Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID - Pelaksanaan Pemilu yang dilakukan pada 17 April lalu 2019 diwarnai dengan peristiwa yang memilukan.
Sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dinyatakan meninggal dunia menjelang dan saat pemungutan suara, hingga saat perhitungan suara berlangsung.
Sebagian besar dari korban yang meninggal dunia mengalami kelelahan parah setelah bekerja sekitar 24 jam nonstop untuk menyiapkan, melaksanakan, dan menghitung suara yang telah masuk.
Baca Juga : Viral Potret Tukang Bensin Eceran Bermodal Nekat Jajakan Dagangannya di Depan Pintu Masuk SPBU
Dilansir Gridhot.ID dari Kompas.com Minggu (24/4/2019), Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menilai, para petugas maupun relawan perlu mendapatkan waktu istirahat yang cukup selama proses penghitungan suara Pemilu 2019.
Menurut Sandiaga, jangan sampai korban berjatuhan karena mengejar tenggat waktu.
"Jadi saya meyakini bahwa proses ini, secara fundamental harus ada kesempatan bagi para relawan, para petugas, para saksi untuk break dulu," kata Sandiaga saat ditemui di Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandi, Jakarta Pusat, Minggu (28/4/2019).
Baca Juga : Jarang Terekspose Pasca Cerai dengan Ahok, Veronica Tan Kepergok Sibuk Jualan Daging
"Karena sangat melelahkan, kita jangan membiarkan dari sisi untuk mengejar tayang gitu. Kejar deadline, kita akhirnya mengorbankan lebih banyak lagi para petugas, para saksi, yang jatuh sakit atau malah wafat. Ini sangat memprihatinkan kita semua," lanjut dia.
Menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut, break yang dimaksudnya bisa diaplikasikan pada pembatasan jam kerja.