Gridhot.ID - Kasus kematian Hamka bos travel umrah kini bersama bayinya di rumah Koja, Jakarta Utara, hingga kini masih menjadi misteri.
Dikutip Gridhot dari Tribun Jakarta, warga dan aparat setempat yang pertama kali mendobrak rumah Hamka hanya menemukan istri dan anaknya yang masih hidup dalam keadaan lemah.
"Habis dibawa ke rumah sakit pelabuhan, (istri Hamka) udah sadar. Terus ditanya, katanya 'itu bukan suami saya yang meninggal'.
Di bidan itu dikasih makan, anaknya itu segera makan, makannya lahap," kata Serda Bambang Babinsa Koramil 01 Koja Kodim 0502 Jakarta Utara.
Sebelumnya, istri dari pria bernama Hamka Rusdi (50) itu linglung setelah ditemukan lemas di dalam rumahnya kawasan Tugu, Koja, Jakarta Utara pada Sabtu (28/10).
Dalam tayangan wawancara di Youtube iNews TV, Serda Bambang mengaku langsung menyelamatkan anak korban yang selamat.
Posisi anak Hamka yang selamat itu berada di dalam kamar tidur.
"Yang umur empat tahun yang anak cewek, kita keluarin, terus yang satunya kita lihat udah meninggal anak yang umur dua tahun," ungkap Serda Bambang.
"Kalau yang masih hidup ya kondisinya lemas, nangis. Habis itu kita amanin, kita ambil dari dalam kamar kita keluarin, dia nangis kejer," ucap Serda Bambang.
Polisi pun masih berusaha untuk menyelidik kondisi kesehatn kedua korban.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, kondisi kesehatan pengusaha travel umrah bernama Hamka (50) tampak tak baik-baik saja sebelum ditemukan tewas membusuk bersama anak bungsunya.
Jenazah Hamka dan anaknya AQ (10 bulan) ditemukan membusuk dalam rumah di Jalan Balai Rakyat V Nomor 12, RT 006, RW 003, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (28/10/2023).
Para tetangga dan orang-orang di sekitar lingkungan rumah mengatakan hal serupa, kondisi Hamka tak terlihat sehat hingga akhirnya tewas di dalam rumahnya.
Terlihat lemas
Seorang pedagang bernama Fitra (36) menceritakan percakapan terakhirnya dengan Hamka sekitar awal Oktober 2023.
Fitra yang kala itu sedang berdagang di samping rumah Hamka sempat merasa heran. Pasalnya, Hamka terlihat lemas.
"Saya sempat tanya, 'Pak Hamka, kok tumben lemes amat?'" kata Fitra saat ditemui, Selasa (31/10/2023).
Dalam percakapan itu Hamka mengaku bahwa dirinya sedang kurang sehat.
Setelah percakapan singkat dan membeli dagangan Fitra, Hamka langsung masuk ke rumah.
"Semenjak itu, kirain saya pergi orangnya. Ya sudah, enggak kepikiran dia ada di rumah," tutur Fitra.
Sakit tenggorokan
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Gidion Arif Setyawan mengatakan, Hamka sempat mengeluh sakit tenggorokan sebelum akhirnya ditemukan tewas di rumahnya.
"Penelusuran jejak gadget sebelumnya, komunikasi antara H dengan keluarganya ada menyebut keluhan tentang sakit tenggorokan yang dia keluhkan," ujar Gidion, Senin (30/10/2023).
Meski begitu, Gidion belum bisa memastikan apakah keluhan Hamka terhadap keluarganya itu berkaitan dengan penyebab kematian.
Pada tubuh Hamka tidak ditemukan luka terbuka atau sayatan. Namun, ada darah di dekat jasad ayah dua anak itu.
"Pada kasat mata, pada tubuh H tidak ditemukan luka terbuka. Pun ada darah di sekitar jasadnya. Tapi tidak ditemukan luka terbuka," kata Gidion.
Beli obat di warung kelontong
Sebelum ditemukan tewas, Hamka juga sempat membeli obat di warung kelontong milik Dila (35).
Menurut pemilik warung, Hamka mengeluhkan sakit pada kepalanya.
"Enggak sering sih (beli obatnya), terakhir itu saja. Yang sebelum ini. Mintanya beli obat sakit kepala," ungkap Dila saat ditemui Kompas.com, Rabu (1/11/2023).
Bukan hanya Hamka yang membeli obat. Istrinya, NP (30), juga sempat membeli obat di warung kelontong milik Dila.
"Istrinya obat diare. Kan suaminya dulu beli obat, baru istrinya. Terakhir ketemu ya itu," ujar Dila.
Seingat Dila, NP membeli obat diare pada 16 Oktober 2023.
Sementara Hamka, membeli obat sakit kepala beberapa hari sebelumnya.
"Kalau enggak salah, Pak Hamka beli obat sakit kepalanya tanggal 14 atau 15 (Oktober) gitu," tutur Dila.
Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Metro Jakarta Utara juga menelusuri kemungkinan kematian Hamka dan anak bungsunya karena keracunan.
Oleh karena itu, tim Indonesia automatic fingerprint identification system (Inafis) melibatkan ahli toksikologi dalam olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Selasa (31/10/2023).
"Ahli toksikologi forensik juga kami pandang perlu guna mengidentifikasi ada (atau) tidaknya unsur-unsur keracunan, obat-obat keras, yang berhubungan dengan kematian almarhum," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Iver Son Manossoh, Selasa.
Bukan hanya itu, tim Inafis juga melibatkan ahli histopatologi forensik dan ahli psikologi forensik untuk mengungkap penyebab kematian keduanya.
Sejauh ini, berdasarkan hasil otopsi, Hamka sudah meninggal dunia selama 10 hari sebelum akhirnya membusuk di rumahnya.
AQ sudah meninggal dunia selama tiga hari sebelum ditemukan.
Kedua jasad ayah dan anak itu ditemukan setelah warga mencium bau busuk dari dalam rumah.
Pada saat bersamaan, istri Hamka bersama anak sulungnya, AD (3), juga ditemukan di dalam rumah tersebut dalam kondisi lemas.
Pihak kepolisian belum bisa memeriksa istri Hamka karena kondisinya memprihatinkan.
Padahal, NP disebut-sebut sebagai saksi kunci untuk mengungkap penyebab kematian Hamka dan AQ.
(*)