Find Us On Social Media :

7 Weton Istri Penarik Rezeki Bagi Suami Menurut Primbon Jawa

DJ Alan Walker kembali mengunjugi rumah Sultan Andara, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

GRIDHOT.ID- Menurut primbon Jawa, weton istri bisa mempengaruhi nasib atau rezeki suami.

Berikut 7 weton istri yang konon jadi penarik rezeki bagi suami:

1. Senin Pahing

Jika istri lahir pada hari Senin Pahing, maka diyakini bahwa dia adalah penarik rezeki bagi suami.

Artinya, kehadirannya akan membawa keberuntungan dan kemakmuran bagi keluarga.

2. Selasa Wage

Wanita yang lahir pada hari Selasa Wage dianggap juga sebagai penarik rezeki bagi suami.

Mereka diyakini memiliki keberuntungan alami yang dapat membantu suami meraih kesuksesan dalam hal finansial.

Baca Juga: 5 Weton yang Paling Bijak, Bisa Bertindak dengan Kepala Dingin

3. Rabu Kliwon

Hari Rabu Kliwon juga dianggap sebagai hari kelahiran istri yang dapat membawa rezeki bagi suami.

Wanita yang lahir pada hari ini diyakini memiliki kepekaan spiritual yang tinggi dan dapat membantu mencapai kemakmuran dalam rumah tangga.

4. Kamis Legi

Jika istri lahir pada hari Kamis Legi, diyakini bahwa dia adalah penarik rezeki bagi suami.

Wanita yang lahir pada hari ini dianggap memiliki energi positif yang kuat untuk membawa keberuntungan dan kesuksesan bagi suami.

5. Jumat Kliwon

Wanita yang lahir pada hari Jumat Kliwon juga dianggap sebagai penarik rezeki bagi suami menurut primbon Jawa.

Baca Juga: 3 Weton yang Berpotensi Sukses Jika Jadi Pawang Hujan

Mereka diyakini memiliki kemampuan untuk menarik rezeki dan keberuntungan bagi suami dan keluarga.

6. Sabtu Pon

Hari Sabtu Pon juga dianggap sebagai hari kelahiran istri yang membawa rezeki bagi suami.

Wanita yang lahir pada hari ini diyakini memiliki keberuntungan dan kemakmuran bagi suami dan keluarga mereka.

7. Minggu Wage

Terakhir, wanita yang lahir pada hari Minggu Wage juga dianggap sebagai penarik rezeki bagi suami menurut primbon Jawa.

Mereka diyakini membawa keberuntungan dan kemakmuran dalam rumah tangga.

Ini adalah keyakinan yang sangat dipengaruhi oleh budaya dan tradisi Jawa, dan meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya, masih banyak yang mempercayainya dan memperhitungkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(*)