Gridhot.ID - Innalillahi wa innailaihi rojiun, sosok guru besar psikologi Indonesia ini meninggal dunia.
Meski telah lama meninggal dunia, sosok guru besar psikologi Indonesia tersebut masih terus dikenang banyak orang berkat jasanya di dunia pendidikan dan ilmiah Indonesia.
Sosok yang telah meninggal dunia tersebut adalah sang psikolog Sarlito Wirawan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, menurut menantu Sarlito, Orchida Ramadhania, mertuanya meninggal karena sakit pencernaan.
"Kemungkinan pendarahan usus, (sakitnya sudah) berat," ujar Orchida saat dihubungi, Selasa (15/11/2016).
Almarhum meninggalkan seorang istri, Sri Prastiwi dan tiga orang anak: Untung Adha Saryanto, Astrid Novianti dan Aditya Suryatin Sarwono.
Orchida menjelaskan, Sarlito sempat menjalani perawatan sejak pekan lalu sebelum akhirnya meninggal dunia.
"Jadi, hari Senin (7/11/2016) masih diminta datang ke Bareskrim terkait kasus Ahok, mungkin terlalu capek. Esoknya, Selasa (8/11/2016), sudah dijadwalkan meeting di Singapura ada riset soal terorisme dan deradikalisasi, namun karena kondisinya berangsur menurun, lalu diturunkan dari pesawat," tutur Orchida.
Setelah itu, lanjut Orchida, Sarlito dibawa ke Rumah Sakit Siloam Asri di Jalan Duren Tiga, Mampang, Jakarta Selatan.
Di rumah sakit itu, Sarlito langsung dimasukan ke ruang ICU untuk diperiksa.
"Ternyata HB (Hemoglobin)nya rendah. Jadi memang sudah pendarahan di usus," kata dia.
Orchida menceritakan, karena tekanan darahnya terus menurun, Sarlito sempat kritis pada Selasa malam itu.
Namun kemudian, kondisinya berangsur membaik setelah beberapa hari dirawat.
"Terutama hari Kamis, Jumat, Sabtu. Tapi drop lagi dihari Minggu," kata Orchida.
Dokter RS Siloam Asri pun, kata Orchida, "angkat tangan" atas kondisi Sarlito.
Kemudian, menyarankan agar Sarlito dipindahkan ke RSCM atau RS PGI Cikini. Hanya dua RS tersebut yang menjadi rujukan. Sebab, di kedua RS itulah peralatan medis untuk penyakit yang diderita Sarlito tersedia lengkap.
"Namun karena RSCM full, maka dipindahkannya ke RS Cikini," kata Orchida.
Ia menambahkan, rencananya Jenazah Sarlito akan disemanyamkan di Rumah Duka Komplek UI Ciputat nomor 6, Ciputat, Tangerang dan dimakamkan di Giri Tama Tonjong, Parung, setelah waktu salat Zuhur.
Dikutip Gridhot dari Warta Kota, sepekan sebelum meninggal, Sarlito sempat dimintai pendapat soal dugaan kasus penistaan agama yang menyeret Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Sarlito Wirawan lahir di Purwokerto, 2 Februari 1944. Dia meraih gelar sarjana psikologi dari Universitas Indonesia pada 1968.
Ayah dua putra dan satu putri itu juga aktif di sejumlah organisasi, antara lain Himpunan Psikologi Indonesia, International Council of Psychologist (ICP), Society of Psychological Studies on Social Issues (SPSSI), Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia.
Pria yang akrab dipanggil Ito ini juga sempat menjabat Dekan Fakultas Psikologi UI periode 1997-2004, selain juga aktif mengajar sebagai dosen.
Selain di dalam negeri, Sarlito juga berkesempatan menjadi dosen tamu di beberapa kampus di luar negeri, antara lain di Unviersity of Nijmegen Belanda pada 1996 dan Cornell University Amerika Serikat pada 1996.
Sarlito kerap dimintai pendapat sebagai ahli dalam sejumlah kasus pidana.
Terakhir, publik mengenalnya saat menjadi ahli dalam persidangan kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso, September lalu. Sarlito saat itu dihadirkan oleh jaksa penuntut umum.
Lalu, dia meneruskan studinya ke Universitas Edinburg di Skotlandia dan Universitas Leiden di Belanda.
Sarlito juga meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia. Almarhum menjadi Guru Besar Fakultas Psikologi UI pada 1991.
Sarlito mengajar di Fakultas Psikologi UI sejak 1968.
Psikolog yang dikenal ramah ini juga sempat menjadi konsultan di beberapa perusahaan swasta dan lembaga pemerintah.
Penerima penghargaan Satyalencana Dwidyasistha dari Menteri Pertahanan dan Keamanan ini menerjemahkan dan menulis banyak buku bertema psikologi.
Sarlito juga sempat menjadi saksi ahli dalam kasus viral kopi sianida yang menjerat Jessica Wongso karena membunuh Wayan Mirna Salihin.
(*)