Find Us On Social Media :

Biodata Mbah Hardjo, Jamaah Haji Paling Tua di Indonesia, Umur 110 Tahun Masih Sehat Jalan Kaki di Madinah

Mbah Hardjo jamaah haji tertua di Indonesia

Gridhot.ID - Ini dia biodata Mbah Hardjo yang menjadi jamaah haji tertua di Indonesia.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Mbah Hardjo atau Harjo Mislan nampak disambut para petugas usai turun dari bus.

Para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyambut hangat kedatangan Mbah Harjo.

Jemaah haji tertua di Indonesia ini langsung dipersilakan duduk di kursi roda dan dibawa ke lobi Hotel Dar Al Naem, Madinah, tempat ia akan menginap.

Tak hanya petugas, para jemaah haji pun turut menyambut kedatangan pria yang akrab disapa Mbah Harjo itu.

Dia hanya diam saat semua orang menanyakan kabar dan kondisi kesehatannya. Mbah Harjo terlihat bingung dan berusaha mengenal sekelilingnya.

Air mukanya seketika berubah tatkala melihat lambang bendera merah putih yang ada di seragam petugas haji.

"Merah putih?" tanya Harjo Mislan kepada petugas haji yang ada di lokasi, Sabtu (18/5/2024), seperti dilaporkan jurnalis KOMPAS,com anggota Media Center Haji (MCH) 2024, Khairina.

"Iya Mbah, ini petugas haji Indonesia. Sekarang ini Mbah sudah di Madinah. Ini semua petugas haji yang ada di sini," kata seorang petugas menjelaskan kepada Mbah Harjo.

Mbah Harjo hanya menganggukkan kepala setelah mendengar penjelasan tersebut. Dari situ, Mbah Harjo mulai merespon berbagai pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Dia mengaku perjalanan panjang dari Surabaya ke Madinah cukup melelahkan. Namun kakek asal Ponorogo ini mengaku senang dan sehat setibanya di Madinah.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Pesawat Garuda Indonesia Terbakar di Langit saat Bawa 411 Calon Haji

Dikutip Gridhot dari Tribun Jatim, Mbah Hardjo adalah warga Desa Bedingin, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Ia lahir pada 2 Juli 1914. Artinya, tahun ini Mbah Hardjo menginjak usia 110 tahun.

Mbah Hardjo juga adalah seorang veteran sipil.

Meskipun usianya lebih dari satu abad, Mbah Hardjo masih memiliki kondisi fisik yang sehat.

Bahkan, saat tiba di Madinah, Mbah Hardjo berjalan dengan kedua kakinya tanpa alat bantu.

Namun, petugas meminta Mbah Hardjo untuk duduk di kursi roda agar tidak kelelahan.

"Alhamdulillah saya juga sehat, kaki saya juga tidak sakit ini," jawab Mbah Hardjo saat berbincang dengan tim MCH PPIH Arab Saudi Daker Bandara.

Selama menjalankan ibadah haji nantinya, Mbah Hardjo didampingi oleh anaknya Sirmad, menantu, dan besannya.

anak Mbah Hardjo, Sirmad mengatakan, ayahnya itu memiliki kebiasaan baik yang selalu dilakukan setiap harinya.

Salah satu kebiasaan baik orang tuanya adalah bersabar dan tidak gampang marah. Mbah Hardjo juga kerap bersilaturahmi dan baik kepada tetangga.

Kakek 7 cucu itu juga sering salat malam. Tidak hanya itu, Mbah Hardjo juga rajin puasa Senin-Kamis hingga ziarah ke makam sanak saudara.

Baca Juga: Setiap Hari Nabung Minimal Rp3 ribu, Ini Sosok Mbah Tono Pemulung yang Akhirnya Naik Haji: Anak Saya Harus Lulus Kuliah!

Sirmad kerap mendampingi ayahnya melakukan tradisi mulia itu.

Sirmad bertekad akan menunjukkan bakti kepada orang tua dan siap mendorong kursi roda atau menggendong ayahnya di Mekkah.

Sebab, tekad ingin haji Mbah Hardjo kuat usai dirinya umrah.

"Saya pertama kali melihat Ka'bah saat umrah pada 2017. Hati saya bergetar melihat rumah Allah. Saya ingin pergi haji," kenang Mbah Hardjo saat ditemui di Asrama Haji Sukolilo.

Keinginan itu akhirnya disampaikan kepada anaknya.

Bersama anaknya, Mbah Hardjo Mendaftar di Kantor Kemenag Kabupaten Ponorogo.

Mbah Hardjo mengaku bersyukur sehingga selalu sehat. Salah satu kuncinya sabar.

"Kalau Allah SWT sedang memberikan ujian kehidupan yang pahit tidak mengenakkan, ya sudah dijalani saja," kata Mbah Hardjo.

"Pasrah terhadap semua ketetapan Gusti. Tidak usah dibuat susah sampai tidak enak maupun tidur," tambahnya.

(*)