Gridhot.ID - Kematian Dante, anak artis Tamara Tyasmara dan Angger Dimas membuat murka banyak pihak.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, polisi telah menangkap Yudha Arfandi yang merupakan pacar Tamara Tyasmara terkait kasus kematian Dante.
Disebutkan Yudha Arfandi menjadi pelaku yang menenggelamkan Dante hingga tak sadarkan diri dan tewas.
Polisi menetapkan Yudha Arfandi menjadi tersangka berdasarkan segala bukti termasuk rekaman CCTV.
Berdasarkan rekaman CCTV, Dante diketahui ditenggelamkan oleh Yudha Arfandi sebanyak 12 kali.
Ada satu momen di mana Yudha Arfandi menenggelamkan Dante selama 54 detik di dalam air.
Kejadian ini membuat orang-orang yang menyayangi Dante murka.
Angger Dimas selaku ayah kandung Dante memang sudah curiga sejak awal kalau kematian anaknya banyak kejanggalan.
Sementara itu pihak guru TK tempat Dante bersekolah mengungkapkan hal memilukan di hari terakhir sang bocah masih bernapas.
Dikutip Gridhot dari Tribun Trends, Guru TK ini mengatakan, Dante gemar bermain biola dan bermain dengan teman-temannya.
Raut kesedihan terpancar jelas di wajah guru-guru TK yang saban hari mendampingi Dante di kelas.
Para guru turut pilu saat mengetahui salah satu anak didiknya meninggal dunia akibat ditenggelamkan secara keji.
Karenanya, para guru pun mengurai cerita soal kenangan terakhir sebelum Dante, putra artis Tamara Tyasmara dan Angger Dimas itu meregang nyawa pada 27 Januari 2024.
Sebab sehari sebelum Dante tewas di kolam renang, bocah 6 tahun itu sempat menunjukkan gelagat tak biasa di depan gurunya. Seperti apa?
Adalah Ema, guru TK yang sehari-hari mendampingi Dante di kelas yang bercerita terkait momen pertemuan terakhirnya dengan almarhum.
Sebelum Dante meninggal di hari Sabtu, Ema sempat bertemu dan mendampingi anak Tamara Tyasmara itu di kelas pada hari Jumat.
Diakui Ema, kala itu gelagat Dante memang beda dari biasanya.
Dikenal penurut, Dante di hari Jumat itu justru ogah diminta pulang ke rumah.
"Dante tuh lagi happy banget. Di hari Jumat (sebelum Sabtunya meninggal), udah waktunya clean up berarti waktu main udah selesai. Dia (Dante) tuh belum mau selesai. (Kata guru) 'Dante udah dong Dante, ini kan udah clean up'. Katanya 'hmmm'. Makanya aku syok waktu aku dengar sabtunya Dante udah enggak ada," ungkap Ema dilansir TribunnewsBogor.com dari kanal Youtube cumicumi indigo pada Minggu (18/2/2024).
Selain itu, Ema pun masih ingat dengan momen pelajaran terakhirnya saat mendampingi Dante.
Saat itu Dante terlihat ceria dan sempat membuat para guru terkejut.
Sebab saat baru pertama kali diminta memainkan biola, Dante adalah murid yang paling mahir.
"Aku ketemu Dante sehari sebelumnya, kita pertama kali eksplore (belajar musik) violin biola. Dante itu paling pertama yang begitu pegang biola dia langsung bisa mainin 'wah Dante hebat' kataku," pungkas Ema.
Di momen itulah Ema mengaku sempat membercandai Dante.
Namun entah kenapa diakui Ema di hari Jumat itu Dante tampak beda dari biasanya.
"Aku godain 'Dante mau enggak les ini biola'. Katanya 'no miss, Dante mau main aja'. Emang udah berapa kali disuruh udahan (main biola) dia bilang 'no miss'. Aku syok banget kan aku yang terakhir ketemu pas Jumat, dia memang biasa aja, sehat banget," akui Ema.
Bahkan kala diminta menyelesaikan kelas, Dante menolaknya mentah-mentah.
Dante mengaku masih ingin bermain dengan temannya sehingga tak mau pulang.
"Di hari Jumat itu Dante lagi nice banget. Cuma pas play time kan kita langsung pulang, dia engak mau pulang masih mau main sama temannya. Sedih sih," pungkas Ema.
Selain itu, ada hal yang lebih mengejutkan terkait Dante.
Sedih saat tahu Dante tiada, Ema mengurai gerak-gerik sang anak didik.
Bak punya firasat akan meninggal, Dante sempat bercerita tentang cita-citanya yang berbeda dengan murid lain.
Mengingat cerita Dante, Ema pun jadi paham soal alasan kenapa anak Tamara dan Angger Dimas itu bercita-cita untuk jadi pilot.
"Kalau untuk cita-cita sih enggak spesifik. Tapi kalau di play time kan ada kostum, Dante suka pakai baju pilot, pas ditanya kenapa mau jadi pilot, katanya 'Dante mau terbang'," ujar Ema.
Sementara itu, kasus meninggalnya Dante membuat guru di sekolahnya ikut murka.
Terlebih saat mereka tahu kronologi tewasnya Dante akibat ulah Yudha Arfandi.
Seperti diketahui, Dante meregang nyawa setelah 12 kali dibenamkan kepalanya oleh Yudha Arfandi ke kolam renang kawasan Jakarta Timur.
Akibat perbuatannya kepada Dante, Yudha Arfandi pun ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana dan kelalaian oleh Polda Metro Jaya.
Kini, Yudha Arfandi telah ditahan.
Terkait kasus tersebut, salah seorang guru sekolah Dante, Wani Siregar pun mengurai kegeramannya.
Ia mengaku kesal atas kasus yang menimpa anak didiknya.
"Dante meninggal kami nangis, melihat CCTV-nya kami semua murka. Kami berduka kepada ibu Tamara dan omanya yang setiap hari anterin ke sekolah. Dante harusnya graduate di Juni, selesai TK dan lanjut ke SD," ujar Wani Siregar.
(*)