Find Us On Social Media :

Karakter Weton Minggu Pon, Siap Bersahabat dengan Siapa Saja dan Kuat Menderita

Ilustrasi karakter weton Minggu Pon

Seandainya mongso ‘Kapat’ ini menjadi pemimpin, maka dia tidak akan berat sebelah dalam memutuskan segala sesuatunya, karena perbuatannya adil dan bijak.

Sejak masih anak-anak, remaja, maupun setelah tua, selalu menjadi penasihat bagi orang-orang yang sedang mengalami kesulitan, bahkan mereka yang datang meminta nasihat usianya lebih tua daripadanya.

Kelahiran mongso ‘Kapat’ dalam pergaulannya sangat baik, sopan, dan dapat membawa diri, benar-benar mengagumkan dan disenangi dalam pergaulan dengan orang di sekitarnya.

Mereka juga selalu dalam kesenangan dan rezekinya melimpah, mudah mencari uang, maka tidak heran bila terlihat selalu gembira dan banyak senyum, sehingga banyak teman, banyak pengagum, tetapi banyak juga orang yang ingin mencelakainya.

Meskipun kemudian orang-orang yang memusuhinya itu berbalik menjadi orang kepercayaan atau baik padanya.

Berdasarkan Primbon Jawa, wuku Dukut berada dalam naungan Dewa Bethara Sakri, yang keras hatinya.

Mereka yang lahir pada wuku Dukut memiliki watak waspada, tajam pikirannya, segala yang dilihatnya berhasrat dipunyainya.

Mereka juga dicintai oleh para pembesar, liar dan tinggi budinya, harapannya besar, dan senang tinggal di tempat yang sunyi.

Tetapi mereka yang lahir pada wuku Dukut juga hemat dan pendiam, mereka juga tidak boleh didekati.

Kelahiran wuku Dukut memiliki bahaya bila berada di medan perang, untuk itu penangkalnya dengan selamatan nasi tumber beras dikukus (dang-dangan) senilai beras zakat fitrah, dengan lauk ayam putih mulus yang dipanggang dan bubur merah.

Lalu, saat wukunya berjalan selama tujuh hari, sebaiknya menghindari bepergian yang menuju ke arah barat daya.

Baca Juga: Karakter Weton Minggu Legi, Sangat Baik Hati dan Paling Cocok Jadi Pengusaha

Wuku Dukut adalah saat yang baik untuk memperbaiki rumah, membuka kebun, mencari jodoh, serta membuat obat dan sesaji.

Namun, tidak baik untuk mencari nafkah dan berguru ilmu kebatinan.

Anda boleh saja tidak percaya dengan ramalan tersebut di atas, tetapi anggap saja sebagai tambahan pengetahuan akan budaya bangsa Indonesia yang kaya.

(*)