Gridhot.ID - Innalillahi wa innailaihi rojiun, pernah ada tragedi yang mengguncang Indonesia beberapa tahun lalu.
Diketahui tragedi tersebut membuat 13 prajurit terbaik bangsa yang sedang dalam misi negara meninggal dunia gugur dalam tugas.
Tragedi tersebut terjadi di tahun 2016 di Poso, Sulawesi Tengah.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, helikopter Bell 412 EP dengan nomor registrasi HA-5171 tersebut membawa 13 prajurit TNI AD yang bertugas dalam pelaksanaan Operasi Tinombala gabungan Polri dan TNI untuk memburu kelompok teroris Santoso.
Dikutip dari Buku Pintar Kompas 2016, dijelaskan helikopter tersebut berangkat dari Napu menuju Poso pada pukul 17.20 Wita.
Pada pukul 17.55 wita, helikopter jatuh di Kelurahan Kasiguncu, Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Diduga helikopter jatuh akibat cuaca buruk.
Menurut Kepala Subbidang Informasi Meteorolgi Penerbangan Siti Kuni Masrohati, dari data di Bandara Kasiguncu, angin berhembus dari utara ke selatan dengan kecepatan 9 kilometer per jam pada pukul 17.00 Wita.
Saat itu hujan turun dengan jarak pandang 6 km dan sebagian langit tertutup awan dengan tinggi dasar awan 500 meter disertai awan kumolonimbus.
Presiden Joko Widodo menyampaikan duka yang mendalam atas gugurnya 13 prajurit TNI AD.
Semua korban dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta pasa 22 Maret 2016.
Kecelakaan helikopter tersebut adalah kecelakaan alutista milik TNI yang ketiga sejak tiga bulan terakhir.
Pada 20 Desember 2015 pesawat latih Golden Eagle T-50i buatan tahun 2013 jatuh di Yogyakarta.
Setelah itu pada 10 Fenruari 2016 pesawat super Tocano buatan Embraer Brasil tahun 2011 jatuh di Malang.
Berikut 13 nama prajurit yang gugur saat kecelakaan helikopter di Poso:
- Brigadir Jenderal (TNI) Anumerta Saiful Anwar
- Brigjen (TNI) Anumerta Heri Setiyadi
- Brigjen (TNI) Anumerta Ontang RP
- Kolonel Cpm Anumerta Tedy
- Letnan Kolonel Inf Anumerta Faqih
- Mayor Ckm Anumerta dr Yanto
- Prajurit Satu Anumerta Kiki
- Mayor Cpn Anumerta Agung
- Kapten Cpn Anumerta Wiradi
- Letnan Satu Cpm Anumerta Tito
- Sersan Satu Sanumerta Karmin
- Sersan Kepala Anumerta Bagus
- Prajurit Kepala Anumerta Bangkit
"Wajah mereka berduka tetapi dihati mereka ada kebanggaan seperti yang disampaikan oleh putri Brigjen TNI Anumerta Saiful Anwar Danrem Tadulako kepada saya, Salsabila (16) menyampaikan ayah saya seorang yang taat beragama selalu Sembahyang berjamaah, jiwanya hanya untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Gatot saat memberikan pidato persemayaman Jenazah para korban, di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Selasa, (22/3/2016).
Panglima TNI atas nama seluruh prajurit TNI dimanapun bertugas dan berada serta keluarga almarhum yang telah gugur.
Dirinya juga mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang luar biasa, karena Presiden Joko Widodo beserta ibu dapat hadir disini memberikan penguatan kepada para prajurit.
"Kami semuanya sangat bangga kepada Presiden RI. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih yang telah memberi perhatian lebih bagi prajurit TNI yang gugur dalam tugas," katanya.
Dirinya juga mengucapkan terimakasih pada Presiden RI, karena telah memberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula.
"Melalui keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2016 tanggal 21 Maret 2016 tentang kenaikan pangkat luar biasa kepada semua yang gugur, ini suatu kehormatan yang sangat luar biasa bagi kami prajurit TNI," kata Gatot.
Lebih lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat kejadian, melaporkan kepada Presiden, kemudian beliau memerintahkan untuk mewakili Presiden RI datang ke Palu untuk melihat almarhum jenazah dan menengok kerumah duka serta berangkat ke Napu tempat Posko Komando Tinombala dalam rangka memberikan semangat kepada semua prajurit agar tetap berjuang.
"Saya pun diperintahkan ke TKP untuk melihat tempat Heli jatuh, kemudian saya kembali ke Poso membawa jenazah untuk diidentifikasi di Rumah Sakit Polri Kramatjati, selanjutnya Presiden RI memerintahkan menyiapkan satu tempat yang sangat terhormat yang diidam-idamkan semua prajurit yaitu Taman Makam Pahlawan Kalibata," kata Panglima TNI.
Dirinya menegaskan bahwa Operasi Tinombala yang merupakan operasi gabungan TNI-Polri dalam rangka mengejar kelompok teroris pimpinan Santoso.
Operasi Tinombala akan tetap berlangsung walaupun telah terjadi insiden jatuhnya Helikopter di Desa Kasiguncu Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso Sulawesi Tengah.
(*)