"Semua orang mulai berteriak dan menangis. Semuanya begitu panik. Ada seseorang yang kesulitan untuk memutar balik mobilnya," ungkap Murray.
Dia membantu selama 20 menit sebelum meninggalkan lokasi kejadian, kembali ke mobil, dan menelepon istrinya Rachel untuk menceritakan apa yang terjadi.
Murray menelepon polisi dan mengatakan dia siap untuk memberikan keterangan sebagai saksi jika diperlukan ketika di rumah, dia disambut anaknya Israel.
Seketika air mata Murray pun pecah mengingat dia baru saja menyaksikan sebuah pemandangan yang bakal membuatnya trauma seterusnya.
"Saya memikirkan pemandangan seorang anak kecil tak berdaya sambil bersimbah darah sementara putranya dalam keadaan sehat menyambutnya," Rachel menyebut suaminya sebagai pahlawan.
Namun Murray menegaskan fokusnya saat ini adalah mengubah pandangan rasis dan ujaran kebencian yang tengah terjadi.
"Jawaban dari situasi ini adalah mulailah tidak memandang orang hanya berdasarkan warna kulit, agama, gender, etnis, maupun agama di masa depan," tegasnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar