Find Us On Social Media :

Pak Usman Mantan Miliarder yang Tinggal di Rumah Kumuh Panik Usai Viral, Dimaki-maki Istri dan Kehidupan Anaknya Terganggu

Pak Usman mantan miliarder yang tinggal di rumah kumuh

Gridhot.ID - Pak Usman sang mantan miliarder yang tinggal di rumah kumuh kini malah ketakutan usai viral.

Dikutip Gridhot dari Serambinews sebelumnya, Pak Usman sendiri disebut merupakan mantan miliarder.

Pas Usman disebut merupakan mantan bos showroom atau dealer mobil yang kemudian bangkrut.

Dirinya viral usai tinggal di sebuah rumah kumuh yang tak terawat.

Pria tersebut tinggal di sebuah rumah megah dengan luas 2000 meter.

Namun sayang rumah megah tersebut tak terawat sama sekali sehingga banyak tanaman liar tumbuh layaknya hutan.

Pak Usman disebut tinggal di kawasan Tangerang Selatan.

Sosok Pak Usman viral usai adanya beberapa konten kreator yang berniat untuk membantunya membersihkan rumah tersebut agar menjadi layak huni.

Namun dikutip Gridhot dari Tribunnews Bogor, pak Usman memiliki ketakutan setelah viral di media sosial.

Pak Usmar bahkan takut dikejar diusut pegawai pajak.

Ia berdalih bahwa anak dan istrinya marah setelah tahu Pak Usman viral di media sosial.

Baca Juga: Kini Bantu Suami Jualan Pisang Goreng, Penampilan Indah Permatasari Jadi Sorotan, Disebut Kucel dan Tak Terawat, Netizen: Dulu di Sinetron Putri Duyung Cantik Banget

Warga sekitar Tangerang Selatan bersama konten kreator sebelumnya berniat membantu Pak Usman membersihkan halaman rumah dari tanaman liar.

Namun Pak Usman justru menjadi ketakutan.

"Aduh jadi ramai lu gua, dimaki-maki, jadi tambah pusing gua. Masuk ke TikTok itu anak-anak gua kasian itu," kata Pak Usman saat menelepon pemilik akun Youtube Cerita Kita.

Pak Usman panik setelah viral di media sosial.

Videonya tersebar ke banyak media sosial, terutama TikTok.

Ia merasa keviralannya ini akan berdampak buruk bagi karir anaknya.

"TikTok udah ada itu, dikirimin ke anak gua jadi ribut, bini gua juga maki-maki gua lagi. abis semua," katanya.Pak Usman justru khawatir nantinya akan merembet ke hal di luar membersihkan rumah.

Ia bahkan takut bila ujungnya diusut pegawai pajak.

"Tapi dimasukin itu jadi ramai. Nanti kemana-mana lagi kan. sampai ke pajak segala macam ntar ramai gua diusut-usut segala macam, panggil-panggil, aduh pusing guanya, nambah gak tenang gua," kata Pak Usman.

Pak Usman khawatir kehidupannya memiliki jejak digital.

"Lu sih aman, gua. Aduh. Anak-anak gua aja udah ngomel-ngomel, semuanya, bini gua nelepon ngomel-ngomel," katanya.

Baca Juga: Viral Kisah Pak Usman Mantan Miliader yang Ditinggal Istri dan Anak, Hidup Sebatang kara di Rumah Mewah Tak Terawat

"Karena ada jejak digital ini ya jadinya semua, kelihatan semuanya," tambah Pak Usman.

Pak Usman membantah bahwa dirinya adalah pengusaha dan memiliki showroom.

"Stop aja deh, gua pusing nanti tambah ruwet, tambah steres, mau tenang malah jadi kacau. Ya gak apa-apa rumah gua mau kayak hutan kek masa bodo lah udah," tegas Pak Usman.

Sayangnya konten kreator tersebut justru tak mengindahkan protes Pak Usman.

Ia berkukuh dengan dalih kemanusiaan membantu membersihkan rumah Pak Usman.

Padahal pemilik rumahnya sendiri menolak.

"Gua yang jadi stres itu udah dimaki-maki daritadi gak berhenti, jadi kaya nerror. Banyak temen-temen anak gua kan banyak jadi pada nanyainkan," kata Pak Usman.

Pak Usman khawatir tindakan konten kreator ini justru merugikan anak dan istrinya yang kini masih berkarir.

"Kalau gua sih gak maslaah tapi anak bini gua kan masih kerja, jadi ramai di kantor, jadi pada nanya-nanya," katanya.

Takut merembet kemana-mana nantinya.

Pak Usman memang tinggal sendirian di rumah tersebut.

Baca Juga: Dulu Angker Bukan Main Warga Sekitar Sampai Takut Lewat di Depannya, Rumah Bos Kosmetik Ini Langsung Berubah Drastis Usai Pemiliknya Balik Kampung, Intip Penampakannya

Anak dan istrinya sudah tinggal di tempat lain.

Dua anaknya merupakan dokter dan pengusaha.

Namun keduanya disebut jarang berkunjung dan jarang berkomunikasi.

Sementara sang istri sudah tak tinggal di rumah tersebut sejak tahun 2015.

(*)