Dulu Bisa Putar Uang Rp200 Miliar dalam Sehari, Pasar Tanah Abang Sempat Jadi Kebanggaan Jusuf Kalla Sebagai Simbol Kekuatan Ekonomi

Kamis, 21 September 2023 | 16:00
Sekretariat Negara

Presiden Jokowi saat sedang mengunjungi Pasar Tanah Abang

Gridhot.ID - Pasar Tanah Abang kini sedang dalam kondisi sepi pengunjung.

Pasar Tanah Abang yang berada di Jakarta Pusat kini nampak lengang.

Hal ini tak terjadi di Pasar Tanah Abang beberapa tahun lalu.

Pasalnya, tempat tersebut seharusnya menjadi salah satu pasar dengan perputaran uang yang luar biasa.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki sendiri kini sedang berusaha melakukan investigasi terkait penyebab sepinya Pasar Tanah Abang.

"Ini memang ada arus barang yang masuk ke Indonesia, consumer goods yang sangat murah," ucap Teten saat mengunjungi Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2023).

"Sehingga, produk lokal tidak bisa bersaing baik di offline (luring) maupun online (daring). Ini sangat murah, enggak masuk akal," ucap Teten menambahkan.

"Apakah produk-produk yang barang-barang consumer goods yang masuk ke Indonesia ini ilegal atau memang kita terlalu rendah menerapkan tarif bea masuk," tutur Teten.

"Jadi nanti saya akan lihat lagi ya tadi apakah barang-barang yang masuk ke kita ini yang sangat murah ini ilegal atau legal atau memang kita terlalu murah atau terlalu mudah (impor)," ucap Teten.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Pasar Tanah Abang dahulu menjadi salah satu kebanggaan Jusuf Kalla.

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla kerap berceloteh soal pentingnya membangun perekonomian di sektor riil.

Baca Juga: Mayat Terbungkus Plastik di Cijeran Sempat Berteriak Takbir dan Istighfar dari dalam Kontrakan Sebelum Ditemukan Tewas, Warga: Saya Takut Ikut Campur

Bahkan Kalla menilai perekonomian di sektor riil seperti di Pasar Tanah Abang lebih penting daripada perekonomian di pasar uang.

Hal itu sudah ia kemukakan sejak menjabat wakil presiden saat mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Saat itu Kalla mengomentari ambruknya pasar saham di Amerika Serikat yang mengakibatkan krisis moneter global pada 2008.

Saat itu Kalla menilai krisis moneter global yang berpangkal dari AS tak akan terlalu berpengaruh terhadap perekonomian indonesia yang kuat di sektor riil.

"Kecuali kalau yang jatuh itu Pasar Tanah Abang, Pasar Senen, Pasar Baru di Makassar, Pasar Klewer di Solo (baru berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia)," ujar Kalla pada 2008.

Pentingnya membangun sektor riil seperti aktivitas perekonomian di pasar rakyat kembali ditekankan Kalla saat ia mendampingi Presiden Joko Widodo.

Kalla menyatakan pembangunan ekonomi di sektor riil seperti di pasar rakyat lebih penting daripada meningkatkan pertumbuhan di pasar uang seperti saham dan lain sebagainya.

"Finansial penting, tetapi lebih penting lagi produksi karena apabila finansial menjadi yang utama, kalau orang bicara pasar, pasar, saya sendiri tidak nyaman. Pasar apa yang dimaksud? Karena itulah, maka saya katakan, selalu (mementingkan) pasar itu boleh, tetapi yang paling penting itu Pasar Tanah Abang, Pasar Senen," kata Kalla dalam acara Economy and Market Outlook 2015 di Jakarta, Kamis (29/1/2015).

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Pasar Tanah Abang sendiri memang memiliki perputaran uang yang luar biasa di maa lalu.

Pada tahun 2013, Ketua Majelis Pertimbangan Assosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) DKI Jakarta Hasan Basri mengatakan, perputaran uang di pasar Tanah Abang mencapai Rp 200 miliar per hari.

Angka ini jelas sangat besar dan membuat pasar tersebut menjadi salah satu tonggak ekonomi Jakarta.

Baca Juga: 3 Weton Jadi Jutawan Jika Berprofesi Pedagang Menurut Primbon Jawa

"Perputaran uang di Tanah Abang itu setiap hari sedikitnya Rp 200 miliar per hari. Itu dengan perhitungan 20.000 kios kali Rp 10 juta," katanya.

"Kalau harga kios terendah saja dihitung maka Blok A punya Rp 6 triliun. Blok B kali Rp 1 miliar sekitar 4 triliun. Bisa dibayangkan harga kios di Blok A dan B saja sudah Rp 10 triliun. Makanya pengelola Tanah Abang kaya raya," jelasnya kala itu.

Namun sayang, Pasar Tanah Abang kini harus bekerja keras di tengah gempuran era belanja online.

Pemerintah juga sudah mulai turun tangan untuk mengatasi tentang regulasi perdagangan online.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews