GridHOT.id - Shamima Begum mengisahkan kembali momen ketika dia bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah ( ISIS) empat tahun silam.
Bersama dua temannya, Kadiza Sultana dan Amira Abase, ketiganya meninggalkan Bethnal Green di Inggris dan bertolak ke Suriah.
Dalam wawancaranya dengan jurnalis The Times Anthony Loyd, Shamima yang saat itu berusia 15 tahun menjalani kehidupan yang "normal".
"Sejak saat itu hingga sekarang terdengar suara bom. Namun, bagi kami itu adalah hal biasa," ujar Shamima seperti dikutip Sky News dan BBC, Rabu (13/2/2019).
Shamima mengatakan, dirinya berada di kamp pengungsi al-Hawl yang berlokasi di utara Suriah, dan termasuk 39.000 orang yang kabur dari Baghouz.
Baca Juga : Juliana Moechtar : Kenapa Gosipnya Sama Ifan Seventeen?
Baghouz merupakan kota di Deir Ezzor yang saat ini menjadi kantong pertahanan terakhir ISIS dan tengah digempur milisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Shamima mengisahkan, dia berbohong dengan meminta izin kepada orangtuanya bahwa dia dan teman-teman bakal keluar selama sehari.
Nyatanya, ketiganya pergi menuju Bandara Gatwick dan terbang menuju Turki sebelum menyeberangi perbatasan ke Suriah.
Tiga murid Bethnal Green Academy itu menyusul teman yang lain, Sharmeena Begum, yang lebih dulu pergi ke Suriah pada 2014.
Sampai di Raqqa, Shamima mengatakan, dirinya dan dua temannya ditempatkan bersama para perempuan yang dipersiapkan menjadi pengantin.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Rich |
Komentar