"Kami selama mengungsi hanya ngandelin lampu petromak aja," ucap Aam, saat di berbincang dengan Tribunnews.com.
Untuk jaringan telekomunikasi di sekitar lokasi pun masih sulit.
Beberapa kali tim Tribunnews.com mencoba mengirimkan pesan melalui jejaring sosial whatsapp atau panggilan sulit tersambung.
Menurut Aam, sejak tsunami meluluhlantakan desa mereka, jaringan komunikasi hingga saat ini belum kembali normal.
"Belum normal, sepertinya gardunya rusak, mau ngabarin keluarga aja susah ini," kata Aam.(*)