Find Us On Social Media :

Alasan Anak Jalanan Minum Air Rebusan Pembalut yang Diambil dari Buangan Sampah

Ilustrasi rebusan pembalut.

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID -Pembalut adalah barang penting yang selalu diandalkan bagi setiap wanita ketika mengalami menstruasi.

Namun sebuah kejadian tak biasa menghebohkan beberapa waktu belakangan, pasalnya sejumlah anak jalanan diketahui minum air rebusan pembalut yang diambil dari buangan sampah.

Lantas, apa alasan anak jalanan minum air rebusan pembalut yang diambil dari buangan sampah?.

Baca Juga : Pemuda Mabuk Rebusan Pembalut di Kudus, Begini Fakta-faktanya...

Dikutip GridHot.ID dari Tribun Jakarta, peminum air rebusan pembalut bekas mengaku meminum cairan tersebut agar dapat mabuk dan nge-fly atau teler.

Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Pemberantasan BNNP Jawa Tengah AKBP Suprinarto dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi Tv One, Kamis (8/11/2018).

Suprinarto mengatakan pengguna air rebusan pembalut merupakan anak jalanan.

Baca Juga : Kisah Daniel Mananta Dari Mangga Dua Hingga Punya Istri Bule

BNNP Jawa Tengah menemukan dua kelompok anak jalanan yang menggunakan air rebusan pembalut dalam dua bulan terakhir.

Anak jalanan tersebut berumur sekitar 13 tahun hingga 16 tahun.

Suprinarto mengatakan meminum air rebusan pembalut menjadi alternatif remaja untuk mendapat efek seperti konsumsi narkotika.

Baca Juga : Khawatir Pasanganmu Selingkuh? Sadap Aja WhatsAppnya

Konsumsi air rebusan tersebut dinilai lebih murah dibandingkan membeli narkotika lainnya.

Air rebusan pembalut diminum secara bersama-sama dalam kelompok anak jalanan yang berjumlah sekitar enam orang.

"Jadi, pembalut bekas pakai itu direndam. Air rebusannya diminum bersama-sama," katanya.

Suprinarto menceritakan pengakuan dari anak jalanan mengenai efek yang dirasakan setelah meminum air rebusan pembalut.

Baca Juga : Terharu! Putri Denada, Shakira Aurum Hibur Pasien Lain dengan Menyanyi

Menurut mereka, air rebusan membuat mereka merasa seperti melayang alias nge-fly.

Mereka menggunakan air rebusan pembalut karena ingin lepas dari tekanan.

Suprinarto mengatakan anak jalanan meminum air rebusan pembalut karena tekanan kehidupan sosial.

"Efeknya nge-fly, jadi memang dia selama ini ada tekanan di dalam kehidupan sosialnya, di jalanan," katanya.

Baca Juga : Ditinggal Suami Karena Kehilangan Kedua Tangannya, 10 Tahun Kemudan Wanita itu Menjadi Pengusaha Sukses

"Akhirnya, dia sesaat, nge-fly untuk meninggalkan sesuatu yang membuat tekanan," lanjutnya.

Selain itu, Suprinarto menyampaikan anak yang mengonsumsi air rebusan pembalut mengalami halusinasi juga.

Kasus penggunaan air rebusan pembalut yang ditemukan di Jawa Tengah sebenarnya bukan kasus pertama.

Sebelumnya, fenomena itu ditemukan di beberapa bagian daerah namun kembali ditemukan di Grobogan, Kudus, Pati, Rembang, dan Kota Semarang bagian Timur.

Baca Juga : Pernah Gagal Dapat Peran, Cinta Lauara Akan Segera Bintangi Film Horor

Dikutip dari Tribunnews, pembalut wanita dikenal mengandung klorin dan bubuk dosium polyacrylate.

Menurut dr Hari Nugroho, kandungan zat kimia dalam pembalut wanita bukan merupakan zat adiktif.

Namun, zat kimia seperti klorin dapat menimbulkan beberapa efek pada otak manusia.

Klorin bisa mengakibatkan efek pada sistem neuro psikologis manusia.

Baca Juga : Kisah Audrey Yu, Gadis Asal Surabaya yang Kelewat Jenius Hingga Harus Dibawa ke Dokter Jiwa

"Memang (kandungan dalam) pembalut dan pampers itu tidak lepas dari adanya zat-zat kimia yakni jejak klorin. Lalu ketika dikonsumsi akan ada efek-efek sistem neuro psikologi kita sebagai manusia," katanya.

Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Negara Provinsi (BNNP) Jateng AKBP Suprinarto menyampaikan, beberapa remaja yang diamankan oleh BNNP Jateng karena mabuk rebusan pembalut di Kabupaten Kudus sehari-hari tercatat sebagai anak jalanan.

"Lebih dari satu yang kami amankan. Usia mereka mulai dari 13 tahun hingga 16 tahun. Ada warga Grobogan juga. Awalnya kami amankan satu dan dia bercerita jika sering mabuk rendaman pembalut beramai-ramai," kata Suprinanto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/11/2018).

Dijelaskan Suprinanto, anak-anak jalanan yang "fly" rebusan pembalut di Kudus tersebut memeroleh pembalut dari pembalut bekas yang dipungut dari sampah.

Baca Juga : Kronologi Insiden Penonton Surabaya Membara Terserempet Kereta Api di Viaduk Jalan Pahlawan

Pembalut bekas tersebut, sambung dia, selanjutnya direbus dengan air putih.

"Setelah dibiarkan dingin kemudian diminum. Pembalut bekas tersebut dipunguti dari sampah tapi perkembangannya ada juga yang menggunakan pembalut baru," ungkap Suprinanto.

Menurut Suprinanto, para anak jalanan nekat coba-coba mabuk rendaman pembalut karena mendengar dari mulut ke mulut.

Baca Juga : Kronologi Insiden Penonton Surabaya Membara Terserempet Kereta Api di Viaduk Jalan Pahlawan

Sebelumnya tahun 2016, sudah pernah ditemukan fenomena serupa di Belitung dan Karawang.

"Kami rehabilitasi dan berikan edukasi bagi mereka karena belum ada sanksinya. Anak jalanan memang rentan melakukan penyalahgunaan karena umumnya mereka punya gaya hidup bebas. Sebelumnya banyak ditemukan mabuk dengan obat pembasmi nyamuk, lotion anti nyamuk, obat-obatan dan sebagainya," pungkasnya.(*)