Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID -Kematian Budi Hartanto, guru honorer yang ditemukan tak bernyawa dalam kondisi tak wajar dengan tubuh termutilasi dan dimasukkan dalam koper sempat jadi misteri.
Polda Jatim mengungkap motif dan kronologis pembunuhan disertai mutilasi guru honorer di Kediri ini yang ternyata dipicu hubungan intim berbayar antara pelaku, Aris Sugianto dan korban Budi Hartanto.
Dikutip GridHot.ID dari Surya Malang, peristiwa mutilasi guru honorer di Kediri itu terjadi setelah pelaku melakukan hubungan intim berbayar dengan korban pada Selasa (2/4/2019).
Bahkan terungkap jika selama ini pelaku Aris sudah biasa melakukan hubungan intim berbayar dengan korban.
Aris sudah melakukan hubungan intim sesama jenis berbayar dengan korban sebanyak empat kali sebelum akhirnya peristiwa mutilasi terjadi.
Dirreskrimum Polda Jatim Kombespol Gupuh Setiono mengatakan, pelaku Aris Sugianto memiliki hubungan asmara sejenis dengan korban.
Aris terhitung sudah tiga kali melakukan hubungan intim bersama korban sebelum kejadian mutilasi.
Keduanya biasa melakukan hubungan tersebut di kediaman Aris.
"Setiap kali berhubungan Aris ngasih uang ke korban. Aris sayang pada korban, dan akan memberikan apa yang diminta korban," katanya.
Namun untuk hubungan intim yang keempat kalinya, Aris dan korban sengaja lakukan di dalam ruangan di sebuah warungnya di Jalan Surya, Sambi, Ringinrejo, Kediri, Selasa (2/4/2019) silam.
Gupuh menyebut ada beberapa motif pembunuhan tersebut saling terkait.
Baca Juga : Warga Dengar Teriakan dari Warung Kopi Tempat Budi Hartanto Dibunuh
"Hubungan asmara sesama jenis, terus berakhir perselisihan karena tidak diberikan uang dan berakhir dengan pertengkaran yang mengakibatkan korban dibunuh," kata Gupuh pada awak media di depan Halaman Reskrimum Polda Jatim, Senin (15/4/2019).
Terkait kronologis pembunuhan disertai mutilasi guru honorer di Kediri ini Gupuh menyebut ada percekcokan yang akhirnya berujung maut sesaat setelah Aris dan korban berhubungan intim.
Percekcokan itu ditengarai karena Aris tidak mampu membayar uang yang diminta oleh korban setelah berhubungan intim.
"Usai lakukan hubungan intim di dalam kamar, karena Aris gak bisa ngasih uang ke korban, korban marah-marah".
Suasana makin panas ketika Aziz yang berada di luar kamar ikut menegur korban.
Aziz tak tahan dengan suara percekcokan yang terdengar cukup kencang itu, berinisiatif menegur korban lantaran saat itu waktu telah menunjukkan pukul 22.00 WIB.
"Diingatkankan Aziz tapi korban tak terima, korban malah bilang ini bukan urusan kamu,"
Tak cuma membantah teguran Aziz, ungkap Gupuh, tanpa diduga korban justru melayangkan sebuah tamparan ke arah pipinya.
"Tak terima, Aziz juga membalas," ungkapnya.
Mungkin rasa sakit hati korban begitu meluap-luap, sebilah golok sepanjang sekitar 10 sentimeter yang tergeletak di sebuah tempat duduk atau bale di depan warung, langsung di ambil korban untuk disabetkan ke arah Aziz.
Baca Juga : Budidaya Lalat Desa Sokawera, Datangkan Rejeki untuk Sekolah Anak - Anak dan Bayar BPJS
"Korban itu malah mengambil golok. lalau diayunkan ke arah Aziz. Tapi Aziz bisa menangkis," lanjutnya.
Usai menangkis, Aziz yang berupaya merebut golok dari tangan korban, ternyata berhasil.
Setelah senjata golok telah berpindah tangan, Aziz yang berbalik menyabetkan golok tersebut ke arah korban.
Sabetan pertama meski tak langsung menumbangkan korban, namun sabetan Aziz mampu mengenai lengan kiri korban.
Baca Juga : Gegara Ibu Sibuk Main Ponsel, Ia Tak Menyadari Anaknya Sudah Menjadi Mayat Terapung di Kolam Renang
"Kemudian korban jatuh tertelungkup, lalu teriak-teriak, saat itulah Aziz berkali-kali menyabet golok," katanya.
Lalu apa peran Aris dalam pembunuhan tersebut?
Gupuh menerangkan, bersamaan dengan aksi Aziz yang kalap bertubi-tubi mengibaskan sabetan, Aris muncul membantunya menyumpal mulut korban hingga meregang nyawa.
"Jadi mulut korban disumpal, makanya hasil otopsi menunjukkan korban mati karena kehabisan nafas," jelasnya.
Setelah korban dipastikan tumbang tak bernyawa, kedua pelaku berupaya menghilangkan jejak dengan cara membuang mayat ke suatu tempat.
Hingga akhirnya muncullah peristiwa penemuan mayat dalam koper tanpa kepala di Blitar yang akhirnya membuat kasus sadis ini terungkap.
Polda Jatim akhirnya bisa meringkus dua pelaku pembunuhan disertai mutilasi pada Guru Honorer asal Kediri Budi Hartanto.
Baca Juga : Ungkapan Cinta Pelaku Mutilasi Budi Hartanto: Sakit Hatiku Sakit!
Pelaku, Aris Sugianto (23) pelaku yang tertangkap di Jakarta, Kamis (11/4/2019) sore. Ia merupakan warga Mangunan, Udanawu, Blitar.
Pelaku kedua, Azis Prakoso yang ditangkap di Kediri di hari yang sama pukul 20.00 WIB. Ia merupakan warga Jalan Merak, Ringinrejo, Kediri.
Sementara itu, dikutip dari Tribratanews, Wakapolda Jatim Brigjen. Pol. Drs. Toni Harmanto, M.H., memimpin pelaksanaan konferensi pers pengungkapan kasus mutilasi yang dimasukan ke dalam koper bertempat di Mapolda Jatim, Senin (15/4/19).
Wakapolda Jatim didampingi oleh Dirreskrimsus Polda Jatim, Kabid Humas Polda Jatim, serta Kasubdit Jatanras.
Baca Juga : Putranya Ditemukan Tewas Termutilasi Tanpa Kepala dalam Koper, Ibunda Budi Hartanto: Anak Saya Salahnya Apa?
Dalam keterangannya, Wakapolda Jatim menjelaskan tentang kejadian tersebut dimana Jatanras Polda Jatim telah berhasil mengungkap kasus mutilasi dengan korban Budi Hartanto.
Sedangkan dua tersangka Aris Sugianto dan Aziz Prakoso telah diamankan.
Menutur keterangan yang disampaikan diketahui bahwa kedua tersangka mengenal korban melalui aplikasi “Hornet” dan pada akhirnya menjalin hubungan asmara sejenis.
Baca Juga : Menyoal Pengusaha Tekstil Dimutilasi di Malaysia, Korban Kesana Demi Menagih Utang Miliaran Rupiah
Dikutip dari Tribun Jateng, Hornet adalah aplikasi khusus bagi penyuka sesama jenis atau gay.(*)