Gridhot.ID - Prajurit TNI dari Yonif RK 751/ VJS melaksanakan penyelamatan terhadap seorang bayi anak suku asli Papua yang terjebak banjir di kolong rumah di Kampung Taruna, Jl Sosial Taruna, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Bayi yang berumur 5 bulan ini hamipr saja celaka jika tak segera diselamatkan.
Mengutip akun instagram @puspentni, Minggu (17/3), pagi tadi pukul 08.00 WIT, tim penyisir dari Yonif 751 terdiri dari lima orang personil yakni Sertu Hanafi, Sertu Samsi, Prada Yacob, Prada Yusril, dan Prada Syahril melaksanakan penanggulangan bencana banjir bertempat di kampung Taruna.
Saat melakukan penyisiran itulah Prada Syahril mendapati ada seorang bayi di kolong rumah warga.
Baca Juga : 5 Aksi Teror Paling Berbahaya di Dunia, Salah Satunya Berada di Belanda yang Dilakukan Eks WNI
Bayi malang tersebut terjepit kayu reruntuhan rumah.
"Saat melaksanakan penyisiran, seorang prajurit TNI a.n Prada Syahril menemukan bayi (umur 5 bulan) di kolong rumah masyarakat dengan posisi terjepit kayu runtuhan rumah," ujar Kapendam Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, Minggu (17/3).
Tak perlu menunggu lama para personil TNI itu langsung berusaha menyelamatkan si bayi.
Dengan menggunakan gergaji mereka memotong kayu yang menjepit tubuh bayi.
Usai berusaha keras mereka berhasil mengevakuasi bayi yang belum diketahui siapa orang tuanya.
"Bayi yang orang tuanya belum bisa diidentifikasi itu dikeluarkan dari jepitan kayu dalam keadaan selamat," kata Aidi.
Proses evakuasi belum selesai sampai di situ, Prada Syahril dan rekan-rekannya harus segera melarikan si bayi ke puskesmas terdekat menggunakan sepeda motor untuk mendapatkan perawatan medis.
"Prada Syahril menggendong bayi tersebut selanjutnya dilarikan ke Puskesmas terdekat dengan sepeda motor," tambah Aidi.
Baca Juga : Jalani Sidang, Teroris Brenton Tarrant Mendapat Teriakan, 'Membusuklah Kau di Neraka!'
Untung di jalan berpapasan dengan mobil ambulans dan si bayi yang masih berada di gendongan Prada Syahril bisa lebih cepat sampai puskesmas dengan menumpang ambulans.
"Namun di tengah jalan berpapasan dengan ambulans sehingga bayi berhasil dievakuasi ke Puskesmas Sentani," pungkas Kolonel Aidi.
Hingga hari ini, tercatat banjir bandang di Sentani mengakibatkan 42 orang meninggal dunia dan 21 lainnya luka-luka.
9 Rumah ringsek terdampak banjir di BTN Doyo Baru.
1 Mobil hanyut, serta jembatan Doyo dan Kali Ular mengalami kerusakan.
Bahkan sekitar 150 rumah terendam banjir di BTN Bintang Timur Sentani dan ada kerusakan 1 pesawat jenis Twin Otter di Lapangan Terbang Adventis Doyo Sentani. (*)