengan Densus 88 ya," ucap Ivan.
Lalu, darimana uang miliaran di rekening milik DE tersebut?
Hingga kini, baik PPATK maupun polisi belum mengungkapkan hal itu.
Sebelumnya, Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar sebelumnya mengatakan akan melibatkan PPATK untuk mendalami aliran dana dan transaksi yang dilakukan tersangka terorisme, inisial DE.
Menurut Aswin, pendalaman soal aliran dana diperlukan lantaran DE memiliki akun marketplace atau platform jual-beli barang.
“Akan bekerja sama dengan pihak berwenang lainnya, masalah keuangannya, online ataupun marketplace atau perdagangan online, akun akun dengan platform media berarti dan lain-lain sebagainya,” kata Aswin saat dikonfirmasi, Rabu (16/8/2023).
Aswin juga mengatakan akun marketplace milik DE menjual mainan yang berkaitan dengan unsur militer, seperti menjual pelengkapan hingga baju taktikal.
Namun, penyidik Densus 88 menduga akun tersebut adalah kamuflase DE untuk menyembunyikan dan melakukan jual-beli senjata api (senpi).
Pasalnya, polisi sebelumnya juga mengamankan sebanyak 16 senjata api baik laras panjang maupun pendek serta sejumlah amunisinya di kediaman DE.
Baca Juga: Kereta Api Tabrak Truk di Semarang, Bisakah KAI Minta Ganti Rugi ke Perusahaan Pemilik Truk?
“Untuk menyamarkan aktivitasnya terkait dengan barang-barang ini, sehingga kalau kita bilang wajar dia menyimpan peluru, karena dia jualan,” ujar Aswin.
“Dan ini masih didalami juga sebenarnya, sejauh mana aktivitas akun yang bersangkutan tersebut di marketplace. Apakah memang benar-benar sebagai jualan saja untuk mencari uang, atau juga sebagai sarana-sarana lainnya,” sambungnya.
Terkait aktivitas DE di marketplace juga sempat diungkapkan mertua DE ke para tetangganya.
Septa Sefriani (41) tetangga DE mengaku sempat berbincang dengan keluarga DE yang mengaku sama sekali tidak mengetahui aktivitas DE dalam jaringan teroris.
"Disampaikan sama ibunya tadi ‘kami sih enggak tahu menahu karena memang menantu saya jualan online’, tapi enggak tahu juga jualan apa," kata Septa menceritakan perbincangan dengan keluarga DE.
Saat berbincang dengan keluarga DE, sang istri tidak banyak bicara. Hanya mertuanya saja yang meladeni warga yang masuk ke dalam rumah untuk memberikan bantuan makanan.
Septa tidak tahu secara pasti, apakah sang istri mengetahui suaminya menyimpan belasan senjata api dan ratusan butir peluru.
Jika dilihat dari jumlahnya, sangat tidak mungkin keluarga serumah tidak mengetahui DE menyimpan senjata api dalam jumlah banyak.
"Otomatis mungkin tahu ya, cuman kan mereka tidak terlibat kali," ujar Septa.
(*)