Baca Juga : Hatice Cengiz Akhirnya Buka Suara Soal Pembunuhan Tunangannya Jamal Khashoggi
Jika dipakai secara legal, peluru fosfor itu bertujuan membuat asap yang bisa dipakai penanda lokasi penjemputan.
Pakar senjata kimia Kolonel Hamish de Bretton-Gordon mengungkapkan, jika disalahgunakan, senjata itu bisa membakar orang yang terpapar hingga ke tulang.
Dia menjelaskan jenis senjata kimia tersebut telah digunakan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk menyapu sebuah kawasan yang berisi pemberontak maupun warga sipil.
"Jika kabar tersebut benar, bakal menjadi hal yang memalukan bagi Pemerintah Saudi, dan bisa menjadi motif paling dekat," tutur Bretton-Gordon.
Baca Juga : Fakta Baru Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi: Sengaja Dipancing untuk Datang ke Turki Sebelum Dibunuh
Sebelumnya, Jamal Khashoggi dilaporkan menghilang ketika memasuki gedung konsulat untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.
Awalnya, Arab Saudi bersikukuh bahwa Jamal Khashoggi telah meninggalkan gedung.
Namun, sumber penyelidik Turki menuturkan dia telah dibunuh.
Berbagai pemberitaan berembus bahwa jurnalis berusia 59 tahun itu dibunuh oleh 15 orang, dan jenazahnya dimultilasi.
Saudi kemudian membuat pernyataan bahwa Khashoggi tewas akibat pertikaian.
Baca Juga : Dibunuh dan Dimutilasi, Ini Kata-kata Terakhir Jamal Khashoggi