GridHot.ID - Kecelakaan maut yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok memakan banyak korban jiwa.
Kecelakaan tersebut terjadi di Jalan Raya Palasari, Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024).
Seperti dilansir dari Bangkapos, dari banyaknya korban yang tewas pada kecelakaan maut tersebut, terdapat kisah pilu siswi SMK Lingga Kencana yang ternyata menjadi tulang punggung keluarga.
Duka turut dirasakan keluarga korban tewas kecelakaan bus SMK Lingga Kencana, Mahesya Putra.
Ibunda Mahesya Putra, Rosiana, menyebut semasa hidup korban adalah tulang punggung keluarga sepeninggal sang ayah.
Seusai lulus SMK, korban berencana langsung mencari pekerjaan tetap demi membantu perekonomian keluarga.
Namun nahas, maut lebih dulu menjeputnya.
"Dia anaknya baik. Pokoknya tulang punggung keluarga. Kalau mau misalkan dia bilang udah lulus mau kerja membahagiakan orang tuanya," kata Rosdiana saat ditemui di rumah duka di jalan Rangkapanjayabaru, Depok, Jawa Barat pada Minggu (12/5/2024).
Melansir TribunTrends, Mahesya merupakan anak pertama dari lima bersaudara.
Bersama keluarganya, Mahesya hidup di sebuah rumah kecil yang terletak di dalam gang sempit.
Momen pemakaman enam korban meninggal kecelakaan Ciater, Subang
"Iya dia udah rencana si untuk kerja, pergi kuliah juga," ungkapnya.
"Dia itu orangnya semangat untuk mengejar cita-cita ya pokoknya orangnya nggak neko-neko dah, nggak pernah minta apa-apa yang ibunya gak bisa berikan. Pokoknya nggak neko-neko dia. Iya apa adanya," pungkasnya.
Bahkan, Mahesya rela menjadi kuli pengangkut pasir demi mendapat uang untuk membayar acara perpisahan sekolah sebesar Rp 800 ribu.
Bersama seorang temannya, Mahesya menghabiskan waktunya untuk menjadi kuli pengangkut pasir.
"Dia tuh juga cari uang jajan apa saja sama buat nambahin berangkat ke acara wisuda di Bandung," ujar kerabat korban, Mariah.
(*)