Gridhot.ID - Di mesin pencari Google, pencarian nama Egianus Kogoya mencapai 1.340.000.
Lumrah, lantaran Egianus Kogoya merupakan pelanggar HAM berat karena membantai 19 pekerja Trans Papua di Nduga, Papua, 2 Desember lalu.
Namun siapa sangka, mantan Kapolda Papua yang merupakan putra asli daerah Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw tak tahu siapa Egianus Kogoya sebelum ada kejadian ini.
Dikutip dari Tribun Network, Rabu (19/12) Paulus Waterpauw menyebut Egianus Kogoya merupakan orang baru.
"Tidak. Saya baru tahu nama itu. Dia mungkin orang baru, ya. Saya belum pernah dengar nama itu sebelumnya. Nama pimpinan yang terkenal sekali sampai sekarang itu adalah Goliath Tabuni. Dulu ada Kelik Kwalik," ujar beliau di Senayan, Jakarta, Senin (17/12).
"Kalau Egianus itu, saya tidak mengetahui," tambahnya.
Paulus Waterpauw juga menyebut model-model Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Egianus berisi anak-anak muda.
Ia menyebutnya Free Man.
"Setahu saya sebenarnya, anggota KKB ini berisi anak-anak muda. Saya bilangnya mereka ini "Free Man". Manusia yang bebas. Mereka ini yang sudah nyaman dengan posisinya. Mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara memaksa, mengancam bahkan menghilangkan nyawa. Lebih mudah, karena mereka punya senjata kan?" ujar Paulus.
Mantan Kapolda Papua yang sekarang berdinas di Mabes Polri ini mengungkapkan tak ada lagi secara ideologi kelompok yang menginginkan Papua Merdeka.
Yang ada KKB macam Egianus Kogoya hanya ingin berkuasa di Papua dengan menggunakan tindak kekerasan.
"Secara ideologi, saya pikir tidak ada lagi kelompok yang ingin Papua Merdeka. Sedangkan KKB ini diisi anak-anak muda yang ingin berkuasa di tanah Papua. Mereka yang hidupnya bebas dan bergantung pada kehidupan yang seperti itu. Berdasarkan foto-foto yang tersebar, kelompok bersenjata ini punya banyak senjata, termasuk yang sudah modern," kata Paulus.
Baca Juga : Seorang Wanita Meninggal Dunia Setelah Giginya Dicabut Sampai Ompong Melompong
Sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari KKB biasa merampok warga.
Caranya mengancam menggunakan senjata api.
"Kelompok bersenjata ini biasa merampok warga. Apabila, warga tidak kasih, mereka biasa ancam. Karena mereka merasa berkuasa, punya senjata, maka asal main ambil saja," beber Paulus.
Hasil rampokan bermacam-macam, seperti hewan, uang atau bahkan wanita.
"Ada hewan babi atau ayam warga misalnya, mereka tinggal minta. Ada anak gadis, mereka ini tinggal main ambil. Warga ketakutan sebenarnya kalau mau melapor ke aparat," tambah Paulus.
Sementara itu sampai saat ini aparat keamanan masih melakukan perburuan kepada KKB Egianus Kogoya.
(*)