GRIDHOT.ID- Weton merupakan istilah dalam budaya Jawa yang merujuk pada perhitungan hari baik atau hari buruk berdasarkan penanggalan Jawa.
Weton terdiri dari dua komponen, yaitu Pasaran dan Wuku. Pasaran mencakup tujuh hari dalam satu minggu (Senin hingga Minggu), sementara Wuku mencakup 30 pekan dalam satu bulan.
Idu Geni adalah salah satu dari lima elemen dalam Primbon Jawa yang melibatkan perhitungan hari berdasarkan kombinasi Pasaran dan Wuku.
Berikut adalah enam kombinasi weton pemilik Idu Geni:
1. Selasa Pon:
Orang yang lahir pada Selasa Pon dikatakan memiliki Weton Idu Geni.
Mereka dianggap sebagai individu yang tangguh dan memiliki tekad kuat.
Secara tradisional, mereka dianggap memiliki sifat yang keras kepala dan bersemangat.
Baca Juga: 4 Weton yang Dilindungi Khodam Sunan Kalijaga Karena Watak Baiknya
2. Rabu Kliwon:
Orang yang lahir pada Rabu Kliwon juga dianggap sebagai pemilik Idu Geni.
Mereka dianggap sebagai pribadi yang pekerja keras, kreatif, dan memiliki energi yang tinggi.
Mereka diyakini memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan mereka dengan tekad yang kuat.
3. Kamis Wage:
Pemilik Idu Geni yang lahir pada Kamis Wage dianggap memiliki kepribadian yang dinamis dan ramah.
Mereka umumnya dianggap beruntung dan mudah bergaul dengan orang lain.
Baca Juga: Ramalan Jodoh untuk Weton Senin Legi, Perlu Intuisi Tajam Agar Tidak Salah Pilih!
4. Sabtu Legi:
Orang yang lahir pada Sabtu Legi dianggap sebagai pemilik Idu Geni.
Mereka umumnya dianggap memiliki karakter yang teguh dan konsisten dalam menjalani hidup.
Mereka sering dianggap sebagai pemimpin yang kuat.
5. Ahad Pahing:
Pemilik Idu Geni yang lahir pada Ahad Pahing dianggap memiliki sifat yang bijaksana dan terorganisir.
Mereka dianggap mampu mengatasi berbagai tantangan hidup dengan kebijaksanaan.
Baca Juga: Hidupnya Akan Jaya Abadi, Inilah 3 Weton yang Dijaga oleh Khodam Patih Gajah Mada
6. Senin Wage:
Orang yang lahir pada Senin Wage dianggap sebagai pemilik Idu Geni.
Mereka umumnya dianggap memiliki kepekaan emosional yang tinggi dan kemampuan untuk memahami perasaan orang lain.
Perlu diingat bahwa interpretasi ini bersifat umum dan bersumber dari kepercayaan tradisional Jawa.
Banyak orang Jawa masih mempertimbangkan weton dalam kehidupan sehari-hari, meskipun tingkat keyakinan dapat bervariasi.
(*)