Find Us On Social Media :

Apakah Weton Jawa Berpengaruh ke Nilai IPK di Kampus? Mahasiswa UGM Bongkar Penelitiannya

Ilustrasi mahasiswa

Gridhot.ID - Weton Jawa diketahui memiliki ilmu titen sendiri yang berpengaruh terhadap ramalan masa depan.

Diketahui selain ramalan peruntungan, weton Jawa juga digunakan untuk menilai karakter alami seseorang menggunakan ilmu titen Primbon Jawa.

Dikutip Gridhot dari Gramedia, weton adalah hari lahir dalam penanggalan Jawa.

Weton dipercaya bisa memiliki kaitan erat dengan Neptu.

Beberapa orang menyebut weton merupakan hari lahir.

Namun, jika dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, erton adalah hari lahir seseorang dengan pasarannya seperti Legi, Paing, Pon, Wage dan Kliwon.

Dalam budaya Jawa, weton tak hanya sekadar hari lahir saja, tetapi weton bisa dibilang sebagai penanggalan maupun perhitungan hari lahir dari seseorang yang kerap juga dijadikan sebagai sebuah patokan yang akhirnya merujuk pada ramalan tertentu.

Menurut kepercayaan Jawa, weton bisa berkaitan dengan ramalan peristiwa tertentu.

Di mana ramalan tersebut dapat ditelaah melalui siklus hari dalam kalender tradisional.

Selain itu, weton juga dipercaya memiliki keterkaitan dengan karakter seseorang. Itu artinya, watak dan perilaku seseorang bisa dilihat dari hari lahir mereka.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui tim PKM RSH melakukan penelitian menarik terkait weton atau penanggalan Jawa.

Baca Juga: Jodoh Terbaik Weton Selasa Pon, Harus Betah karena Bakal Sering Berdebat untuk Hal Sepele

Dilansir dari laman UGM, Selasa (7/11/2023), tim tersebut coba mengkaji pengaruh weton dalam proses pencapaian prestasi akademik.

Adapun tim yang diketuai Laras Tristant ini beranggotakan Muhammad Fernanda Dhiyaul Hak (FIB), Nurvania Rachmah (FIB), dan Sutan Adam Kusuma Tanaka (Filsafat).

Mereka dibimbing Fahmi Prihantoro, S.S., M.A., yang juga menyusun langkah mitigasi dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa UGM.

Menurut Laras, latar belakang penelitian berangkat dari fenomena lunturnya kebudayaan Jawa di tengah masyarakat, salah satunya adalah penanggalan Jawa kuno yang dikenal dengan istilah weton.

Weton saat ini dipahami hanya sebagai penentuan hari baik untuk melakukan acara-acara tertentu contohnya adalah penentuan hari pernikahan.

Bahkan weton juga sering dihubungkan dengan hal-hal yang gaib atau mistis. Kondisi ini diperkuat dengan adanya film-film horor yang bertemakan weton di dalamnya.

Sedang, budaya penanggalan weton bukan sebatas ramalan, kecocokan, penentuan hari baik saja, tetapi dalam konsep weton sendiri pada kebiasaan masyarakat jawa dulu juga digunakan sebagai arahan untuk meningkatkan keberuntungan dalam meraih suatu pencapaian.

Weton merupakan produk budaya Jawa berlandaskan kebiasaan masyarakat Jawa dalam menggunakan ilmu titen atau ilmu dalam melihat situasi di alam sekitar.

"Berangkat dari fenomena tersebut, kami mengangkat topik weton untuk melihat keterhubungan antara sistem penanggalan Jawa kuno dengan proses pencapaian di kehidupan sehari-hari," jelasnya.

Maka dari itu, mereka mencoba menghubungkan antara kepercayaan weton dengan proses pencapaian prestasi akademik.

Selain itu mereka juga melakukan penyusunan langkah mitigasi guna membantu masyarakat dalam mengambil tindakan terhadap sebuah tafsir kepercayaan sebagai peningkatan kualitas diri.

Baca Juga: 5 Weton yang Paling Cocok Masuk Jurusan Kuliah Teknik Mesin

Adapun penelitian tersebut melibatkan 100 responden yang merupakan mahasiswa UGM yang berasal dari suku Jawa.

Berdasarkan hasil penjabaran weton, Laras menyampaikan seseorang dengan sifat bawaan positif bisa menjadikan tafsiran sebagai motivasi untuk mendorong proses pencapaian prestasi akademik.

Sedangkan sifat bawaan yang cenderung negatif dapat digunakan sebagai peringatan untuk mengantisipasi hal buruk yang kemungkinan bisa terjadi pada individu dalam hal akademik.

Sementara, sifat bawaan seimbang antara baik dan buruknya dapat digunakan sebagai pengingat pada individu untuk digunakan sebagai motivasi atau sebagai peringatan bagi diri sendiri.

(*)