Laporan Wartawan GridHot.ID, Chandra Wulan
GridHot.ID - Perhatian masyarakat internasional tengah tersedot kepada Suku Sentinel.
Seorang misionaris asal Amerika, John Allen Chau mengunjungi Pulau Sentinel Utara, Kepulauan Andaman di Teluk Benggala yang berbatasan dengan India dan Bangladesh.
Ia mengunjungi pulau tempat tinggal Suku Sentinel dan akhirnya terbunuh.
Dilansir dari Kompas.com, Suku Sentinel melesatkan panah ke arah Chau dan membiarkannya mati di tepi laut pada pekan lalu.
Kematian Chau menjadi bukti bahwa Suku Sentinel telah begitu lama terisolasi dari dunia luar.
Lalu seperti apakah kehidupan Suku Sentinel sebenarnya?
Dilansir dari berbagai sumber, berikut tujuh fakta Suku Sentinel yang berhasil dihimpun GridHot.ID:
Baca Juga : Disebut Pulau Paling Berbahaya di Dunia, Inilah 5 Fakta Pulau Sentinel yang Letaknya Tak Jauh dari Indonesia
Terasing dan hampir punah
Suku Sentinel tinggal di Pulau Sentinel Utara, sebuah pulau yang dikelilingi karang di Samudera Hindia.
Luas pulau hanya 60 kilometer persegi, berjarak 1.200 kilometer dari daratan India.
National Geographic Indonesia menyebutkan, pada tahun 1991, diperkirakan ada 117 orang di Pulau Sentinel.
Namun, pada tahun 2011, diperkirakan jumlahnya hanya tersisa 15 orang.
Hal ini belum terkonfirmasi, sebab pemerintah India hanya menghitung jumlah anggota Suku Sentinel melalui foto jarak jauh.
Baca Juga : Gadis Remaja Berusia 15 Tahun Tewas Dianiaya Suaminya Sendiri, Dampak Pernikahan Dini?
Punya bahasa yang tak diketahui orang lain
Dokumen sensus India menunjukkan percobaan kontak dengan Suku Sentinel menggunakan bahasa Jarawa (bahasa yang digunakan di pulau sekitarnya) tidak berhasil.
Artinya, Suku Sentinel memiliki bahasa yang berbeda.
Bahkan, ada kemungkinan mereka memiliki cara berkomunikasi yang berbeda pula.
Berburu dan meramu
Seperti manusia pada zaman pra-sejarah, Suku Sentinel diduga kuat masih hidup dengan cara berburu dan meramu.
Sejak masa kolonial, ada rumor yang beredar mengungkapkan Suku Sentinel adalah kanibal.
Namun, hal tersebut tidak benar berdasarkan laporan analisis pemerintah India pada tahun 2006.
Baca Juga : Jawaban Baim Wong Saat Ditanya Soal Rencana Jumlah Momongan dengan Paula Verhoeven
Mengucapkan salam dengan cara yang unik
Jika kita terbiasa mengucapkan salam sambil berjabat tangan dengan orang lain, Suku Sentinel punya cara yang, lagi-lagi, berbeda dan unik.
Mereka mengucapkan salam dengan cara duduk di pangkuan satu sama lain dan mendaratkan tepukan hangat di punggung mereka.
Namun, hal ini hanya berlaku untuk sesama Suku Sentinel.
Dengan orang asing, mereka justru akan menyerang dengan panah.
Baca Juga : Namanya Tertulis di Plang Lokasi, Inilah 3 Fakta Penangkapan Hercules si Bos Preman di Jakarta
Tubuhnya rentan terhadap penyakit dari luar lingkungan tempat tinggal
Dilansir dari New York Times, seorang perwira Angkatan Laut Inggris menggambarkan sebuah pulau terpencil dikelilingi karang di Laut Andaman.
Suku itu disebutnya misterius, terisolasi, dan pemalu.
Mereka memakan akar tanaman dan kura-kura.
Perwira bernama Maurice Vidal Portman ini terpesona akan keunikan pulau dan suku tersebut.
Ia pun menculik beberapa anggota suku, pasangan orang dewasa dan empat anak.
Baca Juga : Resmi Menikah, Baim Wong Sebut Paula Verhoeven Orang yang Sesuai Doa dan Harapannya
Portman membawanya ke sebuah pulau yang lebih besar.
Namun, orang dewasa yang dibawa Portman jatuh sakit dan meninggal dunia.
Diduga, tubuhnya tidak bisa menangkal penyakit dari luar pulau tempat tinggal mereka.
Bermigrasi dari Afrika 50.000 tahun lalu
Suku Sentinel diyakini bermigrasi dari Afrika 50.000 tahun yang lalu.
Mereka menggunakan tombak, busur, dan anak panah untuk berburu binatang.
Baca Juga : 8 Perempuan yang Pernah Mewarnai Kehidupan Cinta Baim Wong Sebelum Akhirnya Berlabuh Pada Paula Verhoeven
Trauma karena pernah diculik
Kisah Portman yang sebelumnya diceritakan diperkirakan sebagai awal mula Suku Sentinel mengisolasi diri.
Karena itulah, setiap ada orang asing yang mendekat, mereka langsung defensif.
Jangankan orang asing yang sampai ke pulau, pesawat milik pemerintah yang mendekati pulau saja dipanah.
(*)