Find Us On Social Media :

Lulusan Cumlaude Tapi Ternyata Predator Seksual, Ini Sosok Hendri Cahaya Putra yang Jadi DPO Gara-gara Rudapaksa 30 Bocah Laki-laki

Polres Tapanuli Tengah resmi menerbitkan daftar pencarian orang (DPO) terhadap Hendri Cahaya Putra (26)

GridHot.ID - Hendri Cahaya Putra kini tengah diburu polisi.

Pasalnya, ia diduga sudah melakukan pelecehan seksual terhadap 30 anak.

Padahal dalam profil yang ia bagikan, Hendri Cahaya Putra termasuk orang terpelajar dan terpandang.

Melansir tribun-medan.com, Polres Tapanuli Tengah resmi menerbitkan daftar pencarian orang (DPO) terhadap Hendri Cahaya Putra (26) predator seksual di Kecamatan Sorkam Barat, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, yang diduga mencabuli 30 anak laki-laki.

Kini, Hendri menjadi penjahat seksual paling dicari Polres Tapanuli Tengah.

Kapolres Tapanuli Tengah AKBP Basa Emden Banjarnahor mengatakan, diterbitkannya DPO terhadap Hendri setelah melakukan gelar perkara.

Dari hasil perkara dan bukti-bukti yang kuat, maka Polisi resmi menetapkannya sebagai tersangka.

"Untuk pelaku HCP alias Hendri sudah dilakukan pencarian oleh Sat Reskrim Polres Tapteng namun tersangka melarikan diri keluar kota dan hilang kontak. Sehingga kami terbitkan Daftar Pencarian Orang (DPO) dari Polres Tapanuli Tengah bekerjasama dengan instansi terkait," kata AKBP Basa Emden Banjarnahor, Jumat (24/11/2023).

Setelah dimasukkan ke dalam prioritas penjahat paling dicari, Polisi juga akan menyebar poster berwajah Hendri ke luar Tapanuli Tengah.

Dari ciri-ciri yang dilihat, pelaku bernama asli Hendri Cahaya Putra (26) warga Dusun III, Desa Pasar Sorkam, Kecamatan Sorkam Barat, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Tinggi badan pelaku 165 sentimeter, memiliki rambut hitam bergelombang, mata hitam dan kulit sawo matang.

Baca Juga: Ingat Lalu Gigih Arsanofa? Lama Vakum dan Sempat Laporkan Indra Bekti soal Kasus Pelecehan, Sang Aktor Kini Dilirik Partai Kaesang

Selain memburu pelaku kejahatan sodomi, Polres Tapteng bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten untuk memberi layanan trauma healing.

Hal ini guna memulihkan kondisi psikologis para korban.

"Dalam waktu dekat personel Polwan Unit PPA Satreskrim Polres Tapanuli Tengah bersama Unit PPA Pemkab Tapteng akan melakukan trauma healing kepada para korban di Desa Pasar Sorkam," ujarnya.

Sebelumnya, sekitar 30 bocah laki-laki di Kabupaten Tapanuli Tengah diduga menjadi korban sodomi hingga trauma.

Korban telah melapor ke kantor Desa dan Polres Tapanuli Tengah, tapi pelaku keburu melarikan diri.

Dilansir dari tribun-timur.com, viral Hendri Cahaya Putra DPO (Daftar Pencarian Orang) polisi.

Ya, beberapa hari terakhir nama Hendri Cahaya Putra (26) jadi perbincangan.

Hendri Cahaya Putra disorot usai masuk DPO polisi lantaran mencabuli atau rudapaksa 30 bocah laki-laki di Tapanuli Tengah.

Siapa sangka, Hendri Cahaya Putra dulunya merupakan lulusan cumlaude.

Hendri Cahaya Putra bisa dibilang aktif berorganisasi semasa kuliahnya.

Ia juga bisa dianggap sebagai sosok yang pintar secara akademik.

Baca Juga: Kakek Umur 70 Tahun di Depok Cabuli Bocah Laki-laki Tetangga Sendiri hingga Tewas, Korban Teriak Kesakitan saat Pelaku Lakukan Hal Ini

Pasalnya Hendri Cahaya Putra adalah lulusan cumlaude dengan IPK 3,69.

Di laman Linkedin, Hendri mengaku sosok yang pernah aktif di Lembaga Dakwah Kampus, Wakil Ketua Himpunan, Moderator Acara Besar, Konten Kreator, dan Desaint Poster Kegiatan dan masyarakat.

"Saya lebih suka pekerjaan yang langsung berhadapan dengan pelanggan baik itu menjadi Sales, dan Marketing. Saya juga lebih suka memanagement barang- masuk dan keluar. Hal yang tidak saya suka dalam hidup saya yaitu adalah ketidak jujuran ataupun kebohongan".

Fakta ini terungkap berdasarkan biodata dan curriculum vitae Hendri Cahaya Putra di laman Linkedn dan identitas yang diungkap oleh polisi.

Profil Hendri Cahaya Putra

Berikut biodata Hendri Cahaya Putra selengkapnya :

*Pendidikan Formal

*Pendidikan Non Formal

Baca Juga: Ini Sosok Anggota TNI yang Diduga Cabuli 7 Prajurit Pria di Barak, Ngaku Ingin Akhiri Hidupnya Saat SMA

*Pengalaman Organisasi

*Penghargaan dan Sertifikat

*Pengalaman Kerja

*Kemampuan

Kasus Hendri Cahaya Putra

Hendri Cahaya Putra mencabuli 30 anak laki-laki di Kecamatan Sorkam Barat, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Korban telah melapor ke kantor Desa dan Polres Tapanuli Tengah, tapi Hendri Cahaya Putra keburu melarikan diri.

Baca Juga: Gigih Arsanofa Muncul Setelah Pernyataan Marjam Abdurahman Soal Dosa Besar Indra Bekti: Dengerin Nyokapnya

Kuasa hukum para korban, Abdul Ali Simatupang mengatakan, pihaknya resmi melapor Polisi pada 14 November 2023 lalu.

Keluarga para korban pun sempat demo atas kejadian ini. Namun pelaku kabur dan tak kelihatan lagi sampai saat ini.

"Masyarakat, orangtua para korban sudah demo. Korban ini anak-anak di bawah umur semua," ungkap Ali, Rabu (22/11/2023).

Dari data yang diperoleh Ali, ada 30 anak laki-laki yang diduga menjadi korban rudapaksa pelaku.

Korban bukan hanya berasal dari satu desa, melainkan dari dua desa.

Meski demikian, tak menutup kemungkinan ada korban lain yang bakal melapor.

"Total korban lebih dari 30 korban laporan yang masuk 1 desa karena orang tua korban melapor ke desa," bebernya.

Dari hasil visum et revertum yang diterima pihak korban, setidaknya ada tujuh anak yang positif telah disodomi pelaku.

Aksi ini diduga berlangsung selama dua tahun.

Menurut Ali, modus pelaku ialah memanggil anak-anak yang melintas di depan rumahnya saat pulang dari masjid.

Kemudian korban diajak bermain game, diberikan makanan dan sebagainya.

Baca Juga: Pernah Bintangi 'The Raid 2', IniIah Sosok Gigih Arsanofa yang Dulu Laporkan Indra Bekti Kasus Pelecehan Seksual

Begitu lengah, barulah pelaku melakukan aksi cabulnya.

"Korban disodomi. Yang sudah divisum 7 orang hasilnya positif disodomi dan berlangsung 2 tahun," ungkapnya.

23 Orangtua Tak Punya Biaya untuk Visum Anaknya

Meski korban Hendri Cahaya Putra mencapai 30 orang, 23 orangtua dari 23 korban tak memiliki uang untuk melakukan visum ke rumah sakit.

Sehingga, saat ini yang sudah melakukan visum et revertum baru tujuh anak saja.

"Hanya 7 yang sudah visum. Sisanya belum karena mereka tidak memiliki uang," kata Kuasa Hukum Para Korban, Abdul Ali Simatupang, Jumat (24/11/2023).

Ali menjelaskan, hampir semua korban predator seksual ini berada di garis kemiskinan.

Sehingga mereka kesulitan melakukan visum.

Makanya, kata Ali, pemerintah Desa di Kecamatan Sorkam Barat, Tapteng berjibaku mencoba mencari bantuan.

"Para orangtua korban ini dikumpulkan hari ini mau membahas visum juga rencananya. Pemerintah Desa mencoba membantu meringankan," ujarnya.(*)