Laporan Wartawan Gridhot.ID, Dewi Lusmawati
Gridhot.ID - Kasus pengeroyokan terhadap seorang gadis 14 tahun oleh12 siswi SMA di Pontianak, Kalimantan Barat masih terus bergulir.
Dari 12 siswi SMA terduga pelaku penganiayaan AU, siswi SMP di Pontianak, tujuhdi antaranya menggelar konferensi pers di Mapolresta Pontianak, Rabu (10/4/2019).
Dilansir Gridhot.IDdari video wawancara langsung di akun Facebook Tribun Pontianak dan Kompas TV, ketujuh para terduga menyampaikan klarifikasi.
Dalam klarifikasinya, salah satu terdugapelakumengaku bersalah dan menyesal telah menyakiti korban hingga menimbulkan luka fisik.
"Sebagai salah satu pelaku, saya sedih, meminta maaf atas perlakuan saya terhadap Audrey."
"Dan saya sampai menyesal dengan kelakuan keterluan saya ini," ungkap salah satu pelaku tak kuasa menahan air mata.
Baca Juga : Alasan Polisi Kenapa Ada Anggotanya di Video Boomerang yang Dibuat 3 Siswi SMA Pengeroyok Audrey
Tak hanya mengaku bersalah, terduga pun meminta maaf atas perbuatan yang telah dilakukan terhadap AU dan keluarga.
"Saya salah satu dari terduga pelaku 12 orang ini. Saya meminta maaf kepada korban dan keluarga korban," ujar satu diantara terduga pelaku dikutip Gridhot.ID dari Tribun Pontianak, Rabu (10/4/2019).
Pada kesempatan itu, pelaku mengaku menjadi korban lantaran banyak yang meneror danmelayangkan penghinaan tanpa tahu kejadian sebenarnya.
Baca Juga : Dilakukan di 2 Tempat Berbeda, Lihat Penampakan Lokasi Pengeroyokan Audrey di Pontianak
"Dan kalian semua harus tahu, di sini saya juga korban karena saya sekarang sudah dibully, dihina, dicaci, dimaki dan diteror padahal kejadian tidak seperti itu," tambahnya.
Namun, terduga menampik melakukan tindak senonoh yang amoral kepada korban.
"Tidak ada penyekapan, tidak ada seretan, tidak ada menyiram secara bergiliran, tidak ada membenturkan kepalanya ke aspal. Itu tidak ada, apalagi untuk merusak keperawanannya," jelasnya.
Terduga pelaku pun membantah melakukan pengeroyokan terhadap AU.
Mereka mengaku berkelahi satu lawan satu, sementara teman-teman yang lain hanya sekedar menyaksikan.
"Jadi kami tidak mengeroyok, kami berkelahi satu lawan satu,"ucap salah satu pelaku.
Baca Juga : Kasus Pengeroyokan Audrey Jadi Viral, KPPAD Kalbar Justru Laporkan Akun Twitter @zianafazura ke Polda
Berdasarkan klarifikasi tujuh siswi SMA terduga pelaku dan penyidikan yang telah dilakukan.
Pihak Mapolres Pontianak akhirnya menetapkan tiga tersangka utama dari 12 terduga pelaku pengeroyokan AU, sementara sembilan lainnya tidak ikut meskipun berada di lokasi.
Melansir dari Kompas, ketiganya masing-masing berinisial FZ alias LL (17), TR alias AR (17) dan NB alias EC (17).
Kapolresta Pontianak Kombes Pol Anwar Nasir mengatakan, penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik memeriksa sejumlah saksi dan menerima hasil rekam medis dari Rumah Sakit Pro Medika Pontianak.
"Dalam pemeriksaan terhadap pelaku, mereka juga mengakui perbuatannya menganiaya korban," kata Anwar dalam konferensi pers yang digelar di Mapolresta Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu malam.
Ketiga tersangka tersebut dikenakan Pasal 80 Ayat 1 Undang-undang tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara 3 tahun 6 bulan.
Baca Juga : Pengeroyokan Siswi SMP di Pontianak, Alat Vital Korban Sampai Dilukai Oleh 12 Pelaku
Lantaran pelaku kasus pengeroyokan ini masih berada di bawah umur, maka proses hukum akan diselesaikan dengan mengacu sistem UU SPPA yang telah ditetapkan.
"Kategori penganiayaan ringan sesuai dengan hasil visum yang dikeluarkan hari ini oleh Rumah Sakit Pro Medika Pontianak."
"Sehingga sesuai dengan sistem peradilan anak, bahwa ancaman hukuman di bawah 7 tahun akan dilakukan diversi," ujar Anwar.
Lebih lanjut lagi Kombes Pol Anwar Nasir berjanji akan menyelesaikan kasus ini dengan sebaik-baiknya tanpa mengabaikan antensi perlindungan anak baik terhadap korban maupun tersangka.
Sementara itu, di media sosial ramai beredar kabar jika orangtua salah satu pelaku pengeroyokan Audrey adalah seorang politisi.
Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari unggahan akun Twitter @NindyaMulidita yang mengunggah sebuah komentar pada 10 April 2019.
Dalam unggahan tersebut akun Twitter@NindyaMulidita terlihat mengomentari komentar zeorang netizen.
Baca Juga : Kasus Pengeroyokan Audrey Jadi Viral, KPPAD Kalbar Justru Laporkan Akun Twitter @zianafazura ke Polda
"Oh ya kemaren-kemaren sempet liat SS (ScreeenShoot) salah satu pelaku. Lupa yang mana, tapi iya bener ada foto caleg. Yang gua inget cuma bendera Demo**at," tulis akun twitter @manggalaku.
Namun komentar ini lalu dibantah oleh akun Twitter @NindyaMaulidita, "Udah ada yang konfirmasi, itu bukan ayah pelaku kok," tulisnya.
Dalam link yang disertakan, nampak potret seorang anak perempuan dengan pria yang diduga seorang politisi di Kalimantan Barat.
Baca Juga : Sempat Viral Karena Tidur di Samping Kuburan Putrinya, Ibu : Berdoa Agar Pelaku Segera Serahkan Diri
Anak perempuan tersebut juga sempat memberikan komentar dalam sebuah postingan binstagram yang menyatakan bahwa ayahnya bukanlah ayah kandung salah satu pelaku pengeroyokan Audrey di Pontianak yang kini kasusnya tengah viral.
Sementara itu, dikutip dari Antara Kamis (11/4/2019), Politisi Kalimantan Barat, Raden Hidayatullah Kusuma Dilaga menyampaikan klarifikasi saat menggelas jumpa pers di Jalan Arteri Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Rabu (10/4/2019).
Raden Hidayatullah Kusuma Dilaga menyatakan bahwa pemilik akun berinisial SF di Instagram yang saat ini tersangkut kasus penganiayaan siswi SMP Pontianak Audrey (14) bukanlah anak kandungnya.(*)