"Badan keamanan kami...sejauh ini membalas dengan menahan diri terhadap aksi agresif kapal-kapal pemerintah Malaysia," kata Khaw.
"Namun kami tidak dapat membiarkan kedaulatan Singapura dilanggar."
"Karena itu, bila perlu, kami tidak akan ragu-ragu untuk mengambil langkah tegas terhadap intrusi dan kegiatan tak berizin di perairan kami guna melindungi wilayah dan kedaulatan kami," katanya dalam satu pernyataan.
Kalimat bernada tantangan perang Singapura itu disikapi ciut oleh Malaysia.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan lebih baik kedua negara mengadakan pertemuan terlebih dahulu.
"Kita dapat mengukur dengan melihat apakah benar atau tidak kami mencaplok (wilayah Singapura) atau apakah kami masih berada di perairan kami," kata Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad Rabu (05/12) seperti dikutip situs Malaysiakini.
Khaw yang mendengar pernyataan Mahathir mengatakan ia menerima usulan itu.
Baca Juga : Jokowi Dipeluk dan Dibisiki Oleh Seorang Nenek, Ini yang Dikatakannya
Namun Singapura harus membalas untuk membela kedaulatan negaranya karena patroli badan kelautan Malaysia, Marine Enforcement Agency sudah sering melanggar batas wilayah kedua negara.
"Kapal-kapal pemerintah Malaysia sejak itu terus menyusup ke perairan teritorial Singapura di lepas pantai Tuas," kata Khaw.
"Pesan utama saya hari ini adalah ... Mundur. Tinggalkan perairan kami sementara kami melakukan dialog duduk dan mencoba menyelesaikannya," tegas Khaw seperti dikutip dari straitstimes.com, Sabtu (8/12).