GridHot.ID - Kejadian tragis dialami seorang siswa MAN 1 Medan.
Pasalnya, ia diduga menjadi korban penganiayaan dan perundungan oleh teman dan kakak kelasnya.
Kasus ini pun menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh kakak korban di TikTok.
Mengutip tribunjateng.com, kasus ini mencuat pada Kamis (23/11/2023), di mana wajah MH dipukuli, dipaksa makan lumpur, dan mengalami siksaan yang mencengangkan.
Ayah korban, RD, mengungkapkan bahwa peristiwa dimulai saat MH, yang belajar di MAN 1 Jalan Pertiwi, Kota Medan, meminta izin ke gurunya untuk mengambil jurnal ke Gedung MAN 1 Medan di Jalan Willem Iskandar pada pukul 10.00.
Namun, motor korban dicegat oleh teman sekolahnya A, yang berboncengan sepeda motor dengan 2 teman lainnya.
"Saat diwawancarai wartawan di rumahnya di Kecamatan Medan Amplas, RD menyatakan bahwa A dan teman-temannya mengepung MH di tengah jalan, sehingga anaknya tidak bisa melarikan diri. Mereka kemudian membawa MH ke sebuah warung di Jalan Pahlawan, Kota Medan," ungkap RD.
Di warung tersebut, sekitar 20 orang termasuk teman, kakak kelas, dan mantan siswa MAN 1, diduga turut serta dalam penganiayaan terhadap MH.
Pelaku memaksa korban makan lumpur, menempelkan besi kunci sepeda motor yang dibakar ke tangan MH, dan melakukan tindakan kejam lainnya.
Bahkan, teman MH yang merasa kasihan ikut mendapat pukulan saat mencoba membela korban.
RD mengungkapkan, "Bibir atas MH pecah akibat pukulan, dan kami telah memeriksakan ke RSUD Pirngadi."
Setelah menganiaya korban, para pelaku membiarkan MH pergi meninggalkan lokasi kejadian.
RD menuturkan, kejadian ini telah dilaporkannya ke Polrestabes Medan.
Dia berharap polisi segera menangkap seluruh pelaku yang menganiaya anaknya.
Kasatreskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir sebelumnya mengatakan, seorang pelaku berinisial A (14) yang tak lain teman korban, berhasil ditangkap.
"Iya, sudah ditangkap berinisialnya A (14), keterangannya pelaku (menjalankan aksinya) bersama 3 teman lainnya," ujar Fathir, saat dihubungi melalui telepon seluler, Minggu (26/11/2023) malam.
Dilansir dari tribunsumsel.com, tengah viral dimedia sosial yang memperlihatkan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan menjadi korban perundungan (bully) dan penganiayaan kakak kelasnya.
Video tersebut beredar diunggah akun TikTok @anisamwl, yang meminta keadialan atas yang menimpa adiknya sebagai korban.
Peristiwa tersebut menimpa siswa berinisial MH (14) terjadi pada Kamis (24/11/2023) saat di sekolah.
Kakak korban menjelaskan kejadian yang menimpa sang adik ketika bersekolah.
Sebelum kejadian korban sempat diculik sekelompok pelaku pada pukul 10.00, lalu dibebaskan pukul 17.00. Selain seniornya, korban dibully mantan alumni MAN 1 Medan.
"Awalnya dia diculik dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore oleh anak-anak yang bersekolah di MAN 1 Medan dan mantan alumni MAN 1 Medan," tulisnya.
Baca Juga: Andika Kangen Band Beber Perkembangan Kesehatan Anaknya Usai Dirawat di Rumah Sakit
Anisa menjelaskan berbagai tindakan tidak terpuji yang dilakukan para pelaku bullying terhadap sang adik.
Korban dijelaskan dipaksa makan lumpur hingga disodorkan besi panas ke tangannya dan dibentuk huruf PA sampai melepuh.
Bahkan korban pula dipaksa minum air liur para pelaku.
"Para pembuli memaksa adik saya untuk makan lumpur, menghisap sendal, makan daun dan ranting, serta meminum air ludah dari para pembuli," ungkapnya.
"Tidak sampai di situ, adik saya juga disiksa, ditendang, dipukul, dibakar tangannya pakai kunci yang dipanasi api," lanjutnya.
Dugaan Anisa, pelaku bullying terhadap adiknya itu mencapai 20 orang.
Kendati begituu, ia pun berharap tim kepolisian bisa segera menuntaskan kasus ini.
Penjelasan Kepsek
Kepada Kompas.com Kepala MAN 1 Medan, Reza Faisal, membenarkan perundungan tersebut. Namun dia belum merinci kapan dan bagaimana kronologi kejadian.
"Betul ada kejadian seperti itu, namun sementara ini detailnya masih ditelusuri dengan pemanggilan siswa yang terindikasi dengan didampingi orang tua. Kasi kami waktu untuk mendapatkan keterangan yang lengkap, dari siswa dengan melibatkan orangtua siswa," ujar Reza saat dikonfirmasi Kompas.com melalui telepon seluler, Sabtu (25/11/2023).
Kata Reza, pihaknya juga akan meminta keterangan dari guru, wali kelas yang sedang bertugas saat peristiwa terjadi. Pihaknya juga telah menjenguk korban pasca-kejadian.
"Kami memohon doa atas kesembuhan dari siswa yang mengalami kejadian yang tidak kita inginkan ini," pungkasnya.
Kronologi kejadian
Ayah korban, Rahmat Dalimunthe (49) mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Kamis, (23/11/2023) lalu.
Dari keterangan yang didapat, saat itu anaknya bersekolah seperti biasa. Namun karena ada persiapan menjelang hari guru, maka korban permisi keluar sebentar mengendarai sepeda motor.
Di tengah perjalanan tiba-tiba anaknya dicegat dan dipiting oleh teman satu sekolahnya bernama Alfi Syahri Ramadhan.
Setelah itu ia dibawa ke sebuah tempat yang sudah ada beberapa orang lain menunggu. Sementara Alfi, yang membawa korban langsung pergi.
Lalu korban dibawa pergi kembali ke sebuah tempat. Disinilah ia mengalami dugaan penyiksaan yang dilakukan oleh Fauzie Alrasyid Siregar, alumni MAN 1 Medan, yang kini disebut berkuliah di UINSU Medan.
"Pertama di telapak tangan, kedua di punggung tangan diolesi minyak Karo setelah itu dibakar kunci sepeda motor menggunakan mancis dan dicap kan ke tangan Habib berbentuk P dan A,"kata Rahmat, ayah korban, Sabtu (25/11/2023). Dikutip dari Tribun-Medan.com
Menurut informasi yang didapat keluarga korban dan teman-temannya, huruf PA yang dicap ke tangan korban menggunakan besi panas merupakan singkatan dari sebuah geng.
Geng ini disinyalir sebagai gerombolan geng motor berisikan anak sekolah dan alumni MAN 1 Medan.
"Saya tanya PA itu ternyata sebuah geng bernama Parman Abadi, yang diketuai oleh Fauzi."
Ayah korban telah membuat laporan resmi ke Polrestabes Medan pada Kamis (23/11/2023) malam
Motif Pelaku
Menurut informasi yang diterima ibu kroban , Khairani penyiksaan itu dilakukan lantaran anaknya menolak bergabung ke dalam geng diduga geng motor berisikan pelajar MAN 1 Medan dan alumni sekolah tersebut.
Kemudian, penganiayaan ini juga diduga karena alumni maupun siswa yang tergabung ke dalam geng tak senang karena anaknya Muhammad Habib berteman dengan siswa SMA lainnya yang dianggap musuh dari pelajar MAN 1 Medan.
"Habib mau direkrut mereka dan dia pun lebih nyaman berteman dengan siswa sekolah lain. Sama mereka gak." jelasnya.(*)