The Guardian juga menyoroti debat pertama Pilpres 2019 yang digelar pada Kamis, (17/1/2019) malam.
Media itu menyebut, Nurhadi-Aldo sering menggunakan akronim vulgar yang dijadikan menjadi satu kebijakannya.
Baca Juga : Betah Menjomblo, Ira Koesno Akui Kagum dengan Sosok Pria Ini
Seperti program subsidi internet dengan menggunakan "Program Anak Perusahaan Tagihan Warnet Bagi Umum" menjadi "Prostat Bau".
The Guardian juga menyebut Nurhadi dan Aldo juga pro-hak LGBT dan memiliki program "halal" untuk melegalkan ganja.
"Keduanya tidak terpikirkan dalam iklim politik Indonesia saat ini," tulis The Guardian.
Baca Juga : Awalnya Dikira Boneka, Ternyata Sesosok Mayat Mengapung Bersama Sampah di Saluran Irigasi
Menurut The Guardian, Edwin menciptakan sosok Nurhadi-Aldo dengan bantuan tujuh orang muda yang ia temui melalui halaman komedi online.
Hal itu berdasarkan pada pemikiran setelah mereka bosan dengan kandidat presiden tahun ini.
Media asing itu menyebut, Nurhadi merupakan seorang tukang pijat dari Kota Kudus, Jawa Tengah.
"Sementara Aldo adalah fiksi murni, sebuah penyatuan dari dua wajah yang berbeda," tulis The Guardian.