GridHot.ID - Menteri Warisan Budaya Israel, Amihay Eliyahu menyita perhatian dunia setelah melontarkan pernyataan yang membahas opsi serangan nuklir di Jalur Gaza.
Anggota partai sayap kanan Otzama Yehudit itu mengatakan kepada media Israel bahwa menjatuhkan "bom nuklir" di Gaza merupakan "sebuah pilihan" pada Minggu, 5 November 2023.
Terkait pernyataan kontroversisal Amihay Eliyahu, melansir aa.com.tr pada Kamis (9/11/2023), Menteri Luar Negeri Palestina Riad al-Maliki mengajukan keluhan resmi kepada International Atomic Energy Agency atau Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Menurut kantor berita resmi Palestina Wafa, al-Maliki mengirim surat resmi kepada Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi pada Rabu (8/11/2023).
al-Malki menyatakan bahwa ancaman nuklir "sepenuhnya konsisten dengan wacana yang berlaku di Israel" terhadap warga Palestina.
Lebih lanjut, al-Maliki menambahkan bahwa ancaman tersebut memerlukan "pengakuan resmi bahwa Israel memiliki senjata nuklir dan senjata pemusnah massal".
Dalam suratnya, diplomat tinggi Palestina mendesak pengawas nuklir PBB dan seluruh negara anggotanya untuk mengutuk Israel sekaligus mengambil tindakan terhadap ancaman menjatuhkan bom nuklir di Gaza.
Amihay Eliyahu Diskors
Melansir Al Arabiya, setelah pernyataan kontroversialnya soal menjatuhkan bom nuklir di Gaza, Menteri Warisan Budaya Israel Amihay Eliyahu langsung mendapatkan sanksi.
Perdana Menteri (PM) Isarel Benjamin Netanyahu pada Minggu, 5 November 2023, langsung menskors Amihay Eliyahu.
Amihay Eliyahu dilarang untuk menghadiri rapat kabinet yang diadakan oleh PM Israel Benjamin Netanyahu.
"Kata-kata Amichai Eliyahu tidak sesuai dengan kenyataan," tulis Benjamin Netanyahu dalam sebuah postingan di media sosial X.
"Israel dan IDF bertindak sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk mencegah kerugian bagi orang-orang yang tidak terlibat, dan akan terus melakukan hal tersebut hingga mencapai kemenangan," imbuhnya.
Respons Rusia
Melansir Aljazeera, para pejabat Rusia telah bergabung dengan negara-negara lain dalam menyatakan keprihatinan atas pernyataan seorang menteri muda Israel soal menjatuhkan bom nuklir di Gaza.
Reaksi Rusia itu muncul pada hari Selasa (7/11/2023), dua hari setelah Menteri Warisan Budaya Amihai Eliyahu, mengatakan dalam sebuah wawancara radio, bahwa opsi bom nuklir akan menjadi "salah satu cara" untuk menangani Gaza
Pernyataan Amihai Elihayu itu pun secara tak langsung menyiratkan bahwa Israel memiliki dan bersedia menggunakan senjata nuklir. Padahal, Israel telah lama menolak untuk secara terbuka mengakui apakah mereka memiliki senjata nuklir.
Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan bahwa masalah utamanya adalah Israel tampaknya mengakui bahwa mereka memiliki senjata nuklir.
"Pertanyaan nomor satu – ternyata kita sedang mendengarkan pernyataan resmi tentang keberadaan senjata nuklir?" ujar Zakharova seperti dikutip kantor berita pemerintah RIA.
"Jika demikian, lalu di manakah Badan Energi Atom Internasional dan inspektur nuklir internasional?" lanjutnya.
Untuk diketahui, federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan Israel memiliki sekitar 90 hulu ledak nuklir.
Pada hari Senin (6/11/2023), Amerika Serikat mengecam komentar Eliyahu sebagai sesuatu hal yang sepenuhnya tidak dapat diterima.
Baca Juga: Dituduh Punya Darah Yahudi, Ahmad Dhani Pernah Bikin Media Israel Naik Darah Gara-gara Video Ini
"Kami terus percaya bahwa penting bagi semua pihak dalam konflik ini untuk menahan diri dari retorika kebencian," kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel dalam sebuah pengarahan.
Pernyataan tersebut rupanya menuai kecaman dari seluruh dunia Arab dan Iran. Mereka menyerukan agar tanggapan internasionalbisa lebih cepat.
"Dewan Keamanan PBB dan Badan Energi Atom Internasional harus mengambil tindakan segera dan sitematis untuk melucuti rezim barbar dan apartheid ini," kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian di media sosial X pada hari Senin.
"Sebelum semuanya terlambat,"lanjutnya.
Sebagi informasi,Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober.
Setidaknya 10.569 warga Palestina, termasuk 4.324 anak-anak dan 2.823 wanita, telah terbunuh.
Jumlah korban tewas di Israel mendekati 1.600, menurut angka resmi.
(*)