Bocah SD di Indramayu Ditelanjangi dan Dihajar Teman-temannya Saat Jam Istirahat, Ibu Korban: Anak Tidak Ngasih Tahu, Hati Saya Sakit

Kamis, 07 Maret 2024 | 14:42
Tribun Cirebon/Handika Rahman

Para orang tua dikumpulkan pihak sekolah untuk mediasi kasus perundungan di SDN di Indramayu

Gridhot.ID - Sedang viral kasus perundungan atau bullying yang terjadi di SDN 3 Karangsong Indramayu, Jawa Barat.

Dikutip Gridhot dari Tribun Jabar, peristiwa perundungan tersebut dialami oleh seorang bocah SD di sekolah tersebut.

Korban diketahui dirundung oleh teman-temannya sendiri secara brutal.

Bahkan ada video yang viral menunjukkan kebrutalan para bocah SD tersebut.

Diektahui sang bocah dihajar dan ditelanjangi oleh teman-temannya sendiri.

Korban yang berinisial HA (12) merupakan murid kelas 5 SD.

Dirinya ditelanjangi dan dihajar oleh teman-teman sekelasnya sendiri.

Menurut Wali Kelas 5 SDN 3 Karangsong, Tia Istianah, ada 3 murid yang terlibat dalam perundungan tersebut.

Dua anak melakukan pemukulan dan satu anak memvideo aksi perundungan tersebut.

Tia menjelaskan, kejadian itu tepatnya terjadi di jam istirahat.

Mereka kala itu beristirahat ke luar lingkungan sekolah hingga akhirnya terjadilah aksi bullying tersebut.

Baca Juga: Siswa TK Binus School Serpong Diduga Kena Bully, Keluarga Protes Pihak Sekolah Malah Geser Korban: Malah Dipindahkan ke Kelas Perempuan!

"Jadi kronologinya itu bukan terjadi di sekolah ya Pak, tapi di madrasah yang ada di dekat sekolah," ujar dia saat dikonfirmasi di SDN 3 Karangsong, Rabu (6/4/2024).

Tia menyampaikan, pihak sekolah sebenarnya baru tahu kejadian tersebut pada Rabu (28/2/2024).

Itu pun, kata Tia, usai ada teman korban yang melapor ke guru.

Sementara saat kejadian itu terjadi, guru memang tidak ada di lokasi kejadian karena ada di luar lingkungan sekolah.

Terlebih usai mengajar pelajaran olahraga waktu itu, guru ada rapat di dinas.

"Saat itu belum viral, viralnya itu baru hari ini," ujar dia.

Tia menjelaskan, saat mengetahui kejadian tersebut, pihak sekolah langsung memanggil anak-anak yang terlibat termasuk orang tuanya.

Dari pertemuan itu baru diketahui sebab perundungan itu terjadi karena korban mengejek salah pelaku bahwa sepeda miliknya dijual.

"Sepeda itu memang dijual, jadi mungkin emosinya anak masih labil jadi seperti itu," ujar dia.

Dalam artikel yang berbera Fth (40), ibu korban murid yang jadi korban perundungan di Indramayu, mengaku hatinya sangat teriris saat menonton video yang menunjukkan anaknya dibully.

Fth mengaku sakit hati setiap kali melihat rekaman video perundungan yang menimpa anaknya yang masih duduk di kelas 5 SD itu.

Baca Juga: Pihak Vincent Rompies Bongkar Kejanggalan Binus School yang Langsung Keluarkan Anaknya Padahal Polisi Masih Proses Penyidikan

"Saya awalnya enggak tahu, anaknya enggak cerita. Cuma beberapa hari setelah itu, saya dipanggil oleh guru, terus dikasih tahu video itu," ujar Fth saat ditemui di kediamannya di Kabupaten Cirebon, Rabu (6/3/2024).

Fth menceritakan, para hari perundungan itu terjadi, Sabtu (24/2/2024), anaknya pulang lebih cepat dari biasanya. Saat pulang, HA, anaknya itu juga marah-marah di rumah.

"Mungkin dia enggak berani ke teman-temannya, jadi marah-marahnya itu di rumah," ujar Fth.

Fth menceritakan, saat itu ia kebetulan sedang dalam keadaan sakit sehingga tidak banyak bertanya apa alasan anaknya tiba-tiba marah-marah.

Ia baru mengetahui apa yang terjadi pada anaknya, empat hari kemudian saat dipanggil pihak sekolah.

Rabu (28/2/2024), Fth datang untuk memenuhi panggilan mediasi. Saat itulah ia mengetahui apa yang menimpa HA.

Fth mengaku tak kuasa menahan tangis mendengar itu, apalagi saat guru menunjukkan rekaman video ketika anaknya dirundung.

"Anak saya itu tidak ngasih tahu, diam saja. Cuma ngamuk-ngamuk di rumah. Hati saya sakit banget waktu lihat video anak saya ditelanjangi dan ditendang," ujarnya.

Fth mengatakan ketika itu ia sudah berusaha ikhlas dengan kejadian yang menimpa anaknya dan mencoba memaafkan para pelaku. Namun, video perundungan itu kemudian tersebar dan viral hingga jadi sorotan.

Fth berharap, kejadian yang menimpa anaknya bisa menjadi pelajaran agar para pelaku maupun anak-anak lainnya tidak melakukan perundungan seperti itu.

"Senakal-nakalnya anak, seharusnya tidak seperti ini," ujar Fth.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Tribun Jabar