Karena ia langsung membatalkan beberapa kesepakatan antar Malaysia-China karena dinilai tidak ada untungnya bagi Malaysia.
Sementara itu Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberi pintu bagi Investor China agar menanamkan modal mereka sebesar US$108 miliar.
Baca Juga : Ketika Australia Berencana Menyerbu Jakarta Namun Malah Ketakutan Gegara Ancaman Kapal Selam TNI AL
Uang itu nantinya digunakan Filipina untuk membangun jalan raya, kereta api, bandara, dermaga dan jembatan baru dalam jangka 10 tahun ke depan.
Para pengamat ekonomi memperingatkan, poros ke China dapat mengarah pada perangkap utang.
Sri Lanka contohnya, mereka terpaksa menyerahkan kontrol dua pelabuhan utamanya setelah gagal membayar utang ke China.
Namun nampaknya Malaysia masih tetap belum bisa lepas dari utang ke China.
Mengutip navyrecognition.com, pasalnya mereka dalam kesepakatan membangun Littoral Mission Ship (LMS) di Chinese shipyard Wuchang Shipbuilding Industry Group untuk AL Malaysia.
Namun pembayaran biaya pembuatan kapal perang permukaan itu dengan cara dicicil selama puluhan tahun oleh pemerintah Malaysia alias mereka 'kasbon' dulu ke China. (*)