GridHot.ID - Nasib tragis murid SD berinisial AR diduga dibunuh seorang remaja sosok anak pensiunan perwira polisi di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Dugaan sementara, bocah kelas 2 sekolah dasar (SD) tersebut menjadi korban pembunuhan usai mengalami kekerasan.
Polresta Palu melakukan Autopsi di kawasan Pemakaman Pogego Palu Senin (13/11/2023).
Mengutip tribunpalu.com,Tim Forensik Disaster Victim Identifacation (DVI) melakukan Autopsi jenazah bocah 8 tahun di Kota Palu.
Autopsi tersebut berlangsung di samping makam korban AR, Pemakaman Pogego Palu, Jl Datu Adam, Kelurahan Donggala Kodi, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu.
Prosesi Autopsi dipimpin dr Denny Matius yang berasal dari RSUD Labuang Baji, Sulawesi Selatan.
Selain itu, turut mendampingi juga Ahli Forensik dari RS Bhayangkara Polda Sulawesi Barat AKBP Mauludin.
Denny Martius mengatakan, Autopsi kepada bocah yang merupakan korban pembunuhan beberapa waktu lalu untuk melihat luka dan bagian dalam tubuhnya.
"Kami sudah lakukan autopsi dan melihat pen yang ada dalam tubuh korban untuk mengambil sampel dan diperiksakan di auditorium," ucap Denny Martius kepada TribunPalu.com, Senin (13/11/2023).
Menurutnya, setelah diperiksa terdapat tanda kekerasan pada bagian dada korban.
"Jadi tanda kekerasan kita temukan di dada, intinya masih ada tanda kekerasan ya," ujarnya.
Baca Juga: Para Pelaku Bunuh Karyawan MRT Jakarta Usai Modus Bukti Transfer Tak Berhasil Tipu Daya Korban
Namun Denny enggan menjelaskan kekerasan seperti apa yang didapatkan.
Ia mengaku hal tersebut bukan ranahnya untuk menjelaskan.
Sebelumnya, keluarga korban AR tak mempercayai hasil visum sehingga membuat keputusan menyetujui adanya autopsi.
AR sebelumnya tewas di tangan remaja MFM (16).
Mayat korban ditemukan tanpa busana di lorong 5, Jl Asam 2, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Selasa 31 Oktober 2023 malam.
Dilansir dari tribunstyle.com, kasus anak pensiunan polisi tega habisi bocah kelas 2 SD di Palu, Sulawesi Tengah masih berlanjut.
Hingga kini ternyata masih banyak misteri yang belum terkuak dalam kasus tersebut. Korbannya adalah AR (8), siswa SD yang ditemukan tewas tanpa busana.
Kini Kepolisian Resor (Polresta) Palu akan melakukan Autopsi di kawasan Pemakaman Pogego Palu Senin (13/11/2023).
Kegiatan itu berlangsung di Pemakaman Pogego Palu, Jl Datu Adam, Kelurahan Donggala Kodi, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu.
Autopsi atas permintaan keluarga itu untuk memperkuat bukti kepolisian atas kasus pembunuhan bocah 8 tahun.
Pantauan TribunPalu.com, tenda dipasang di atas kuburan mendiang bocah dan terdapat personel kepolisian mengikuti prosesi tersebut.
Tak hanya itu, pihak keluarga korban menyiapkan satu meja untuk prosesi Autopsi.
Diketahui, pihak kepolisian merencanakan Autopsi dimulai pukul 07.00 WITA namun hingga pukul 07.39 WITA belum di mulai.
AR (8) sebelumnya ditemukan tewas di lorong 5, Jl Asam 2, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Selasa 31 Oktober 2023 malam, tanpa busana.
Bocah itu ternyata dibunuh MFM (16), remaja di kecamatan yang sama.
Korban ditemukan setelah dua hari menghilang dan diketahui terakhir kali bersama dengan pelaku MFM.
Bocah itu diduga menjadi korban Predator Anak.
Sebelumnya, penemuan mayat ini berawal dari adanya laporan orang tua korban kepada polisi untuk mencari anaknya yang sudah hilang selama dua hari.
"Anaknya dibawa pelaku berinisial MFM (16) sudah 2 hari, tapi belum kembali, tim bersama pelaku dan orangtua korban langsung mencari titik terakhirnya," ucap Kapolsek Palu Barat AKP Rustang, dikutip dari TribunPalu, Rabu (1/11/2023).
Pihak Polsek Palu Barat lantas membawa pelaku untuk menunjukkan lokasi terakhir dirinya meninggalkan korban.
"Tim langsung mencari dan melihat korban dalam posisi terbaring di tanah tanpa pakaian (telanjang bulat) dan sudah dalam keadaan meninggal dunia," ujarnya.
Setelah itu, pihaknya langsung menangkap pelaku untuk meminta keterangan lebih lanjut.
Sementara korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan visum.
Pelaku Anak Pensiunan Polisi
Diketahui, bahwa pelaku MFM adalah anak pensiunan polisi yang pernah bertugas di Polda Sulteng dengan inisial AKBP UN.
"Sampai saat ini masih dilakukan penjagaan, karena dari pihak keluarga korban masih ada upaya pengrusakan dengan cara melempar dan berupaya pembakaran rumah pelaku," tutur Rustang.
Kronologi Versi Keluarga
Ayah korban, Herman (34) menjelaskan, putra sulungnya itu berpamitan kepada neneknya untuk berjalan-jalan pada malam hari.
Kemudian, korban bertemu dengan pelaku yang mengajaknya untuk bersepeda membeli es krim.
"Kebetulan ada saya punya tante yang 'lihat' dan istri saya juga bertepatan sedang cari, ditanya sama tanteku juga dibilang dibawa orang besar naik sepeda," ucapnya, dikutip dari TribunPalu.
Herman mengaku, dirinya maupun keluarga lain tidak mengenal pelaku yang diduga membunuh anaknya itu.
Setelah berpamitan untuk membeli es krim, putra sulungnya itu lantas hilang tidak diketahui keberadaannya.
"Baru kemarin sekitaran 2 jam hilang, saya juga tidak kenal serta belum pernah ketemu pelaku ini, tidak ada juga masalah," ujarnya dengan mata sembab.
Herman berharap agar pelaku bisa diadili sesuai hukum yang berlaku.
"Walaupun dia anaknya mantan anggota polisi, jangan sampai dilindungi, saya cuman mau minta keadilan sesuai apa yang dia perbuat," tuturnya.
Rumah Terduga Pelaku Dijaga Ketat
Setelah kasus ini ramai diperbincangkan, polisi berjaga ketat di kediaman terduga pelaku MFM, di Kelurahan Donggala Kodi, Kecamatan Tatanga, Kota Palu.
Dilansir dari TribunPalu, Kamis (2/11/2023) pukul 11.30 Wita, sedikitnya 10 personel berseragam polisi duduk di sekitar rumah terduga pelaku.
Sebelumnya, hanya ada empat personel polisi berjaga di rumah tersebut.
Ada lima personel polisi yang bertugas di halaman depan rumah terduga pelakudan lima lainnya berjaga di depan rumah.
Dari keterangan tetangga setempat, MFM merupakan siswa kelas 2 SMA dari pondok pesantren yang berada di Sulawesi Tenggara.
MFM baru tiga bulan berada di Kota Palu.
juga dikenal pribadi yang pendiam dan jarang bergaul dengan remaja seusianya di lingkungan rumah.
"Dia ini orangnya pendiam, jarang bergaul sama anak-anak seumurannya, kaget juga saya dengar berita kalau dia pelakunya, padahal dia ini termasuk rajin ibadahnya," tetangga terduga pelaku yang enggan menyebutkan namanya.
Diketahui, penjagaan polisi di rumah pelaku untuk mengantisipasi aksi balasan dari keluarga korban.(*)