Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID -Tsunami Banten yang terjadi pada Sabtu malam (22/12/2018) pukul 21.30 WIB menyisakan banyak cerita.
Jika biasanya tsunami diakibatkan oleh gempa tektonik, namun Tsunami Banten yang melanda provinsi Banten hingga Lampung itu diduga diakibatkan karena erupsi anak Gunung Krakatau yang berada di selat Sunda.
Dahsyatnya gelombang Tsunami Banten tak hanya memporak-porandakan daratan, namun juga mengusik kehidupan sejumlah biota laut seperti Penyu dan Hiu.
Baca Juga : Jadi Korban Tsunami Banten, Aa Jimmy dan Istri Dikubur dalam Liang Lahat Bersebelahan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun sudah merilis keterangan terkait bencana alam tersebut melalui akun Instagramnya @infobmkg pada 23 Desember 2018.
Dalam pernyataan disebut:
"Sekitar Pukul 21.30 terjadi kenaikan gelombang tinggi yang tercatat ditide gauge BMKG dengan karakteristik yang menunjukkan itu adalah TSUNAMI Tetapi TIDAK TERJADI GEMPABUMI TEKTONIK.
Setelah berkoordinasi dengan Badan geologi diketahui telah terjadi erupsi gunung Krakatau pada pukul 21.03.
Baca Juga : Meski Berusia 60 Tahun, Defit Tetap Semangat Kerja 24 Jam untuk Bantu Korban Tsunami di Banten
Dipastikan kejadian di Anyer adalah TSUNAMI YANG BUKAN DISEBABKAN OLEH GEMPA TEKTONIK dan Kekuatan tsunami diperparah dengan adanya gelombang tinggi akibat cuaca, dan saat ini masih akan diselidiki apakah ada hubungannya dengan erupsi krakatau," tulis @infobmkg.
Dahsyatnya kekuatan gelombang Tsunami yang menghempas daratan pada Sabtu (22/12/2018) malam, rupanya sampai menyebabkan biota-biota dasar laut terdampar ke daratan.
Salah satunya adalah seekor penyu raksasa.
Hewan yang biasa hidup di dasar laut itu diketahui terdampar usai gelombang Tsunami menerjang Banten.
Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari unggahan akun Instagram @bantennature yang mengunggah sebuah video pada 23 Desember 2018.
"Anggota polres Cilegon bersama warga mengevakuasi, penyu raksasa yang terdampar di Perairan Selat Sunda di Pasuruan, Kecamatan Cinangka,Kab. Serang, Minggu 23desember 2018 ????@tyo anggota polres Cilegon," tulis @bantennature dalam unggahannya.
Dalam video tersebut terlihat seekor penyu raksasa yang sedang berusaha dikeluarkan oleh sejumlah orang dari bagian belakang sebuah mobil berwarna hitam.
Baca Juga : Ungkapan Kesedihan Ifan Seventeen Usai Dylan Sahara Ditemukan Meninggal Akibat Tsunami di Banten
Tak hanya satu, namun setidaknya terlihat 5 orang pria dewasa berusaha dengan susah payah untuk mengangkat hewan berukuran raksasa itu.
Setelah diturunkan ke tanah, penyu yang nampaknya liar tersebut seolah asing dengan kehadiran manusia.
Baca Juga : Ketiadaan Alat Pendeteksi Gempa Bumi Vulkanik, Sebabkan BMKG 'Buta' Prediksi Tsunami Banten
Penyu itu diduga diselamatkan oleh warga usai gelombang tsunami menerjang, dan berusaha untuk dilepaskan ke alam lagi.
Sebelumnya, pada hari yang sama yakni 23 Desember 2018, sebuah video penampakan hiu Tutul yang disebut berenang mendekati dermaga Pelabuhan Merak, Banten beredar luas.
Video tersebut menjadi viral lantaran banyak yang menduga-duga apa penyebab hewan yang biasa hidup didasar laut dalam itu muncul ke permukaan.
"HebohhhhHiu Tutul pun sampai menepi ke daerah dermaga Pelabuhan Merak - Banten akibat Tsunami di perairan selat Sunda," tulis akun Instagram @igers.banten dalam caption unggahan videonya tanggal 23 Desember 2018.
Namun demikian jika didengarkan dengan seksama, suara sejumlah pria dalam video tersebut agaknya bukan berlogat sunda sebagaimana cara bicara warga sekitar Banten.
Untuk itu, belum dapat dipastikan kebenaran waktu dan lokasi video penampakan hiu Tutul tersebut direkam.
Hingga berita ini diturunkan, tidak ada pernyataan resmi dari badan atau dinas terkait video viral tersebut.(*)