Untung polisi segera datang dan langsung menangkap orang-orang yang membawa batu ditangannya.
"Polisi lari-lari juga berusaha nangkepin mereka. Lumayan lama juga sih mbak sampai benar-benar tenang. Saya saja cuma berani lihat dari dalam toko," ucap dia.
Satpol PP DKI kabur lawan Preman????????????Ga ada wibawa nya.. pic.twitter.com/pO67S5UK1n
— Agung Wirawan (@agungwirawan100) January 17, 2019
Sementara itu saksi lainnya, Widyaningsih yang merupakan pemilik kios permanen di Tanah Abang mengaku khawatir dan ketakutan saat bentrokan terjadi.
Saat bentrokan berlangsung ia dan dua karyawannya langsung bersembunyi di dalam toko.
Widyaningsih tak berani keluar atau melihat langsung bentrokan itu.
"Awalnya tuh seperti biasa mbak, satpol PP bilang kalau pedagang enggak boleh jualan di sini (trotoar). Enggak tahu dari mana asalnya, tiba-tiba ada yang lempar batu saja ke petugas. Petugasnya sih berusaha cari begitu ya siapa yang melempar. Eh tiba-tiba sudah banyak saja tuh yang lempar batu," kata Ningsih.
Menurut Widyaningsih, saat kejadian banyak pejalan kaki yang merekam dengan ponsel bentrokan itu.
Namun para PKL tidak melempari batu ke pejalan kaki.
"Mereka tuh cuma ngelempar batu buat petugas. Banyak kok tadi yang ngerekam video dan foto begitu, tetapi enggak dilempari batu. Ya karena mereka marahnya ke petugas saja kan," kata Ningsih.
Menurut keterangan di lapangan, bentrokan terjadi antara PKL yang membuka lapak dagangannya di bawah Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) melawan Satpol PP.
Bentrokan berlangsung kurang lebih selama 30 menit.
Para pedagang melempari petugas dengan batu dan besi sehingga menyebabkan kerusakan pada kaca spion salah satu mobil petugas satpol PP.
Beruntungnya, tidak ada korban jiwa dan luka-luka akibat bentrokan tersebut.
Bentrokan usai setelah pihak Satpol PP melakukan koordinasi dengan Polsek Tanah Abang.
Tiga orang yang diduga menjadi provokator berhasil diamankan oleh polisi. (*)
Source | : | Kompas.com,Twitter |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |
Komentar