Find Us On Social Media :

TNI Sebut Tak Kerahkan Pasukan Sedikitpun ke Sarang Egianus Kogoya, Kapolda Papua Masih Berharap Pilot Susi Air Bebas Saat Natal

Sudah hampir 10 bulan pilot Susi Air, Kapten Philips Marthen disandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Gridhot.ID - Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens hingga kini masih dalam cengkeraman komandan KKB Papua Egianus Kogoya.

Dikutip Gridhot dari Pos Kupang, Komandan KKB Papua Egianus Kogoya dilaporkan masih belum ada tanda-tanda akan membebaskan pilot Susi Air dalam waktu dekat-dekat ini.

Meski begitu, pilot Susi Air tersebut kini masih dalam kondisi sehat di sarang Egianus Kogoya.

Kapten Philip diduga diajak hidup dengan berkeliling di pedalaman hutan Papua oleh Egianus Kogoya.

Meski sehat, Kapten Philip tetap mengalami penurunan fisik.

Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey menginginkan agar Kapten Philip bisa segera dibebaskan di momen Natal nanti.

Pihaknya sudah berusaha menegosiasi melakukan negosiasi ke Egianus Kogoya dengan ditemani oleh aparat setempat.

Namun Egianus masih belum luluh hatinya.

Padahal disebutkan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya disebut-sebut sedang mengalami masalah internal.

Ia juga menyebutkan bahwa beberapa waktu lalu, istri pilot Susi Air yang adalah warga Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, pernah diminta untuk datang ke Papua menemui sang suami yang sedang disandera di tengah hutan Papua.

Istri Philips Mark Merthens itu, kata Frits, pernah diminta untuk datang menjenguk suami yang sedang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata.

Baca Juga: Kontraktor Sembarangan, Pekerja Puskesmas Dibantai KKB Papua Pimpina Aibon Kogoya, Begini Kronologinya

Akan tetapi, permintaan itu kemungkinan tak dipenuhi.

Bahwa pemintaan agar sang istri menemui suami yang sedang ditawan merupakan bagian dari opsi yang ditawarkan dalam rangka membebaskan sang pilot dari tangan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

First Ramandey juga mengungkapkan bahwa hingga detik ini negosiasi untuk membebaskan pilot Susi Air terus dilakukan.

Namun respon atas negosiasi tersebut masih ditarik ulur oleh KKB Papua.

Dikutip Gridhot dari Tribun Papua, pada Senin, (6/11/2023), Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengatakan, pihaknya berharap Egianus Kogoya dan kelompoknya dapat membebaskan sang pilot dengan aman.

"Saya berharap KKB segera membebaskan sandera dan itu diberikan sebagai kado Natal," kata Kapolda saat serah terima jabatan di Lapangan Mapolda Papua di Jayapura.

Menurutnya, upaya negosiasi untuk membebaskan Philip sampai saat ini masih terus berjalan.

Kapolda Fakhiri mengatakan, tokoh masyarakat dan tokoh agama turut terjun dalam negosiasi.

"Berbagai upaya negosiasi terus dilakukan untuk membebaskan sandera dan berharap dapat dibebaskan," kata dia.

Dia memastikan saat ini Philip dalam kondisi sehat.

"Memang dari laporan yang diterima, kondisi pilot Philip yang sembilan bulan disandera dalam keadaan sehat," tandas dia.

Baca Juga: Tembak Mati Pekerja Puskesmas, Ini Dia Daftar Dosa Besar Komandan Tinggi KKB Papua Aibon Kogoya

Tak Ada Pengerahan Pasukan

Panglima Kodam (Pangdam) XVII Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Izak Pangemanan menyebutkan tidak ada pengerahan pasukan untuk membebaskan Kapten Philip yang disandera KKB.

Upaya pembebasan Philip, kata Pangdam, masih menggunakan pola yang sama yaitu negosiasi dengan melibatkan sejumlah pihak.

Negosiasi dikedepankan untuk meminimalkan jatuhnya korban.

"Selain itu juga prajurit TNI yang bertugas di wilayah itu lebih mengedepankan kegiatan atau operasi teritorial guna meningkatkan kepercayaan pada aparat keamanan," ungkap Izak dikutip dari laman Kompas.com, Kamis (14/12/2023).

Pangdam mengungkapkan, dari laporan yang diterimanya, kondisi pilot berkewarganegaraan Selandia Baru tersebut dalam keadaan sehat.

"Pilot Philip Mark Merthens yang disandera sejak tanggal 7 Februari 2023 itu memang sudah 10 buln bersama KKB pimpinan Egianus Kogoya yang menyanderanya sesaat setelah mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro," ungkapnya.

Pangdam meminta Egianus Kogoya dan kelompoknya segera membebaskan sandera. Menurutnya aparat tidak akan melakukan pengejaran atau operasi militer untuk membebaskan sandera.

"Kami tidak mau masyarakat terdampak bisa dilakukan operasi-operasi tersebut," katanya.

(*)