GridHot.ID - Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
Agaknya peribahasa itu kini serupa dengan hal yang dirasakan oleh ibu muda asal Indonesia yang tinggal di Jepang ini.
Pasalnya, ia diketahui baru saja curhat soal pengalaman tak menyenangkan yang dialaminya saat tinggal di Negeri Sakura itu.
Dilansir dari Surya.co.id, seorang mama muda asal Indonesia yang tinggal di Jepang menceritakan sebuah pengalaman tak menyenangkan yang dialami.
Melalui unggahan Instagram, mama muda bernama Selly Septiani Dewi itu bercerita bahwa ia sudah sembilan tahun di Negeri Sakura.
Suatu ketika, Selly membayar tagihan air di salah satu bank di Jepang pada Desember 2023.
Tiba-tiba pihak bank menghubungi Selly melalui sambungan telepon.
"Proses pembayaran berjalan biasa aja. Kemudian, saya pulang ke rumah. Selang dua sampai tiga jam kemudian, saya mendapatkan telepon dari bank tersebut," kata dia dikutip dari Kompas.com.
Pegawai bank itu mengatakan, Selly meninggalkan kembalian 1 Yen di bank tersebut setelah membayar tagihan.
Telepon itu pun sempat membuat perempuan ini heran. Sebab dia tidak tahu dari mana mereka mengetahui uang itu merupakan kepunyaannya. Hal ini karena ada selang waktu cukup lama dari terakhir dia berada di bank tersebut.
"Kebiasaan orang Jepang itu kalau ada yang ketinggalan (barang) mereka langsung ngejar orangnya. Tetapi, ini ada jeda dua sampai tiga jam. Kemungkinan, mereka lupa memberikan uang 1 Yen itu kepada saya," lanjut dia.
Pihak Bank Tak Mau Menerima Kembalian
Karena jarak rumah dan bank sekaligus kantor pos tempatnya membayar tagihan itu cukup jauh, Selly pun mengatakan ke pihak bank agar uang tersebut disumbangkan ke kotak amal saja.
Namun, bank itu mengaku tidak punya kotak amal. Pihak bank bahkan menolak uang Selly karena takut dianggap menyalahgunakan uang nasabah.
Bank pun tetap meminta dia mengambil uang itu.
"Namun, saya tidak langsung datang ke bank tersebut karena jaraknya agak jauh. Saya inginnya (mengambil uang) bulan depan saja sekalian bayar tagihan lagi," tambah dia.
Dikejar demi uang kembalian
Selly yang belum mengambil uang 1 Yen itu tiba-tiba ditelepon kembali oleh pihak bank sekitar Kamis (25/1/2024).
Pihak bank, katanya, menerima tawaran Selly yang akan mengambil uang tersebut saat membayar tagihan bulan berikutnya.
"Yang penting, dari mereka, (saya) harus mengambil uangnya. Jangan dibiarkan ada di situ (di bank)," ujar dia.
Selly lama-lama khawatir kejadian ini akan menimbulkan dampak bagi bank tadi. Akhirnya, dia memutuskan mengambil uang 1 Yen di hari itu juga tanpa menunggu periode bayar tagihannya.
Saat berada di bank, dia mengaku mendapat permintaan maaf dari para pegawai. Mereka juga senang Selly dapat mengambil uang 1 Yen tersebut.
"Sebenarnya, hal seperti ini sudah saya alami di Jepang," ungkap Selly.
Orang Jepang jujur
Meski begitu, dia sengaja mengunggah video kejadian tersebut di media sosial karena terharu dengan sikap orang Jepang.
Menurutnya, orang Jepang jujur dan amanah meski uang yang ketinggalan bernominal kecil. Uang itu bisa saja tidak dipermasalahkan.
Namun, orang sana tetap menganggap mereka harus bertanggung jawab terhadap uang yang bukan haknya.
"Di Jepang itu, satu Yen pun harus dipertanggungjawabkan. Jadi, memang mereka sangat amanah terhadap hal-hal yang menjadi milik orang lain," ungkap dia.
Selly menambahkan, orang Jepang tidak hanya bertanggungjawab kepada uang yang nominalnya kecil seperti 1 Yen miliknya.
"Saya pernah mengalami hal serupa ketinggalan uang atau kehilangan barang yang jumlahnya besar. Itu tetap kembali ke saya tanpa berkurang satu sen pun," imbuhnya.
Mengutip tribunjatim.com, diberitakan sebelumnya, pemuda asal Nganjuk raih penghargaan sebagai pria tampan di Jepang.
Ia merupakan peserta magang perikanan yang bertugas sebagai pemukat ikan.
Terhitung, pemuda Nganjuk tersebut sudah 4,5 tahun tinggal di Jepang.
Pemuda Nganjuk bernama Febbryan Kurnia Pratama (26), atau akrab dipanggil Bri itu tinggal di Miyazaki, Jepang.
Terkait cita-cita, Bri mengaku ingin menjadi kepala desa ketika pulang ke Indonesia.
Bri, peserta magang perikanan Indonesia (dari 6 peserta WNI) dinobatkan sebagai Ikemen atau pria tampan di Jepang, Sabtu lalu (13/1/2024) lalu.
Pria itu ternyata bercita-cita ingin jadi kepala desa.
"Saya mau pulang nantinya ke Indonesia dan bercita-cita menjadi kepala desa," papar Bri, panggilan akrab saat kompetisi ikemen Jepang minggu lalu khusus kepada Tribunnews.com Selasa (16/1/2024).
Bri kini sudah 4,5 tahun berada di Miyazaki Jepang menjadi pemukat ikan di sana.
"Saya berasal dari Nganjuk, Jawa Timur dan sekolah di bidang pelayaran di Cilacap.
Direkrut oleh orang Jepang yang datang ke sekolah lalu belajar bahasa Jepang di Tangerang dan sekitar 30 orang diterima bekerja di Jepang termasuk saya ditempatkan di Miyazaki," paparnya lagi.
Menurut Direktur Nichinan City Nango Fisheries Association Women's Division, Akemi Sakimura kepada Tribunnews.com, hampir 100 orang pemagang Indonesia ada di Miyazaki saat ini.
"Saat kontrak saya habis, saya dipanggil lagi sama bos untuk kembali ke Miyazaki, ya saya kembali lagi. Semua diuruskan oleh bos Jepang saya dengan baik untuk kehidupan di sini," lanjut Bri lagi.
Mengaku belum punya pacar saat ini, mengakui gadis Jepang memang cantik-cantik.
"Yang pasti kalau memungkinkan nantinya cita-cita saya mau jadi Kepala Desa sepulang ke Indonesia. Itu dulu fokus saya untuk masa depan," lanjutnya lagi.
Bri juga sering diminta membuat masakan Indonesia selama berlayar dua tiga hari di tengah laut.
"Orang Jepang juga makan makanan buatan saya ala Indonesia dengan bahan-bahan yang ada di kapal. Alhamdullillah mereka suka juga."
Mengaku tak ada masalah dalam makanan karena memasak sendiri dan terutama makanan yang sering dilahapnya adalah makanan laut seiring tugasnya menangkap ikan di laut.
Bri juga berharap dengan kompetisi pertama kali mengenai Ikemen (pemuda tampan) minggu lalu itu semakin orang tertarik untuk ke daerahnya di Miyazaki, semakin banyak yang tertarik ke bidang perikanan di sana.
Lebih dari 400 anggota masyarakat ikut memilih para ikemen Jepang dan Indonesia sebagai peserta dan ternyata ikemen Jepang yang menjadi juara.
Sedangkan Bri mendapatkan predikat hadiah khusus, paling tampan di antara 6 pria Indonesia lainnya yang juga sebagai peserta lomba.
Sementara itu bagi para UKM Handicraft dan pecinta Jepang yang mau berpameran di Tokyo dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.(*)