Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Begini Kehidupan Suku Sentinel di Pulau Seukuran Kota Manhattan

None - Minggu, 25 November 2018 | 08:05
Suku Sentinel
Daily Mail

Suku Sentinel

GridHOT.id - John Allen Chau (27) turis asal Amerika Serikat menjadi orang ke sekian yang dibunuh oleh Suku Sentinel.

Suku ini mendiami Pulau Sentinel Utara, bagian dari gugusan Kepulauan Andaman yang berada di Teluk Benggala, India.

John Allen Chau, misionaris Amerika yang mati dipanah Suku Sentinel di Kepulauan Andaman, India.

John Allen Chau, misionaris Amerika yang mati dipanah Suku Sentinel di Kepulauan Andaman, India.

Orang-orang Suku Sentinel melesatkan anak panah pada Chau kemudian membiarkannya mati di tepi laut pada Rabu (21/11/2018).

Chau diketahui membayar nelayan untuk mendekati pulau tersebut secara ilegal.

Baca Juga : Fakta Baru, Pembunuhan Jamal Khashoggi Sebelum Dimutilasi, Darahnya Dikuras Habis!

Baca Juga : Misteri Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines MH370: Sempat Diduga Jatuh Dekat Pulau Paling Berbahaya, Pulau Sentinel

Kematian Chau membuktikan suku ini sangat tidak tolerir pada orang asing yang berusaha mendekati wilayah mereka.

Pada 2016 lalu, dua orang nelayan India telah menjadi korban karena mendekati Pulau Sentinel Utara.

Raj dan Pandit Tiwari tergoda untuk mencari kepiting lumpur di pulau tersebut.

Dalam sekejap, suku Sentinel menyerang dan menewaskan mereka.

Orang-orang Sentinel bahkan tak membiarkan petugas mengambil tubuh dua orang ini dan terus memanah helikopter yang mereka gunakan.

Suku Sentinel telah menghuni pulau tersebut selama lebih dari 60.000 tahun lamanya.Mereka begitu terisolasi dengan dunia luar selama bertahun-tahun, bagaimana bisa itu terjadi?

Mengutip The New York Times, pada akhir abad ke-19 tahun 1880-an, seorang perwira angkatan laut Inggris dilaporkan datang ke pulau terpencil di Laut Andaman dan menghadapi salah satu suku pemburu-pengumpul paling misterius di dunia.

Maurice Vidal Portman disebutkan terpesona dengan suku itu dan menculik beberapa anggota mereka.

Portman kemudian membawa kembali mereka ke rumahnya, di sebuah pulau yang lebih besar di Kepulauan Andaman, di mana Inggris menjalankan penjara di sana.

Setelah mengembalikan anggota tersebut, ia mengakhiri eksperimennya dan menyebutkannya sebagai sebuah kegagalan.

Selama tinggal di Port Blair, Ibu Kota Kepulauan Andaman, Portman mengambil sejumlah besar foto orang-orang Andaman. Beberapa atas permintaan Museum Inggris.

Ia juga menulis dua buah buku yakni Notes of the Languages of the South Andaman Group of Languages (1898) dan A History of Our Relations with the Andamanese (1899).

Dalam sebuah bukunya (1899), Portman Menuliskan, "Kami tidak bisa dikatakan telah melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar meningkatkan teror dan permusuhan mereka terhadap semua pendatang."

Baca Juga : Viral! Suami Curhat Soal Istri Kabur dengan Pria Lain Padahal Baru Menikah

Baca Juga : Mulan Jameela Unggah Foto Ustaz Abdul Somad, Warganet Pun Katakan Ini

Selama abad berikutnya, beberapa orang luar pernah kembali ke sana.

Pulau yang disebut Sentinel Utara, adalah daerah hutan lebat dan berbukit, seukuran Kota Manhattan.

Hampir setiap orang yang berani berkunjung disambut oleh panah terbang.

Pada 1970-an, sutradara film dokumenter National Geographic mengambil satu di kakinya.

Penduduk Sentinel Utara mungkin trauma dengan penculikan yang pernah mereka alami.

Mungkin juga mereka takut pada penyakit yang dibawa oleh orang asing.

Alasan lain, karena kekebalan tubuh yang lemah terhadap penyakit seperti flu dan campak.

Tidak ada yang tahu persis mengapa mereka begitu bermusuhan dengan orang luar dan bahasa mereka tetap menjadi misteri tersendiri.

Baca Juga : Enggak Nyangka, Begini Reaksi Raffi Ahmad Saat Ketemu Ayah Baim Wong

Baca Juga : Alasan-alasan Ini Membuat Kamu Harus Berciuman

Keterisolasian Suku Sentinel didukung oleh pemerintah India

Pemerintah India melindungi juga menghargai pilihan orang-orang Sentinel untuk tetap terisolasi dari dunia luar.

Upaya kontak dengan suku Sentinel telah dilakukan pada tahun 1974, 1981, 1990, 2004, dan 2006, oleh National Geographic dan pemerintah India, juga pasukan angkatan laut India.

Tetapi, mereka disambut dengan tirai panah yang tak henti-hentinya dilesakkan orang-orang Sentinel.

Semenjak kematian dua nelayan India di tahun 2006, pemerintah India mengeluarkan mengeluarkan undang-undang yang melarang pengambilan foto atau video terhadap suku-suku di Kepulauan Andaman pada 2017.

Memang secara administrasi Pulau Sentine Utara adala bagian dari Kepulauan Andaman, tetapi dalam praktiknya, pulau ini dan penghuninya telah membentuk planetnya sendiri. (Suar.grid.id/Masrurroh Ummu Kulsum)

Baca Juga : Balasan Pengacara Hotman Paris Saat Ditegur Kapolres Bogor Soal Kasus 'Putri DIperkosa'

Source : newyorktime.com Suar.grid.id

Editor : Grid Hot





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x