Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Polisi Kesulitan Mencari Cara Ambil Jenazah Turis Amerika di Pulau Sentinel, Ahli Sarankan Lakukan Hal Ini untuk Berinteraksi dengan Suku Sentinel

Septiyanti Dwi Cahyani - Minggu, 25 November 2018 | 10:00
Polisi Kesulitan Mencari Cara Ambil Jenazah Turis Amerika di Pulau Sentinel, Ahli Sarankan Lakukan Hal Ini untuk Berinteraksi dengan Suku Sentinel
Kanal Youtube Lovebite Media Production

Polisi Kesulitan Mencari Cara Ambil Jenazah Turis Amerika di Pulau Sentinel, Ahli Sarankan Lakukan Hal Ini untuk Berinteraksi dengan Suku Sentinel

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Septiyanti Dwi Cahyani

Gridhot.ID - Keberadaan suku sentinel yang telah terisolasi selama lebih dari 30.000 tahun tiba-tiba saja ramai menjadi perbincangan publik.

Suku Sentinel yang tinggal di Pulau Sentinel ini mulai menjadi perbincangan publik sejak adanya kabar duka sekaligus mengejutkan datang dari seorang turis Amerika bernama John Chau.

John Chau meninggal dunia setelah dirinya dikabarkan menginjakkan kaki di Pulau Sentinel Utara, Kepulauan Andaman

Ia tewas karena dipanah oleh Suku Sentinel yang juga disebut-sebut menjadi salah satu suku paling berbahaya di dunia.

Baca Juga : Disebut Pulau Paling Berbahaya di Dunia, Inilah 5 Fakta Pulau Sentinel yang Letaknya Tak Jauh dari Indonesia

Suku Sentinel dikenal sangat tidak mentolerir kehadiran orang asing yang ingin masuk ke dalam wilayah mereka.

Bahkan, jika ada orang luar masuk, mereka tak segan-segan akan membunuhnya.

Melansir dari Kompas.com, Suku Sentinel, penghuni Pulau Sentinel Utara, Kepulauan Andaman, India diyakini sebagai keturunan terakhir dari manusia pertama yang tiba di Asia.

Mereka begitu menutup diri dari dunia luar dan tak segan untuk membunuh orang asing yang mendekati pulau.

Baca Juga : Begini Kehidupan Suku Sentinel di Pulau Seukuran Kota Manhattan

Bahkan petualang abad 13 Marco Polo menyebut mereka brutal dan kejam.

Tak banyak yang diketahui tentang suku Sentinel sehingga menjadi rintangan utama untuk mendekati dan berinteraksi dengan mereka.

Meksi demikian, pemerintah berkomitmen untuk melindungi suku Sentinel.

Kini, kepolisian India tengah dirundung dilema untuk mengambil jenazah pria Amerika Serikat John Allen Chau yang tewas dipanah suku Sentinel dan bahkan belum diketahui keberadaannya.

sBaca Juga : Liar dan Agresif, Suku Pedalaman Pulau Sentinel Mengikatkan Tali dan Menyeret Tubuh John Chau

Di sisi lain, pihak berwenang juga harus menjaga privasi di sekitar Sentinel Utara.

Interaksi dengan orang luar dapat menjadi bencana besar bagi kesehatan suku Sentinel, sebab mereka tidak memiliki ketahanan terhadap penyakit asing.

Jika polisi pergi ke pulau untuk mengambil jenazah Chau, mereka mungkin juga terbunuh.

Pihak berwenang terus berkomunikasi dengan ahil antropologi dan kesejahteraan suku tentang cara terbaik berinteraksi dengan suku terasing itu.

Baca Juga : Misteri Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines MH370: Sempat Diduga Jatuh Dekat Pulau Paling Berbahaya, Pulau Sentinel

Profesor antropolog di Universitas Delhi, Anup Kapoor, menuturkan bagi siapa pun yang ingin membuka interaksi dengan suku Sentinel harus menunjukkan tingkat yang sama.

"Jangan mengenakan apa pun," ucapnya kepada AFP.

"Hanya dengan itu, Anda bisa berharap memiliki semacam interaksi," imbuhnya.

Kapoor diketahui pernah berhasil berinteraksi dengan Onge, suku Andaman lainnya.

"Baru setelah saya menanggalkan pakaian saya, kecuali pakaian dalam saya," ucapnya.

Baca Juga : Trauma Karena Pernah Diculik Orang Asing, Inilah 7 Fakta Suku Sentinel yang Hampir Punah

"Kami tidak tahu tentang sistem komunikasi mereka, sejarah, dan budaya mereka.

Jadi bagaimana kami bisa mendekati mereka," tutur Kapoor.

Menurutnya, suku Sentinel membenci siapa pun yang mengenakan seragam.

Jika mereka melihat seseorang memakai pakaian, mereka akan membunuhnya langsung di tempat.

Baca Juga : Bukan Mobil Mewah Atau Barang Mahal Lainnya, Ternyata Inilah Hadiah Pernikahan yang Diberikan Raffi Ahmad untuk Baim Wong

"Apa yang kita tahu, mereka telah dibunuh dan dianiaya secara historis oleh Inggris dan Jepang.

Mereka membenci siapa pun yang berseragam," katanya.

"Biarkan mereka seperti itu. Biarkan mereka hidup damai dalam ekosistem.

Jangan ganggu mereka karena hanya akan membuat mereka makin agresif," imbuhnya. (*)

Source :Kompas.comGridHot.ID

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x