Gridhot.ID - Arya, bocah yang depresi karena HP hasil kerja kerasnya dijual ibunya sendiri kini mendapatkan bantuan dari Presiden Jokowi.
Dikutip Gridhot dari Surya Malang, Arya diketahui mendapatkan bantuan uang dari Presiden Jokowi.
Arya memang sebelumnya sempat menjadi sorotan karena depresi hingga putus sekolah akibat HP hasil kerja kerasnya sendiri dijual sang ibu.
Kondisi Arya yang kerap mengamuk dan tidak memungkinkan menerima pendidikan di sekolah umum membuatnya berhenti untuk sementara.
Satu minggu setelah viral, Arya pun mendapat banyak perhatian dan pertolongan dari berbagai pihak termasuk dari Presiden Jokowi yang memberikan atensi khusus.
Diakui Siti Anita ibunya Arya, staf Presiden Jokowi beberapa hari lalu mendatangi rumahnya seraya memberikan bantuan.
"Alhamdulillah dari pihak staf kepresidenan bapak Joko Widodo juga sudah memberikan bantuan untuk anak saya" dilansir dari tayangan Youtube tv one news, Kamis (16/5/2024).
"Alhamdulillah sudah saya terima, terima kasih banyak bapak Jokowi," imbuh Siti Anita semringah.
Atas banyaknya bantuan itu, Siti Anita akhirnya bisa membawa Arya berobat ke rumah sakit.
Saat ini menurut Siti Anita, kondisi anaknya semakin membaik dan tidak mengamuk lagi berkat rutin minum obat dari dokter kejiwaan.
Siti Anita juga langsung membelikan HP baru lagi untuk Arya dari uang yang diberikan Presiden Jokowi.
Baca Juga: Seolah Bukan Suami Istri, Putri Anne Ungkap Status Hubungannya dengan Arya Saloka: Dah Lewat
Meski sudah membaik, Arya diketahui hanya bermain di dalam rumahnya saja bersama adiknya.
Kasus ini memang menjadi sorotan nasional.
Aksi sang ibu yang menjual HP hasil kerja keras Arya membuat banyak orang geram.
Namun Siti Anita mengaku kalau kondisi ekonomi keluarganya memang kekurangan sehingga terpaksa harus menjual HP anaknya.
Di masa gelap tersebut, warga sekitar nyatanya sudah berusaha untuk membantu Arya.
Dikutip Gridhot dari Tribun Jatim, warga ternyata membelikan HP dan sepeda baru untuk Arya Randi Pratama (13) setelah yang pertama dijual orang tuanya.
Namun bantuan tersebut justru dijual lagi sama ibunya.
Hal itu diungkapkan Ketua RT di Kampung Gunungsari Bedeng RT 4/RW 7, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat, Ajat Supriadi.
"Arya itu sebenarnya normal, tapi peristiwa itu terjadi ketika Arya memasuki kelas VI," ungkap Ajat.
"Waktu itu baru dua bulan-lah tiba-tiba kehilangan HP dari jerih payahnya sendiri," imbuhnya.
Kata Ajat, Arya mengumpulkan uang dari kotak amal di masjid setiap hari Jumat dan setelah beberapa bulan, ia berhasil membeli handphone sendiri.
Namun kebahagiaan Arya tidak berlangsung lama karena HP tersebut malah dijual ibunya.
Dari situlah Arya mulai depresi karena pola pikirnya terganggu ulah orang tua.
"HP yang sudah ia beli itu dijual oleh orang tuanya, membuat Arya mulai terganggu pola pikirnya dan malas bersekolah," ucapnya.
Saat itu, keluarga Arya kebingungan dengan kondisi yang dialami sang anak.
Ajat menyampaikan, saat itu keluarga Arya kemudian meminta solusi kepada RT dan RW setempat agar Arya bisa sehat lagi.
Dengan antusias, RT, RW dan masyarakat sekitar berusaha membantu Arya dengan berbagai upaya yang bisa dilakukan.
"Kami pernah mengantarnya ke rumah sakit, memberikan perawatan dan lain-lain," ujar dia.
Suatu ketika, Ajat menyampaikan, Arya sempat kabur dari rumah dan ditemukan di Kuningan karena depresi tersebut.
Beruntung, dengan bantuan semua pihak, termasuk pemerintah Kelurahan yang memberikan HP gratis, Arya diketemukan dan mulai bangkit lagi.
Namun handphone dan sepeda yang diberikan tersebut juga dikabarkan dijual oleh ibunya, membuat Arya kembali terganggu.
"Sebenarnya saya enggak mau menuduh dijual sama orang tuanya, tapi melihat kondisi perekonomiannya yang bisa dibilang sangat kurang, orang tuanya melihat HP dan sepeda Arya bernilai uang, sehingga dijual," katanya.
Meskipun demikian, upaya dari RT dan warga terus dilakukan untuk mendukung dan membuat Arya senang.
"Pernah kami berswadaya sama masyarakat memberikan sepeda ke Arya, tapi lagi-lagi sepeda dan HP kembali hilang (dijual lagi sama orang tuanya)," ujarnya.
(*)