Find Us On Social Media :

Sempat Umrah 100 Kali, Mahasiswa Asal Aceh Tewas Tertimpa Batu di Mesir, Sifatnya Semasa Masih di Indonesia Terbongkar

Mulia Nata meninggal dunia usai tertimpa bongkahan batu di Mesir

Gridhot.ID - Innalillahi wa innailaihi rojiun, mahasiswa asal Aceh yang belajar di Mesir meninggal dunia.

Sang mahasiswa meninggal dunia akibat kecelakaan tak terduga.

Dikutip Gridhot dari laman resmi Ikatan Mahasiswa Mesir, sosok mahasiswa tersebut adalah Mulia Nata bin Jumaidi.

Mulia Nata merupakan mahasiswa yang sedang belajar di Mesir.

Dirinya berasal dari Kabupaten Nagan Raya, Aceh, dan emninggal dunia di Rumah Sakit Al-Hussein, Kairo, Mesir.

Muhammad Sidqi, Ketua Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir menyampaikan rasa duka dan belasungkawa atas meninggalnya salah satu anggota KMA Mesir. Menurut beliau, Tgk. Mulia Nata merupakan pribadi yang rajin dan shalih.

“Kita semua berharap supaya Almarhum diampunkan semua dosanya dan diterima disisi Allah SWT. Tgk. Mulia ialah salah satu individu yang rajin dan cermat. Beliau bahkan selalu hadir dalam majlis ilmu para ulama Al Azhar serta selalu bermulazamah kepada para masyaikh.” Tutur Muhammad Sidqi, Lc.

Mulia Nata tiba di Mesir pada bulan Desember 2018, saat ini beliau sedang menempuh pendidikan Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir dan Ilmunya di Universitas Al-Azhar dan tercatat sebagai salah satu anggota Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) di Mesir.

Mulia Nata diketahui mengalami kecelakaan yaitu tertimpa bongkahan batu yang jatuh tiba-tiba dari atas bangunan tua.

Usai batu tersebut mengenai tubuhnya, Mulia Nata langsung tak sadarkan diri.

Korban terjatuh hingga dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

Baca Juga: Rakyat Gayo Lues Ngamuk, Bakal Lakukan Tindakan Ini Jika Pengungsi Rohingya Nekat Dipindahkan ke Tanah Mereka

Dikutip Gridhot dari Serambinews, Sofyan, mahasiswa Al-Azhar asal Aceh Barat yang turut mendampingi Mulia Nata sejak awal masuk rumah sakit, meng-update informasi setiap saat kepada keluarga yang perkembangan kondisi kesehatan jantung, pernapasan, dan aliran darah Mulia Nata yang sempat membaik.

Namun, pada hari Kamis (11/1/2024) siang waktu Mesir, Mulia mengembuskan napas terakhirnya.

“Setelah tiga hari dirawat di Rumah Sakit Mustafa Al Husein, kondisi Teungku Mulia sempat membaik namun belum sadarkan diri dan pada Kamis siang beliau mengembuskan napas terakhir,” ujar Tgk Sofyan melalui pesan tertulis yang diterima pihak keluarga Mulia Nata.

Dikonfirmasi ke pihak keluarga, Giyanto (abang kandung almarhum) menyebutkan bahwa jenazah adiknya saat ini sedang dalam proses pemulangan dari Mesir.

"Insyaallah Sabtu pagi diberangkatkan ke Jakarta dengan pesawat Turkish Airlines dan tiba di Jakarta pada Ahad sore dan Senin pagi diterbangkan lagi ke Aceh dan tiba Senin siang.

Kemudian melalui jalur darat jenazah dibawa ke Nagan Raya, sebagaimana konfirmasi terakhir dengan Ustaz Zaki, senior Keluarga Mahasiswa Aceh di Mesir," ujar Giyanto.

Isak tangis pecah saat Tgk Jumadi mengetahui kabar anak kandungnya yang mengalami musibah dan terbaring lemah di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Mustafa Al Husein, Kairo.

Menurut sumber Serambinews.com, seorang dosen Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Tgk Jumadi selaku ayah korban dan seluruh keluarga selama tiga malam terakhir melaksanakan doa bersama di kediamannya untuk kesembuhan sang putranya.

Doa bersama juga dilaksanakan di sejumlah dayah di Aceh Barat, Nagan Raya, dan Aceh Besar.

Tak pernah terbayangkan oleh Tgk Jumadi bahwa anaknya yang selama ini menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar Kairo terkulai lemah di ruang ICU rumah sakit akibat tertimpa batu yang luruh dari bangunan tua.

"Padahal, pemuda yang berusia 29 tahun itu dikenal memiliki nilai akademik yang sangat baik. Ia sosok yang cerdas, rajin, baik, dan taat beribadah," kata sumber Serambinews.com yang mengenal baik Mulia Nata.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Letjen Purn TB Silalahi Meninggal Dunia, Ini Sosoknya yang Pernah Jadi Pasukan PBB Saat Perang Israel dan Mesir 1973

Alumnus Pesantren Darul Hikmah, Peunaga Rayeuk, Aceh Barat dan juga alumnus Dayah Baitussabri, Aceh Besar, ini sejak SMP hingga SMA dikabarkan selalu mendapat nilai bagus dan mondok di Al Fatah Temboro selama enam bulan untuk belajar dan mengambil tarekat, juga di Sitogiri, Jawa Timur, selama enam bulan.

Mulia Nata juga sempat mondok di Gresik dan terakhir sebelum ke Mesir, ia mengikuti daurah di Darul Mustafa Cabang Karanganyer.

Menempuh Pendidikan di Pesantren Sejak Umur 13 Tahun

Kehidupan Mulia Nata di masa kecil sama seperti anak-anak pada umumnya.

Menurut Tgk Jumadi, hanya sampai pada usia 13 tahun saja ia mendidik dan menemani Mulia Nata.

Sejak usia 13 tahun hingga meninggal, Tgk Mulia Nata selalu dalam kondisi menuntut ilmu dari satu pesantren ke pesantren lainnya.

Tgk Jumadi bersama keluarga besar lainnya tak dapat berbuat banyak untuk sang putra, selain berdoa.

Tgk Jumadi tampak tak kuasa menahan tangis manakala melihat anak mudanya itu terkulai lemah tak sadarkan diri dalam perawatan medis di rumah sakit.

“Bangun Nak, sehat kembali ya, Nak. Ya Allah, sembuhkanlah anakku, sadarkanlah ia. Lekas sembuh anakku, kami orang tuamu di sini, Nak.

Kami semua mendoakanmu. Tolong dengar kami, Nak,” begitu antara lain kata yang terucap dari bibir ayahanda Mulia Nata.

Seorang sahabat Mulia Nata dalam sebuah tulisan pendeknya di grup WA mengisahkan bahwa tatkala ia di Mesir, Teungku Mulia Nata-lah yang menemaninya ziarah ke 100 makam ulama.

Baca Juga: Keberadaan Handphone Mahasiswa IPB yang Tewas di Pulau Sempu Masih Jadi Tanda Tanya

Umrah 100 kali

Pada 27 Ramadhan tahun lalu, Mulia Nata juga menemaninya khatam Al-Qur'an di Masjid Imam Syafii di depan makam Zakaria Al Ansari.

Mulia Nata menemani sang sahabat hingga larut malam.

Tiga jam sebelum musibah menimpa, Mulia Nata menelepon sahabatnya, menyampaikan rasa puasnya karena baru pulang dari Arab Saudi.

Di Madinah, dia mengkhatamkan beberapa kitab. Kemudian, dia juga berhasil melakukan umrah sebanyak 100 kali.

Allahyarham Teungku Mulia Nata beralamat di Gampong Ujong Padang, Kuala, Nagan Raya. Jenazahnya dalam proses pemulangan dari Mesir ke Indonesia.

Almarhum sempat dirawat intensif di ICU Rumah Sakit Mustafa Al Husein.

(*)