GridHot.ID - SH tega menghabisi nyawa istrinya, Fitriani (21).
Pembunuhan itu dilakukan SH dua tahun lalu, tepatnya pada Oktober 2021.
SH kemudian mengubur jasad istrinya di salah satu kamar di rumahnya.
Kasus tersebut terungkap seteh penemuan kerangka manusia dalam kondisi dicor di lantai kamar rumah di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Rumah tersebut merupakan rumah warisan yang ditempati oleh SH dan sejak dua bulan terakhir telah dijual ke kakak iparnya.
Saat renovasi, para pekerja menemukan kerangka yang belakangan diketahui sebagai Fitriani.
Sebelumnya SH sempat berpesan agar kamar tersebut tak dibuka dengan alasan digunakan untuk menyimpan barang pusaka.
SH ternyata menikahi Fitriani secara siri lebih dari tujuh tahun silam. Ketika menikah dengan SH, usia Fitriani diperkirakan berusia 14 tahun.
Dari hasil pernikahannya, mereka dikaruniai dua anak yang sekarang masih usia tujuh tahun dan empat tahun.
Selama menjadi suami istri, mereka tinggal di rumah milik SH yang merupakan warisan dari orang tua di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
Tapi, hampir dua tahun ini, warga sudah tidak pernah melihat Fitriani di rumah SH.
Padahal, dua anak Fitriani dirawat oleh kakak SH yang rumahnya bersebelahan dengan rumah korban.
Ketua RT setempat Sunaryo bercerita sekitar dua tahun lalu, SH bersama istri menyewa tempat untuk membuka kafe di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
Setelah membuka kafe, hubungan SH dan istrinya kurang harmonis. Istri SH pun jarang terlihat di rumah.
"Saya terakhir melihat istri SH sekitar dua tahun lalu, setelah itu jarang terlihat. Setelah buka kafe, hubungan mereka kurang harmonis. Kadang-kadang, istrinya masih ketemu anaknya tapi sembunyi-sembunyi," kata Sunaryo.
Sunaryo mengatakan bahwa sejak awal warga sekitar sudah menduga kerangka manusia yang ditemukan dalam rumah tersebut adalah Fitriani.
“Mungkin saja kerangka mayat itu adalah istri SH, Fitri. Karena warga juga sudah lebih dari setahun tidak melihat Fitri di rumah tersebut,” ujar Sunaryo ditemui di rumahnya, Selasa (21/11/2023) malam.
Sementara itu terungkap bahwa selama ini SH mengabarkan Fitriani telah kembali ke kampung halamannya di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Karena itu lah keluarga maupun masyarakat setempat tidak menaruh curiga tentang keberadaan korban.
Keluarga di Konawe baru mengetahui nasib tragis Fitriani setelah dikabari oleh polisi.
Kapolsek Konda, Konawe Selatan, Iptu Kartini SJ mengaku prihatin saat akan mengabarkan kondisi Fitriani ke keluarganya.
Karena itu, Iptu Kartini mengurungkan niat untuk bertemu dengan bapak Fitriani yang menderita sakit stroke dan jantung.
"Berkaitan dengan keluarga korban, kami sangat prihatin dengan kondisi ortu (bapak) yang saat ini masih terpukul dengan kejadian yang menimpa anaknya," tuturnya dalam rilis yang diterima TribunnewsSultra.com pada Kamis (23/11/2023).
Ia mengatakan baru bertemu dengan kakak korban saat berada di rumah Kepala Desa Lawoila.
Iptu Kartini pun mengaku tak tega memberikan kabar terkait kerangka manusia tersebut.
"Sehingga kami pun belum bisa bertemu dengan orang tua korban, kemarin kami hanya bertemu dengan kakak korban di rumah pak Kades Lawoila, karena kami tidak tega untuk memberikan kabar kepada ortu (bapak) korban yang sedang sakit stroke dan jantung," jelasnya.
Pihak keluarga pun juga menyerahkan proses penyidikan sepenuhnya ke pihak kepolisian.
(*)