Detik-detik Mengerikan Nakes di Yahukimo Disandera dan Disiksa KKB Papua, Dikira Intelijen Sampai Ada yang Dipotong Tangannya

Sabtu, 04 November 2023 | 15:13
(KOMPAS.com/Dhias Suwandi)

Bupati Yahukimo Didimus Yahuli sedang menjenguk salah satu Nakes yang menjadi korban penganiayaan di Distrik Amuma, pada Selasa (31/10/2023). Saat ini seluruh korban berada di RSUD Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Rabu (1/11/2023)

Gridhot.ID - Sebagian wilayah di Papua diketahui sedang diserang bencana kelaparan.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menjelaskan kalau cuaca ekstrem membuat beberapa wilayah di Papua mengalami kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan pertanian.

Wilayah di pegunungan tengah dan pegunungan puncak Papua, kata Muhadjir, berada di atas ketinggian sampai 4.000 meter permukaan laut sehingga udaranya sangat tipis.

Selain itu, akibat pemanasan global, salju di atas gunung Jaya Wijaya menjadi sering meleleh.

"Meleleh kemudian membikin embun. embun salju inilah yang sering kemudian punya dampak buruk terhadap hasil pertanian menjadi busuk," ungkap Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (31/10/2023).

Cuaca ekstrem ini membuat umbi-umbian jadi tidak layak dikonsumsi.

Pemerintah pun terus berusaha mengirimkan bantuan makanan ke berabagai wilayah terdampak.

Bahkan para nakes juga ditugaskan di beberapa wilayah terdampak bencana kelaparan untuk kemudian membantu kesehatan para masyarakat.

Namun sayang, para nakes tersebut malah mendapatkan perlakuan keji dari para Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Angganita Mandowen (41), salah satu tenaga kesehatan (nakes) menceritakan detik-detik menegangkan saat Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mendatangi dan menganiaya dirinya dan rekan-rekannya pada Selasa (31/10/2023).

Peristiwa itu terjadi saat Angganita dan empat rekannya ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan untuk melakukan pelayanan kesehatan di Distrik Amuma, Yahukimo, Papua Pegunungan setelah beredar kabar kelaparan.

Baca Juga: Isi Rekeningnya Rp 76,2 Miliar, Lukas Enembe Ngaku Jadi Orang Paling Jujur di Papua: Tidak Ada Gratifikasi!

Adapun empat nakes lain selain Angganita yaitu Danur Widuran, Ferdinandus Suweni, Adrianus Erdwarder Harapan, dan Sandi Ransa.

Dituding intelijen

Angganita mengungkapkan, KKB menyerang mereka saat para nakes saat menunggu kedatangan pesawat yang akan menjemput mereka dari Distrik Amuma, Selasa (31/10/2023).

Sedangkan mereka diketahui telah melakukan pelayanan kesehatan di wilayah itu sejak Senin (30/10/2023).

"Mulanya mereka berempat (empat rekan-rekan Angganita) ke tempat radio SSB untuk menanyakan pesawat datang jam berapa (karena tidak ada jaringan telekomunikasi)," kata Angganita saat ditemui oleh Kompas.com di Dekai, Rabu (1/1/2023).

Tiba-tiba sekitar 30 orang tak dikenal yang ternyata adalah KKB mendatangi mereka sembari membawa senjata.

Angganita yang ketakutan segera meminta semua rekannya masuk ke dalam kamar.

"Pas turun kami sedang berada di rumah perawat, adik (rekan Angganita yang benama Adrianus Erdwarder) yang dengar dari ujung bandara sudah berteriak, saya bilang masuk semua satu kamar, tidak boleh ada yang keluar," kata dia.

Namun lantaran panik, salah satu nakes Adrianus melompat ke luar jendela dan langsung diserang oleh anggota KKB yang berada di luar.

"Dia (Adrianus) lompat ke luar jendela, dia dipotong tangannya," paparnya.

KKB mengira para nakes tersebut adalah intelijen dan menuding Angganita sedang menyamar. Kelompok itu lalu menganiaya para nakes.

Baca Juga: 2 Pramugari Ini Terseret Kasus Lukas Enembe, Ada yang Diduga Antar Uang Puluhan Miliar Pakai Jet Pribadi, KPK: Perintah dari Tersangka

"Saya masih pakai atribut masyarakat, kemudian pelaku kaget, saya bilang kami tim kesehatan. Pelaku bertanya kalian menyamar, lalu mereka kumpulkan kami semua," ujar dia.

Sempat sebut identitas

Anggota KKB itu kemudian menganiaya para tenaga kesehatan hingga lima orang termasuk Angganita mengalami luka-luka.

"Mereka semua ditendang dipukul, saya halau mereka lalu kami semua diminta KTP untuk meyakinkan bahwa kami betul tenaga kesehatan," paparnya.

Menurut Angganita, KKB melunak dan tak membunuh mereka setelah melihat kartu identitas para nakes.

"Puji Tuhan dengan KTP dan apa yang kami kumpulkan, kami semua tidak dibunuh," katanya.

Kelompok itu, lanjut Angganita, sempat menyebutkan identitas mereka saat melakukan penganiayaan.

"Mereka sempat bilang, kami dari Batalyon Silimo Kodap XVI Yahukimo," ujarnya. Alami luka-luka

Akibat penganiayaan tersebut para nakes mengalami luka-luka. Angganita Mandowen mengalami lebam di bagian mata, Sandi Ransar lebam di pipi kiri, Ferdinandus Suweni lebam mata, belakang telinga, dan rusuk kanan.

Kemudian dr. Danur Widura mengalami lebam di wajah, punggung belakang, dan luka rusuk kiri.

Baca Juga: Lukas Enembe Diduga Beli Jet Pribadi, BAP Sosok Ini Ungkap Kode 01 Bikin Eks Gubernur Papua Dapat Uang Cash Rp 19,2 Miliar

Adapun Adrianus Edwardus mengalami luka robek tangan kiri dan lebam di bagian punggung belakang serta wajah. Lalu luka robek di bibir bawah.

"Dokter sama adik perawat sepertinya rusuknya patah kalau saya karena banyak baku melawan, muka saya ditendang," papar Angganita.

Para nakes tersebut selanjutnya dievakuasi dari Distrik Amuma ke Jayapura.

Bupati kecewa

Bupati Yahukimo Didimus Yahuli mengaku kecewa dengan aksi KKB menyerang tenaga kesehatan di Distrik Amuma.

Menurutnya, para nakes ditugaskan ke wilayah pelosok untuk tujuan mulia. Mereka telah berada di Amuma sejak Senin (30/10/2023) untuk memeriksa masyarakat yang dikabarkan mengalami bencana kelaparan.

"Saya sangat kecewa terhadap kejadian penganiayaan yang menimpa para nakes karena keberadaan mereka di Amuma sangat mulia yaitu memberikan pelayanan kesehatan," papar Bupati Didimus, Rabu (1/11/2023) seperti dikutip dari Antara.

Bupati juga menegaskan, pelaku bukan merupakan warga Amuma karena masyarakat sekitar mengaku tak mengenal mereka.

"Selain itu tidak ada bencana kelaparan dan kondisi (masyarakat Amuma) dalam keadaan baik," katanya

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews, antara