Gridhot.ID - Erupsinya Gunung Anak Krakatau (GAK) membuat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan lembaga terkait harus mendapat informasi real time dari gunung berapi tersebut.
Tim BMKG dan TNI sudah berupaya melakukan penerbangan menggunakan pesawat Boeing 737 untuk memantau aktivitas terkini Anak Krakatau.
Namun abu vulkanik menghadang dan pesawat terpaksa putar balik karena berbahaya.
Dikutip dari The Guardian, Rabu (26/12) Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Indonesia berhasil merekam video dari dekat erupsi Anak Krakatau satu hari sebelum tsunami menerjang.
Baca Juga : Coba Dekati Gunung Anak Krakatau, Tim BMKG Dihadang Abu Vulkanik Seperti Pecahan Gelas
Terlihat semburan lava pijar merekah terlontar dari kawah Anak Krakatau.
Suara ledakan juga bisa terdengar saat gunung berapi mengeluarkan asap dan lahar.
Namun dalam sebuah unggahan video akun facebook Chasseur de Lave asal Prancis yang menyebut dirinya sebagai Pemburu Gunung Berapi, ia memperlihatkan bagaimana letusan Anak Krakatau dari jarak amat dekat.
Amat dekat karena berjarak beberapa ratus meter dari pusat letusan.
Baca Juga : Ini Sebabnya Mengapa Anak Krakatau dan Gunung Berapi Lainnya Ketika Meletus Disertai Gemuruh Petir
Dalam video terlihat bara api gunung Anak Krakatau dilontarkan ke langit.
Sejurus kemudian bara panas itu menghujam ke bumi, seakan hujan bebatuan panas dari Neraka.
Keterangan dalam video menyebut jika akun facebook Chasseur de Lave merekam meletusnya gunung Anak Krakatau pada bulan Desember tahun ini.
Padahal pihak berwenang Indonesia sudah mengeluarkan larangan bagi siapapun agar tak mendekat sampai radius 2 km dari pusat letusan Anak Krakatau.
Baca Juga : Deretan 5 Bencana Tsunami Paling Mematikan di Dunia
Sementara itu setelah menyebabkan tsunami di Lampung dan Banten, Sabtu (22/12), gunung Anak Krakatau masih dipelototi oleh dinas-dinas terkait demi memastikan statusnya.
Namun tak dipungkiri jika Anak Krakatau masih menyimpan bahaya yang mungkin bisa meletus sewaktu-waktu.
Bahkan warga di sekitar Pantai Carita masih bisa mendengar suara dentuman dari gunung berapi tersebut.
Dikutip dari Tribun Jakarta, Rabu (26/12) salah seorang warga bernama Agus menuturkan, suara dentuman dari Anak Krakatau sudah terdengar sejak 18 Desember 2018.
"Memang begini sejak tanggal 18 Desember 2018 kemarin, suaranya terdengar sampai sini, biasanya gak begini," kata Agus dijumpai di kawasan Hotel Wira Carita, Selasa (25/12/2018).
Agus sempat mengecek suara dentuman tersebut dari pinggir Pantai Carita sebelum tsunami terjadi.
Ia mengatakan ombak pasang terus menerjang pesisir pantai beberapa menit setelah dentuman tersebut terdengar.
"Kalau abis dentuman, nanti ombak pasangnya datang beberapa menit kemudian," kata Agus.
(Seto Aji/Gridhot.ID)