Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah Luh Ariani, Wanita Bali yang Hanya Bisa Mandi Saat Hujan Turun

Siti Nur Qasanah - Minggu, 14 April 2019 | 09:52
Luh Ariani adalah salah satu penghuni rumah batu di kaki Gunung Batur.
Kolase foto Tribun Bali/Novia Windri

Luh Ariani adalah salah satu penghuni rumah batu di kaki Gunung Batur.

Namun, di ruangan yang dianggap sebagai ruang tidur ini tidak terlihat adanya dipan, kasur, bantal, selimut, ataupun perabotan layaknya sebuah ruang tidur.

Baca Juga : Kisah Seorang Wanita Melahirkan Bayi di Atas Pohon Saat Topan dan Banjir Menenggelamkan Rumahnya

Yang terlihat hanya beberapa karung beras bekas di tanah dan di dekat pembatas ruangan.

"Itu buat alas saya tidur. Kalau hujan ya banjir. Terus saya tidurnya pindah ke dapur sini. Soalnya kalau di kamar itu pasti bocor. Kalau di dapur ya tidak terlalu banyak air," ujar Luh Ariani sambil menunjuk atap terpal yang sudah menggembung menampung air hujan.

Tak Punya Toilet dan Hanya Bisa Mandi Saat Hujan Turun

Potret rumah batu di kaki Gunung Batur
Tribun Bali/Novia Windri

Potret rumah batu di kaki Gunung Batur

Di sekitar rumah Luh Ariani, tidak ditemukan area khusus untuk mandi, cuci dan kakus (MCK).

Luh Ariani mengaku ia mandi hanya ketika hujan turun.

"Saya mandi kalau hujan saja. Kalau tidak hujan ya tidak mandi," cerita Luh Ariani.

"Tapi kadang saya pergi ke danau. Tidak ada yang nganter, saya jalan (ngesot) ke danau sendirian. Karena jauh saya tidak kuat kalau sering ke danau, makanya mandi kalau hujan saja," tambahnya.

Baca Juga : Orang Tua Taruh Pistol Sembarangan, Balita 4 Tahun Ini Menggunakannya untuk Tembak Kepala Sang Kakak

Sedangkan untuk keperluan air sehari-hari, ia menggunakan air hujan yang ia tampung dalam 2 buah bak plastik berukuran sedang.

Source :Tribun Bali

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x