Berkurangnya volume tubuh gunung Anak Krakatau diperkirakan karena adanya proses rayapan tubuh gunung api yang disertai oleh laju erupsi yang tinggi dari 27 hingga 28 Desember 2018.
4. Temuan 2 retakan baru di tubuh Gunung Anak Krakatau
Menyusutnya tinggi Gunung Anak Krakatau itu disertai dengan temuan dua retakan baru di tubuh Gunung Anak Krakatau.
Kepala BMKG, Prof Dwikorita Karnawati mengatakan terdapat dua retakan baru dalam satu garis lurus di salah satu sisi badan Gunung Anak Krakatau.Dwikorita menduga, retakan itu terjadi lantaran adanya getaran tinggi yang muncul saat erupsi gunung Anak Krakatau.
Munculnya retakan baru itu membuat BMKG khawatir akan terjadi tsunami susulan.
Hal ini dikarenakan kondisi bawah laut Gunung Anak Krakatau saat terdapat jurang di sisi barat hingga selatan.
"Yang kami khawatirkan di bawah laut curam, di atas landai.
Jika retakan tersambung, lalu ada getaran, ini bisa terdorong dan bisa roboh (longsor)" ujar Dwikorita menjelaskan.
6. Muncul cekungan kawah menyerupai teluk