Gridhot.ID - Pembentukan Federasi Malaya yang digagas oleh Inggris pada 1 Februari 1948 mengakibatkan digelorakannya Dwikora oleh Indonesia.
Indonesia melalui Soekarno menganggap pembentukan Federasi Malaya merupakan akal-akalan Inggris 'merangkum' Sabah Sarawak dan semenanjung Malaysia dibawah kakinya sebagai negara boneka. Kolonialisme gaya baru.
Mengutip Grid.ID, Senin (4/3) salah satu yang dikenang dalam Dwikora adalah Peristiwa Kalabakan pada Desember 1963.
Indonesia memang membuat pihak Negara Persemakmuran terutama Inggris, Australia dan Selandia Baru ekstra repot saat Dwikora.
Baca Juga : Malas Bebersih, Ibu dan Kelima Anaknya Tinggal di Rumah Layaknya Tempat Sampah
Pada dekade 1960-an, trio negara beda benua satu rasa itu mengerahkan militernya untuk membantu serdadu Malaysia menghadapi infiltrasi sukarelawan dan tentara Indonesia.
Kalabakan adalah sebuah kawasan di distrik yang terletak di bagian barat distrik Tawau.
Jaraknya dari Kota Tawau adalah sekira 100 Km. Saat ini, Kalabakan hanyalah sebuah kota terpencil yang tidak memiliki status kota.
Saat itu bulan Desember 1963, Peleton X yang merupakan satuan khusus Korps Komando Angkatan Laut/KKO AL (sekarang Marinir) ditugaskan ke perbatasan Kalimantan Timur (Kaltim)-Sabah.
Peleton X tersebut bertugas dibawah Basis VI operasi A/Koti.
Lantas KKO ditugaskan untuk melakukan raid/serangan ke Sabah (Sandakan, Lahat Datu dan Sempurna).
Tim kemudian dibagi tiga kelompok kecil, sasaran pertama diserang oleh tim pimpinan Kopral Mar Sukibat dan Prajurit Mar Subroto.
Sasaran kedua akan diserang oleh pasukan pimpinan Serda Mar Rebani.
Sedangkan sasaran ketiga akan diserang oleh tim pimpinan Prajurit Mar Asmat.
Para personel KKO yang akan melaksanakan serangan ini memang sudah dibekali latihan jungle warfare dan berkualifikasi komando.
Maka dalam diri mereka tersimpan 'beban' sekaligus kebanggaan sebagai prajurit elit Indonesia.
Dengan keadaan alam berhutan Kalimantan maka tepat rasanya kenapa KKO ini dipilih untuk melakukan serangan.
Lawan yang akan dihadapi oleh pasukan KKO ini bukan sembarangan, yakni Royal Malaysia Regiment ditambah kesatuan prajurit Inggris yang sudah kenyang pengalaman kontra gerilya di kampung Kalabakan.
Pasukan pimpinan Serda Rebani lah yang bertugas menyerang posisi dua pos pasukan Royal Malaysia Regiment berkomposit serdadu Inggris tersebut.
Satu kesalahan fatal kemudian diperbuat oleh pasukan Royal Malaysia Regiment dan kesatuan Inggris dalam menjaga pos perbatasannya.
Mereka menganggap remeh kekuatan pasukan Indonesia disana dan penjagaan menjadi lengah.
Apalagi persenjataan yang dimiliki oleh pihak lawan lebih komplit.
Pasukan KKO pimpinan Serda Rebani tentu tak menyia-nyiakan hal ini.
Dengan perlengkapan tempur seringan mungkin, pada jam J hari H, pasukan Marinir Indonesia itu langsung menyerang secara mendadak dan cepat ke posisi Royal Malaysia Regiment setelah sebelumnya menerobos wilayah lawan.
Serangan mendadak ini tentu tak disangka-sangka oleh pasukan Malaysia dan Inggris karena mereka lengah.
Belum sempat kokang senjata dan siap tempur atau istilahnya "caught with their trousers down" mereka sudah dihabisi oleh serangan cepat KKO AL.
Baca Juga : 7 Fakta Aneh Mengenai Karamnya Titanic, Ada Kebun Teh di Atas Dek Kapal
Korban dari pihak Malaysia dan Inggris berjatuhan, sebanyak delapan orang tewas dan 38 lainnya luka-luka.
Pasukan Serda Rebani juga berhasil merampas 1 Rifle Bren, 7 SMR, 10 Sten Gun dan 1 buah pistol milik musuh.
Sedangkan dari KKO sendiri gugur satu orang yakni Prajurit Gabriel.
Yang paling merugikan adalah diantara kedelapan korban tewas itu ada tiga orang Perwira pasukan Inggris yakni, Mayor RM Haddow, Mayor R.H.D. Norman dan Mayor H.A.I. Thompson.
Namun pihak kerajaan Inggris berusaha menutupi kematian ketiganya karena ingin menjaga eksistensi (atau malu) bahwa perwira militernya tewas ditangan tentara dari negara baru merdeka 'kemarin sore.'
Setelah berhasil melakukan serangan di kampung Kalabakan ini, tim Serda Rebani kemudian balik markas.
Tapi sayang karena kekurangan makanan dan medan berat beberapa prajurit tidak kembali ke markas termasuk Serda Rebani sendiri.
Atas jasa dan keberaniannya Rebani dinaikkan pangkatnya menjadi Sersan Mayor Anumerta dan Pemerintah RI menganugerahkan Bintang Sakti kepadanya.
Dengan serangan ini pihak lawan kemudian mengurangi aktivitas militernya di perbatasan, bukan hanya itu Malaysia juga membangun monumen di kampung Kalabakan untuk mengenang peristiwa bersejarah ini. (Seto Aji/Gridhot.ID)