Find Us On Social Media :

6 Weton Paling Rajin dan Ulet dalam Bekerja Menurut Primbon Jawa

Ilustrasi weton rajin

GRIDHOT.ID- Dalam primbon Jawa, weton merupakan kombinasi antara hari dan pasaran pada saat seseorang lahir.

Konsep ini dipercayai dapat memengaruhi karakter dan nasib seseorang sepanjang hidupnya.

Berikut adalah enam weton yang dianggap paling rajin menurut primbon Jawa:

1. Selasa Pon:

Orang yang lahir pada hari Selasa Pon dianggap memiliki sifat rajin dan ulet dalam bekerja.

Mereka cenderung memiliki semangat juang yang tinggi dan tekun dalam mencapai tujuan.

2. Selasa Wage:

Orang yang lahir pada hari Selasa Wage dianggap rajin dan pandai mengelola waktu.

Baca Juga: 3 Weton Konon Pantang Berjodoh dengan Senin Pahing Menurut Primbon

Mereka dikenal sebagai individu yang efisien dan cenderung berhasil dalam berbagai hal.

3. Sabtu Kliwon:

Weton Sabtu Kliwon dianggap membawa energi yang kuat dan positif.

Orang yang lahir pada hari ini dianggap rajin dan memiliki daya tahan yang baik dalam menghadapi tantangan hidup.

4. Senin Pahing:

Individu yang lahir pada hari Senin Pahing dianggap memiliki sifat rajin dan tekun.

Mereka cenderung bekerja keras untuk mencapai tujuan hidupnya.

Baca Juga: 3 Weton yang Konon Bakal Melahirkan Manusia-manusia Sukses di Muka Bumi

5. Kamis Pon:

Orang yang lahir pada hari Kamis Pon dianggap rajin dan cerdas.

Mereka cenderung memiliki kemampuan intelektual yang baik dan mampu menyelesaikan tugas dengan efisien.

6. Minggu Pon:

Weton Minggu Pon dianggap membawa keberuntungan dan kebahagiaan.

Orang yang lahir pada hari ini dianggap rajin dan memiliki semangat positif dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Perlu diingat bahwa kepercayaan terhadap weton dan primbon merupakan bagian dari budaya dan tradisi Jawa yang memiliki aspek spiritual dan kepercayaan lokal.

Baca Juga: 3 Weton Red Flag yang Sering Diabaikan dalam Hubungan, Siapa Saja?

Meskipun beberapa orang masih mempercayainya, banyak juga yang melihatnya sebagai warisan budaya dan tidak menganggapnya sebagai patokan hidup yang mutlak.

(*)