GridHOT.id - Jenazah putri sulung personel grup lawak Jigo, Heriyanto alias Aa Jimmy akhirnya ditemukan pada Rabu (26/12/2018).
Jenazah Radea Putri Aninditya (8) ditemukan di RSU Berkah Pandeglang, Banten, sekira pukul 12.00 WIB oleh tim yang masih tergabung dalam keluarga Jigo, Wali Care, serta DVI RSUD Pandeglang.
Dengan ditemukannya jenazah Putri, pencarian tim Wali Care pun berakhir.
Sebab dalam anggota Jigo yang diboyong ke Anyer saat tsunami itu terjadi, Putri satu-satunya jenazah yang paling terakhir ditemukan.
Baca Juga : Seolah Alami Dejavu, Kembaran Ifan Seventeen Mengaku Sudah Bayangkan Tsunami Satu Jam Sebelum Kejadian
Kini, Aa Jimmy beserta istri dan kedua anaknya sudah beristirahat di TPU Sirnalaya I, Cikaret, Kecamatan Cianjur, Jawa Barat.
Berikut TribunJakarta.com himpun sederet suasana pemakaman dan fakta dari keluarga Aa Jimmy.
1. Pemakaman putri sulung
Radea Putri Aninditya dimakamkan berdekatan dengan makam Aa Jimmy beserta istri, Hati Nur Illah dan anak keduanya, Naisya Rafani Aradhya pada pagi tadi, Kamis (27/12/2018).
Berdasarkan pantauan TribunJabar.id, prosesi pemakaman tersebut dihadiri oleh tim Wali Care dan keluarga besar Jigo.
Baca Juga : Merasa Bersalah Lihat Roy Marten Berlinang Air Mata, Gisella Anastasia: Luka Mungkin Akan Sembuh
Selain itu, hadir pula Plt Bupati Cianjur Herman Suherman.
Herman mengatakan, atas nama warga dan pemerintah Kabupaten Cianjur mengucapkan Belasungkawa yang sebesar-besarnya semoga keluarga Aa Jimmy khusnul khatimah dan diterima amal ibadahnya.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada grup Wali yang telah mencari keluarga Aa Jimmy sampai menguburkan terima kasih semoga grup Wali diberi balasan yang setimpal oleh Allah SWT," kata Herman kepada TribunJabar.id, kamis (27/12/2018).
Herman mengatakan, presensi pemakaman ini mengingatkan kepada kita semua akan adanya maut yang kapanpun dan di manapun akan datang.
Baca Juga : Sudah Nikah dengan Pria Brasil, Aura Kasih: Tunggu Fotonya Sedang di Edit...
"Saya mengingatkan kepada semua mari meningkatkan keimanan kepada Allah SWT, agar senantiasa dalam keadaan ingat kepada Allah SWT ketika maut menjemput," kata Herman.
Selain keluarga, terlihat juga teman-teman almarhumah Putri dari sekolah Al Azhar Cianjur.
Semua pelayat yang mengantar Putri ke tempat peristirahatan terakhirnya menangis.
Saat satu per satu perwakilan keluarga dan dari Wali Care menyampaikan kata-kata terakhir dan doa untuk keluarga Aa Jimmy.
Satu per satu juga keluarga bersimpuh memanjatkan doa di empat pusara makam yang bertabur bunga di atasnya.
2. Kerabat, keluarga mengenang sosok Aa Jimmy
Pada pemakaman Putri, sapaan akrab putri sulung Aa Jimmy, kerabat dan keluarga menyampaikan beberapa patah kata setelah jenazah tersebut dikebumikan.
Kata-kata terakhir dan doa mengenang sosok Aa Jimmy dan keluarga pun menambah suasana haru pemakaman tersebut.
Baca Juga : Sempat Viral Menikah Melalui Live Streaming, Begini Nasib Briptu Nova dan Suaminya Briptu Andik Trianto
Satu personel Wali Band, Ihsan Bustomi mengatakan, Aa Jimmy di mata teman dan sahabat merupakan sosok yang tak pernah marah dan tak pernah mengeluh.
"Ia sosok yang periang, siapapun yang mengobrol dengannya pasti akan senang. Ia sosok yang tak pernah marah dan tak pernah mengeluh," kata Ihsan Wali sambil menyeka air mata yang terus mengalir di wajahnya.
Beberapa kali, Ihsan Wali sempat menghentikan sambutannya karena terlihat tak kuat menahan kesedihan ditinggal Aa Jimmy dan keluarga.
Suaranya sedikit parau, ia kembali melanjutkan lagi sambutan dan doanya.
3. Nasib bungsu yang sebatang kara
Sebelumnya, Aa Jimmy turut memboyong istri serta tiga putrinya dalam acara gathering PLN di Anyer, Sabtu (22/12/2018).
Aa Jimmy didapuk sebagai pengisi acara bersama grupnya, Jigo.
Saat tsunami menerjang, putri bungsu Aa Jimmy, Yumna, tengah bersama pengasuhnya di dalam cottage.
Keduanya selamat dari terjangan tsunami.
Kini, Yumna hidup sebatang kara ditinggal oleh orangtuanya dan kedua kakaknya.
Atas kondisi tersebut, Ihsan Wali dalam sambutannya di pemakaman, mengatakan Yumna turut menjadi tanggung jawabnya karena sudah masuk menjadi keluarga Wali.
Baca Juga : Digelar Meriah, Berikut Deretan Kemewahan di Acara 7 Bulanan Momo Geisha
Ia juga meminta pihak keluarga besar Aa Jimmy untuk tak sungkan meminta kepadanya.
"Kepada keluarga jangan sungkan, jika ada keperluan apapun untuk Yumna segera hubungi kami, Yumna sudah menjadi tanggung jawab kami dan sudah menjadi bagian dari keluarga kami," kata Ihsan.
Ihsan mengatakan, ia berterima kasih kepada semua pihak yang sudah mendoakan sehingga semua keluarga Aa Jimmy sudah ditemukan.
4. Kesaksian sahabat: Aa Jimmy sosok sederhana
Personel Wali Band, Avoy, turut bertakziah ke makam keluarga Aa Jimmy, Kamis (27/12/2018) pagi.
Ia berdoa di hadapan empat pusara makam keluarga Aa Jimmy.
Selesai berdoa, Avoy menceritakan sosok Aa Jimmy merupakan sosok sederhana.
Hal tersebut terlihat dari caranya menolak fasilitas lebih ketika manajemen Wali menawarkan beberapa fasilitas.
Baca Juga : 5 Tsunami Terdahsyat yang Pernah Terjadi di Dunia, 2 di Antaranya Menggulung Indonesia
"Almarhum sosok yang enggak neko-neko, sosok artis yang enggak ngartis, sosok apa adanya, bahkan diberi fasilitas lebih almarhum tidak mau. Ia menjaga kesederhanaan, kebersahajaan," kata Avoy.
Avoy Teringat Pertemuan Terakhir dengan Aa Jimmy, Aa Jimmy Memeluk dan Meminta Maaf Avoy teringat bentuk kesederhanaan dari Aa Jimmy saat ia ngobrol hanya minta kopi saja. Meski sederhana, kata Avoy, Aa Jimmy merupakan sosok yang penuh ide dan mempunyai visi ke depan yang baik.
Baca Juga : Serem! Ramalan Mbak You Meramal Tahun 2019 Akan Terjadi Seperti Ini...
"Ia itu sahabat yang supel, tulus, tanpa ada keinginan di balik itu semua," kata Avoy.
Avoy mengatakan, terakhir bertemu dengan Aa Jimmy saat syuting video klip.
"Aa Jimmy sempat memeluk saya, ia meminta maaf karena datang ke video klip terlambat akibat macet, itu pertemuan terakhir kami," kata Avoy. (TribunJakarta.com EFS/TribunJabar.id Ferri Amiril Mukminin)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Tangis Keluarga Aa Jimmy: Pemakaman Anak Sulung hingga Nasib Bungsu yang Sebatang Kara