Polisi Dibuat Salut, Permintaan Bocah 9 Tahun yang Disiksa Ibu Kandung di Surabaya Ini Bikin Terenyuh

Kamis, 25 Januari 2024 | 15:13
Surya.co.id/Tony Hermawan | Freepik

ACA, ibu (kiri) di Surabaya tega menyiksa anak kandungnya (kanan) gegara amalan gaib, pengakuan dan permintaan korban justru buat polisi terenyuh

GridHot.ID - Seorang bocah 9 tahun di Surabaya mengalami nasib pilu.

Bagaimana tidak? Ia mendapat siksaan dari ibu kandungnya.

Polisi belakangan dibuat terenyuh setelah mendengar pengakuan dan permintaan korban penyiksaan ibu kandung.

Melansir tribuntrends.com, nasib pilu dialami seorang bocah SD di Surabaya berinisial E (9) karena disiksa ibu kandungnya hingga mengalami luka fisik dan trauma.

Kekejian ibunya itu berhasil terbongkar setelah pihak sekolah curiga melihat E sering memakai masker.

Kini E pun telah mendapatkan perawatan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3APPKB) Surabaya, Ida Widayati mengatakan, secara sekilas korban tampak biasa saja.

"Secara fisik luar tatak (pemberani), mungkin karena terbiasa diperlakukan ibunya seperti itu," kata Ida, ketika dihubungi melalui telepon, Selasa (23/1/2024).

Ida juga mengungkap, bocah tersebut mendapatkan sejumlah penganiayaan dari ibunya sendiri, yakni seperti, disiram dengan air mendidih, hingga disundut rokok yang masih menyala.

"Setiap kesalahan anak dia (korban) melakukan penyiksaan beda-beda, ada yang ditusuk gunting, sama disundut rokok," jelasnya.

"Terakhir (korban) telat bangun, tangannya, diikat disiram air panas mendidih ke badannya. Sebelumnya juga air mendidih disuruh kumur, kulit dalam pipinya kan lembut jadi rusak," tambahnya.

Baca Juga: Hadapi Siksaan Bertubi-tubi, Pengakuan Anak yang Dianiaya Ibu Kandung di Surabaya Bikin Polisi Terenyuh

Korban bahkan berusaha menutupi lukanya tersebut dengan terus-terusan menggunakan masker selama di sekolah.

Lalu, pihak guru yang merasa ada kejanggalan itu pun langsung mengecek kondisi korban.

"Sekolah yang tahu kenapa kok anak ini maskeran, pas dibuka mulutnya terluka, terus cerita sakit, ketika bajunya dibuka mengelupas kulitnya," ucapnya.

Pihak sekolah pun kemudian membawa korban ke RSUD dr. Soewandhie agar segera mendapatkan perawatan.

Selain itu, mereka juga melaporkan temuannya itu ke Pemkot Surabaya.

Korban saat ini sudah keluar dari rumah sakit dan tinggal di rumah aman anak DP3APPKB Surabaya.

Meski demikian, bocah tersebut hingga kini masih menjalani penyembuhan dari traumanya.

"Kadang enggak bisa tidur, menurut saya bisa jadi ini trauma. Kita dampingi psikolog atau psikiater cuma nungu benar-benar sembuh dulu, bahaya ini bisa jadi trauma tertunda," ujarnya.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono mengatakan, pelaku berinisial ACA (26) warga Kecamatan Mulyorejo itu, menganiaya anaknya sejak usia tujuh tahun.

Pelaku terus menganiaya korban hingga anak kandungnya itu menginjak usia sembilan tahun.

Akhirnya, korban pun dititipkan ke rumah aman yang dinaungi oleh Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya.

Baca Juga: Disuruh Kumur Air Panas hingga Ditusuk Gunting, Kejamnya Ibu di Surabaya yang Melakukan Penyiksaan Bertubi-tubi pada Anak Kandung

"Usia korban saat ini sembilan tahun, yang mana sebelumnya korban ini telah dititipkan selama enam bulan di Dinsos Surabaya," kata Hendro, saat berada di markasnya, Senin (22/1/2024).

Setelah bocah tersebut pulang kembali, ternyata perlakuan ibunya justru sama sekali tidak berubah.

Bahkan, tersangka dengan tega sempat memerintahkan supaya anaknya minum air mendidih.

"Putrinya ini dididik sangat keras, seakan-akan apabila putrinya melakukan kesalahan, maka diberi sanksi hukuman. (Contohnya) cabut gigi menggunakan tang, disuruh minum air mendidih kemudian diikat," jelasnya.

"Saat diinterogasi jawaban (pelaku) sementara termotivasi oleh perihal mistis atau hal-hal ghaib. Tersangka terancam hukuman 10 tahun penjara," ujarnya.

Dilansir dari tribunjabar.id, polisi dibuat terenyuh kala mendengar pengakuan dan permintaan korban.

Kasus anak disiksa ibu kandung di Surabaya kini diusut pihak kepolisian.

Sebelumnya beredar motif ibu siksa anak kandungnya itu diduga gara-gara ikuti amalan gaib di Surabaya.

Terbaru, polisi justru dibuat terenyuh saat mendengar pengakuan korban yang berusia 9 tahun.

Alih-alih minta ibunya dihukum, bocah tersebut meminta polisi agar tak menyalahkan sang ibu, meskipun ia sudah dipaksa minum air mendidih hingga giginya dicabut pakai tang.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono mengaku prihatin dengan ulah Aurel (26), ibu muda asal Jalan Manyar Tirtoyoso Selatan, yang dengan tega menyiksa anak kandungnya dengan keji.

Baca Juga: 4 Fakta Kasus Ibu Siksa Anak Kandung di Surabaya, Pelaku Ikuti Amalan Gaib, Ikat Korban Lalu Siram Pakai Air Mendidih

Ibu muda itu bahkan sampai hati mencabut gigi sang anak menggunakan tang, hingga memaksa korban minum air mendidih.

AKBP Hendro Sukmono bahkan mengaku salut dengan korban.

"Saat kami tanya, korban bilang yang salah bukan ibunya, tapi salah dia karena nakal. Ini yang membuat kami terenyuh, jadi aslinya si anak sangat sayang terhadap ibunya," ujar AKBP Hendro, Rabu (24/1/2024).

Aurel diketahui merupakan seorang janda. Sebagai single parent, caranya mencukupi kebutuhan sehari-hari ialah dengan menjadi paranormal.

Menurut keterangannya, dia bisa membaca masa depan orang dan memelet orang. Kini terkuak ilmu hitam yang dipelajarinya, salah satu amalannya yaitu menyiksa anak.

Sudah sekitar 2 tahun lamanya Aurel kerap dilihat warga Manyar Tirtoyoso Selatan kasar terhadap anak kandungnya.

David, kekasih Aurel, bahkan turut membenarkan jika Aurel memiliki pekerjaan sebagai paranormal.

"Tamunya lumayan banyak. Namun, cara kerjanya secara detail saya tidak tahu, karena kenal baru-baru saja." ujar David.

David sebenarnya tahu kalau Aurel kerap memperlakukan korban secara kejam. Dia mengaku sudah pernah menegur, namun Aurel malah balik memarahinya.

Katanya, menggunakan alat tang hanya untuk meremus gigi putrinya tidak sampai dicabut. Kalau, air panas dipaksa untuk diminum.

Ia pun menegaskan, tersangka tidak terpengaruh ilmu hitam saat menyiksa korban.

Baca Juga: Lecehkan Putrinya Sejak Kelas 3 SD, Alasan Ayah di Surabaya Ini Bikin Kasat Reskrim Tak Percaya, Polisi: Anak Kok Dikira Istri

"Tidak mungkin kalau ada bisikan gaib, kalau karma atau emosinya lagi labil mungkin. Saya sudah kerap juga memberi saran agar kerja bidang lain saja, khawatirnya ada karma yang menimpa," ucap David.(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber TribunJabar.id, TribunTrends.com