Find Us On Social Media :

5 Weton Pemilik Mata Batin Penembus Dimensi Lain Menurut Primbon

Ilustrasi mata batin.

GRIDHOT- Menurut primbon Jawa, terdapat beberapa macam weton yang diyakini memiliki kaitan dengan kemampuan spiritual, termasuk kemampuan untuk menembus dimensi lain atau memiliki penglihatan batin yang kuat.

Berikut adalah beberapa weton pemilik mata batin penembus dimensi lain menurut Primbon Jawa:

1. Minggu Pahing

Minggu Pahing diyakini sebagai hari kelahiran yang istimewa bagi pemilik mata batin.

Mereka diyakini memiliki kemampuan spiritual yang kuat dan dapat dengan mudah menembus dimensi lain.

2. Selasa Wage

Orang yang lahir pada hari Selasa Wage juga dianggap memiliki kemampuan spiritual yang luar biasa.

Baca Juga: 7 Weton yang Terlihat Tegas Namun Hatinya Dikenal Paling Lembut

Mereka cenderung memiliki penglihatan batin yang tajam dan dapat memahami hal-hal yang tidak terlihat oleh orang lain.

3. Kamis Kliwon

Kamis Kliwon adalah hari yang dianggap memiliki energi spiritual yang tinggi dalam tradisi Jawa.

Orang yang lahir pada hari ini juga diyakini memiliki kepekaan spiritual yang kuat, termasuk kemampuan untuk melihat dan merasakan hal-hal di luar dimensi fisik.

4. Jumat Legi

Jumat Legi juga dianggap sebagai hari yang khusus dalam kepercayaan Jawa.

Orang yang lahir pada hari ini diyakini memiliki kepekaan terhadap energi spiritual dan dapat memiliki pengalaman spiritual yang mendalam.

Baca Juga: 7 Weton Berwatak Lakuning Angin yang Suka Bikin Senang Orang Lain

5. Minggu Kliwon

Minggu Kliwon adalah salah satu hari yang dianggap memiliki energi spiritual yang kuat.

Orang yang lahir pada hari ini juga dikatakan memiliki kemampuan untuk merasakan dan berinteraksi dengan dunia spiritual dengan lebih mudah.

Meskipun keyakinan ini memiliki pengaruh dalam budaya Jawa, penting untuk diingat bahwa setiap individu unik dan tidak semua orang yang lahir pada hari-hari ini akan memiliki kemampuan spiritual yang sama.

Keyakinan ini lebih merupakan bagian dari warisan budaya dan spiritualitas Jawa daripada aturan yang baku.

(*)